Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Friday, September 11, 2020

    Hanya Karena Aku Muslim, Mereka Memotong Tanganku dengan Gergaji Mesin



    Hanya Karena Aku Muslim, Mereka Memotong Tanganku dengan Gergaji Mesin [Islamophobia di India masih terus berlangsung]

    Inilah Akhlaq (28), seorang pemuda india yang bernasib naas karena harus kehilangan tangan kanannya sebatas siku. Ironisnya, dia kehilangan tangan kanannya bukan karena kecelakaan, tapi karena sengaja dipotong oleh ekstrimis Hindu.

    Pada tanggal 23 Agustus, karena tidak dapat menemukan pekerjaan yang layak di kampung halamannya, Akhlaq yang berprofesi sebagai tukang cukur, meninggalkan rumahnya di Nanauta, 23 kilometer dari Saharanpur ke Panipat, Haryana.

    “Kami tidak punya pekerjaan karena lockdown. Kondisi keuangan kami menjadi semakin buruk, ”kata Ikram, saudara laki-laki Akhlaq kepada TwoCircles.net.

    Menurut Ikram, saat Akhlaq sampai di Panipat, dia duduk beristirahat selama beberapa menit di daerah Kishanpura. “Dua orang datang dan menanyakan namanya. Begitu mendengar namanya, mereka mulai memukulinya. Setelah itu Akhlaq ditinggal di jalan dalam kondisi luka-luka dan tak sadarkan diri, ”kata Ikram.

    “Ketika siuman, Akhlaq merasa haus dan dia mengetuk pintu rumah yang tak jauh dari dimana dirinya tergeletak. Namun yang mengejutkannya, orang-orang di rumah itu menyeretnya masuk dan mulai memukulinya dengan tongkat kayu. Dia menyadari bahwa mereka adalah orang yang sama yang memukulinya beberapa menit sebelumnya, ”tambah Ikram.

    "Ada empat pria dan dua wanita di rumah itu," kata Akhlaq kepada saudara laki-lakinya, Ikram.

    “Saat mereka melihat 786 tertulis di tangan Akhlaq, mereka mengatakan kepadanya bahwa kami tidak akan membiarkan ini ditulis di tangan Anda dan mereka memotong tangan kanannya dengan gergaji mesin (mesin yang digunakan untuk memotong balok kayu yang berat),” kata Ikram.
    "Dia dipukuli dengan sangat parah sehingga dia mengalami luka di setiap bagian tubuhnya," tambahnya.

    Ikram mengatakan kakaknya membuat tato nomor 786 ketika dia baru berusia 15 tahun. "Kami percaya pada 786. Kami percaya pada Allah," tambahnya. (Ini adalah takhayul dan bid’ah yang berkembang di masyarakat muslim Asia selatan yang tentunya menyalahi aqidah muslim .red)
    Sekitar jam 5 pagi, Akhlaq kembali sadar ketika dia menemukan dirinya terbaring di stasiun kereta api.

    Ikram mengaku baru mengetahui kejadian itu saat ada orang tak dikenal yang meneleponnya dari Panipat. “Akhlaq dibawa ke stasiun kereta api dan dilempar ke rel kereta api untuk menggambarkan seolah-olah dia terluka dalam kecelakaan kereta api,” katanya.

    Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Panipat. Saat Ikram tiba di RS, S.I Balvaan, Polsek GRP sudah hadir.

    Ikram mengatakan bahwa polisi memberitahunya itu kasus kecelakaan. “Tapi melihat luka-lukanya, saya menunggu dia stabil dan menanyakan langsung kepada saudara saya,” kata Ikram.

    “Polisi sepertinya sudah memutuskan untuk menutup kasus tersebut dengan menyebutnya sebagai kecelakaan,” kata Ikram.

    Akhlaq memberi tahu saudaranya tentang lokasi di mana dia dipukuli dan menggambarkan rumahnya. Dengan maksud untuk mengetahui tentang orang-orang yang telah memukuli saudaranya dengan kejam, Ikram pergi ke tempat itu dan bertanya dan dia mengetahui bahwa penyerangnya berasal dari komunitas Saini.

    Ikram menginginkan keadilan bagi saudaranya dan khawatir karena tidak ada yang ditangkap hingga saat ini. Saat dihubungi untuk dimintai komentar, S.I Balvaan mengatakan kepada TwoCircles.net bahwa kasus tersebut telah dipindahkan ke kantor polisi Chandi Bagh dan mereka akan menyelidikinya lebih lanjut.

    https://twocircles.net/2020sep10/438959.html

    No comments:

    Post a Comment