Ilmu adalah
tameng atau benteng dari segala keburukan. Sedangkan sumber dari segala
keburukan adalah syahwat dan fitnah yang diikuti. Seorang yang berilmu laksana
seorang prajurit yang telah membekali dirinya dengan tameng dan baju besi. Sebaliknya,
orang yang enggan menuntut ilmu laksana seorang prajurit yang meninggalkan
tameng dan baju besi di medan perang.
Orang yang
berilmu tidak akan silau dengan gemerlap dunia dan segala yang ditawarkannya. Hatinya
bersih dari ketamakan dan motivasi duniawi yang berlebihan.
Hal ini
sebagaimana respon orang-orang yang beriman ketika sebagian orang yang tidak
memiliki ilmu merasa kagum dengan kekayaan Qarun dan berharap memiliki harta
seperti yang dimiliki Qarun.
Berkatalah
orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala
Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan
tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.”
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ
قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ
قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
(٧٩) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ
لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ
Maka
keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan
kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti
apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar.”
Tetapi
orang-orang yang dianugerahi ilmuberkata "Celakalah kamu! Ketahuilah,
pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan
(pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.” [QS
Al-Qashshash; 79-80]
Di dalam
kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Qarun pada suatu hari keluar
memamerkan dirinya kepada kaumnya dengan membawa segala kemegahan dan perhiasan
yang dia miliki, termasuk iringan kendaraan, juga pakaiannya yang gemerlapan
serta pelayan dan para pembantu terdekatnya.
Maka orang yang silau dengan kekayaannya berharap memperoleh seperti
yang dimiliki Qarun.
Maka
orang-orang yang berilmu dan beriman mengingatkan tentang negeri akhirat yang
lebih baik dengan apa yang mereka lihat di hadapan mereka saat itu.
Dari kisah
Qarun tersebut, kita bisa mengambil pelajaran dengan apa yang terjadi saat ini.
Begitu banyak kasus korupsi, suap menyuap dan menilepan, karena mereka memiliki
harta tetapi tidak membentengi diri mereka dengan ilmu.
Ilmu juga
menyelamatkan kita dari berbagai macam fitnah yang menyebar berupa
ajaran-ajaran yang menyimpang, kesyirikan, kebid’ahan dan penyimpangan lainnya
yang bertentangan dari Syariat. Karena dengan ilmu kita mengetahui mana yang
sesuai dengan al-Quran dan Sunnah mana yang tidak.
Ilmu juga
menjadi benteng dari berbagai macam hal yang meragukan. Karena seorang yang
berilmu tidak akan terjerumus ke dalam wilayah abu-abu. Yakni wilayah yang
tidak ada kejelasan antara kehalalan atau heramannya. Seorang penuntut ilmu
adalah orang yang menjaga kehormatan
dirinya.
Dengan ilmu
pula bisa membantah dan mematahkan berbagai macam argument-argumen menyesatkan
yang menggiring manusia kepada kesesatan.
No comments:
Post a Comment