Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Wednesday, August 9, 2017

    Pahala Akan Terus Mengalir Untuk Penebar Ilmu

    Salah satu keutamaan ilmu adalah pahalanya yang terus mengalir kepada pemiliknya jika dia disebarkan dan diajarkan. Kenapa bisa begitu? Karena jika orang lain beramal dengan sebab ilmu yang dia dapatkan darinya, maka pahala itu mengalir kepada si pengajar. Setiap kali seseorang shalat, membaca al-quran, sedekah dan amalan lainnya, maka  pahala juga mengalir kepada si pengajarnya.

    Maksud ilmu di sini adalah ilmu yang mengajarkan tentang hakikat tauhid, ilmu syariat yang menuntut orang-orang dalam beramal shalih dan mengerjakan kebaikan.

    Tapi bisa saja ilmu selain ilmu syar’I juga memberi pahala yang sama, yakni memberi pahala yang berlimpah karena bermanfaat terhadap kaum muslimin. Misalnya seseorang menemukan penemuan teknologi yang bisa menunjang kemaslahatan kaum muslimin, apalagi kemaslahatan tersebut menyangkut hajat orang banyak, maka pahalanya akan terus mengalir. Seandainya penemu lampu adalah seorang beriman, maka tentu dia mendapat pahala yang melimpah karena banyaknya para penuntut ilmu, dan kaum muslimin yang mengerjakan kebajikan lainnya menggunakan cahaya penarang.

    Ketika salah seorang dari para Ulama meninggal dunia, maka ilmunya akan tetap abadi terwariskan di tengah masyarakat, buku karya dan perkataannya akan senantiasa beredar. Masyarakat bisa memanfaatkan dan mengambil faidah dari buah karya mereka. Dengan sebab ini juga pahala akan terus mengalir, meski mereka sudah berada dalam kuburan.
    Dahulu banyak orang mengatakan, “Seorang yang berilmu meninggal dunia sementara kitabnya masih ada.” Namun sekarang, suaranya punterekam dalam pita-pita kaset atau kepingan CD yang berisi pelajaran dan ceramah yang berharga.

    Orang yang berpartisipasi dalam mencetak buku-buku yang bermanfaat, dan menyebarkan buku-buku karya para Ulama yang sarat dengan faedah serta membagikan kaset-kaset ilmiyyah maka dia juga mendapatkan pahala yang besar dari sisi Allâh Azza wa Jalla.

    Mengajarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat kepada anak juga mengalirkan kebaikan bagi orang tua. Setiap kali anaknya beramal shalih, maka otomatis pahala juga mengalir untuk orang tuanya.

    Hal ini senada dengan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yang berbunyi

    إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

    Sesungguhnya diantara amal dan kebaikannya yang akan menyertai seorang Mukmin setelah meninggalnya adalah ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskannya, masjid yang dibangun, rumah persinggahan yang dibangun bagi orang yang sedang menempuh perjalanan, sungai yang dialirkannya, sedekah yang dia keluarkan dari hartanya saat masih sehat dan hidup akan menyertainya sampai meninggalnya 

    Juga hadits yang sangat populer yaitu hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu  Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
    Apabila seseorang sudah meninggal maka seluruh amalannya terputus kecuali dari tiga perkara yaitudari sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang mendo’akannya. [HR Muslim]

    Oleh karena itu, hendaknya kita selalu bersemangat dalam menuntut ilmu dan mengajarkannya atau mendakwahkannya kepada orang lain yang belum mengetahui hakikat kebenaran.


    No comments:

    Post a Comment