+Felix Siauw
Beberapa hari ini saya sering menyaksikan di media sosial, orang-orang yang terlalu cepat menyimpulkan padahal belum punya pengetahuan memadai tentang sesuatu
Baru baca judul sudah komen, belum selesai baca sudah berlagak paham, belum memahami sudah mengkhakimi, belum ricek sudah mengamuk lebih dulu, fenomena sok tahu
Begitulah mengapa banyak berita hoax bisa berseliweran di negeri kita, sebab kebanyakan orang terlalu malas meneliti, mengecek kebenaran, menandai sumber referensi
Padahal di dalam Islam, tiap hal harus ada argumennya. Beragama harus ada argumen, berlisan harus jelas pijakan, beramal mesti ada ilmunya, diam pun bagian dari ilmu
Karenanya, lebih baik menanyakan yang belum jelas daripada menyatakan yang salah, tabayun, ricek, periksa, semua itu bagian dari kehati-hatian dalam agama kita
Yang repot lagi, sudah sok tahu, lalu salah, dan tetap ngotot dalam kesalahannya, dan tidak mau dikoreksi. Memang sudah sepaket sepertinya sok tahu dan sok benar
Padahal tidak ada salahnya mendengar sampai habis bahasannya, membaca hingga tuntas tulisannya, pemahaman kita akan lebih utuh, merespons pun akan lebih terdidik
Tapi tentu saja kebanyakan kita naluri menjawabnya sangat tinggi, ketika di media sosial, sayang di dunia nyata bila tanya jawab agak kurang responsnya, malah banyak yang diam
Bagi saya, bila seseorang diam malah lebih berbahaya, sebab kita tak tahu isi kepalanya, tapi bila seseorang merespons, maka kita bisa membaca, siapa dia dan apa yang dia punya
Hati-hati dalam merespons sesuatu dear, sebab itu artinya engkau memberitahu semua orang tentang nilai dirimu. Biasakan meneliti sebelum merespons, jadilah berilmu, bukan sok tahu
Padahal engkau tahu dirimu tidak tahu walau suka makan tahu, dan bila engkau nekat sok tahu, tahu-tahu tanpa engkau ketahui engkau sudah ketahuan tidak berilmu #ApaSih 😂😂😂
No comments:
Post a Comment