Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Wednesday, March 8, 2017

    Jabal Magnet, Misteri Gunung Bermagnet di Madinah

    Bagi jamaah haji dan umrah Indonesia, nama Jabal Magnet amat populer. Jabal Magnet terletak sekitar 60 kilometer dari Kota Madinah.

    Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari kota Madinah dipenuhi pamandangan perkebunan kurma dan hamparan bukit bebatuan.

    Keajaiban Jabal Magnet

    Keanehan terjadi di Jabal Magnet saat mobil atau kendaraan-kendaraan yang melewati area ini dapat berjalan sendiri bahkan mendaki tanjakan.

    Keanehan menjadi nyata disaat kenderaan yang melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini, kecepatannya perlahan-lahan turun menjadi 5 kilo meter per jam, dan bahkan jarum penunjuk kompas juga tidak berfungsi sama sekali di lokasi ini. Arah utara-selatan menjadi kacau. dan bahkan data di telepon seluler bisa hilang di lokasi itu.

    Arab Badui Madinah Penemu Jabal Magnet

    Jabal Magnet oleh penduduk Saudi disebut dengan  Manthiqa Baidha yaitu perkampungan putih. Gunung magnet ini awalnya tanpa sengaja ditemukan oleh seorang suku Arab badui. Saat itu seorang Arab Baduy menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan.

    Saat arab badui ini sedang buang air, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. Ia berusaha mengejar, tapi tidak berhasil. Mobilnya akhirnya berhenti setelah terberam ke tumpukan pasir di samping jalan.

    Penjelasan Ilmiah Fenomena Jabal Magnet

    Dilansir dari  faktailmiah.com., fisikawan Brock Weiss dari Universitas Negara Bagian Pennsylvania mengatakan “Kuncinya adalah lereng yang bentuknya sedemikian hingga memunculkan efek seolah anda menaiki tanjakan.”

    Pengukuran GPS yang dilakukan Weiss dan ilmuan lainnya menunjukkan kalau elevasi daerah dasar tanjakan, sesungguhnya lebih tinggi dari elevasi daerah puncak tanjakan. Jalannya sesungguhnya menurun!

    Pikiran manusia seringkali menipu, dan inilah mengapa kita tidak dapat semata bertopang pada kesaksian, walaupun jujur. Kita memerlukan alat ukur yang lebih canggih dan obyektif. Dalam kasus jabal magnet dan ratusan gunung sejenis di penjuru dunia, bukan Hukum Gravitasi Newton yang salah, tapi pikiran kita sendiri yang tertipu.

    Pengujiannya sederhana sekali, hanya pengukuran GPS di titik dasar dan puncak tanjakan. Anda bisa mencoba sendiri bila anda memiliki GPS. Hal ini mengapa SGS (Saudi Geological Survey) tidak pernah heboh mengenai adanya Jabal Magnet.

    Beberapa orang berusaha mengambil penjelasan ilmiah dalam bentuk pengaruh lava berusia ratusan juta tahun. Walau begitu, hal ini jelas salah karena fenomena jabal magnet terjadi di daerah lain yang bukan gunung berapi.

    Mata manusia dan otak dapat dengan mudah dibohongi sehingga berpikir kalau hukum fisika dapat berubah, namun yang ada hanyalah penyimpangan sudut pandang dan sudut yang ganjil. Apa yang dimiliki oleh semua lokasi gravitasi terbalik ini adalah cakrawala yang sepenuhnya atau sebagian besar terhalangi. Akibatnya, sulit bagi mata manusia untuk menilai kemiringan sebuah permukaan.

    Tidak adanya titik referensi yang handal, diperkuat ilusinya oleh indera keseimbangan tubuh, khususnya bila kemiringan lereng ini kecil. Akibat lain dari tidak adanya referensi adalah benda yang secara normal dianggap tegak lurus tanah (seperti pepohonan) dikira memang tegak lurus, padahal ia berbaring. Ilusi ini serupa dengan ilusi kamar Ames, dimana bola dapat terlihat bergulir melawan gravitasi.

    Sumber : duniatimteng.com

    No comments:

    Post a Comment