Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Monday, March 19, 2018

    Perkataan “Saya Tidak Tahu” adalah Setengah dari Ilmu

    Di antara adab yang diajarkan oleh syariat kepada kita ketika ditanya tentang suatu perkara yang kita tidak mengetahuinya adalah mengucapkan jawaban “Allahu A’lam” (Allah lebih mengetahuinya) ataupun dengan jawaban “Laa Adri (saya tidak tahu)”. Janganlah seseorang itu mencoba-coba untuk menjawab dan menjelaskan tentang perkara yang tidak diketahuinya. Janganlah pula dia merasa enggan dan malu untuk mengakui bahwasanya dia tidak mengetahui jawaban atas perkara yang ditanyakan dengan mengatakan “saya tidak tahu”.

    Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

    وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
    “Janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.” [QS Al Isra`: 36]


    Di dalam ayat lain:

    فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
    “Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang membuat-buat kedustaan terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” [QS Al An’am: 144]

    Di dalam ayat yang lain:

    وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
    “Mereka tidaklah mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka itu tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan, sedangkan persangkaan itu sesungguhnya tiada berfaidah sedikitpun terhadap kebenaran.” [QS An Najm: 28]

    Penggunaan kalimat “Allahu A’lam” pun adalah merupakan kebiasaan yang diucapkan oleh para sahabat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم . Hal ini sangatlah banyak disebutkan di dalam kitab-kitab hadits yang disusun oleh para ulama ahli hadits.

    Janganlah dikira bahwasanya orang yang mengatakan tidak tahu itu adalah suatu kehinaan, bahkan sebaliknya ia adalah suatu kemuliaan baginya karena dia telah berkata jujur dan bersikap wara’ (berhati-hati) terutama terhadap yang berkaitan dengan masalah-masalah agama.

    Ingatlah makhluk mulia yang ada di langit, yaitu para malaikat, ketika Allah memerintahkan untuk menyebutkan nama-nama, sedangkan mereka (para malaikat) tidak mengetahuinya, mereka tidak malu untuk mengucapkan “Maha Suci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah: 32)

    Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang empat puluh masalah agama oleh seseorang yang datang dari daerah yang jauh. Beliau hanya menjawab empat pertanyaan saja, sedangkan sisanya beliau hanya menjawab dengan ucapan “saya tidak tahu”. Si penanya pun menjadi kesal dan berkata: “Saya telah jauh-jauh datang kepada anda untuk menanyakan berbagai permasalahan, lalu anda hanya menjawab dengan “saya tidak tahu”? Imam Malik berkomentar: “Naikilah kendaraanmu dan kembalilah ke negeri asalmu, lalu sampaikanlah kepada orang-orang bahwa engkau telah bertanya kepada Malik namun dia hanya menjawab “saya tidak tahu”.

    Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah berkata di dalam kitab I’anatul Mustafid (1/44): “Ini adalah permasalahan yang sangat penting dan wajib atas diri kita untuk berhati-hati padanya. Seseorang tidaklah boleh untuk tergesa-gesa menjawab suatu permasalahan kecuali apabila dia benar-benar mengetahuinya dengan baik. Jika tidak demikian, maka hendaknya dia berhenti pada batas keselamatan dan tidak masuk kepada gelombang lautan padahal dia tidak pandai berenang.”

    Sumber tulisan https://papankecil.wordpress.com/2014/09/16/perkataan-saya-tidak-tahu-adalah-setengah-dari-ilmu/

    No comments:

    Post a Comment