Sahabat hijrah yang
berbahagia, semua orang pasti mengharapkan agar dapat selamat dari siksa api
neraka. Dan salah satu sebab yang bisa menyelamatkan kita dari neraka, selain
amal sholih dan keimanan adalah teman. Teman? Ya teman, karena Allah
Subhanallahu Ta’ala menyatakan bahwa sahabat yang Shalih dapat memberi syafaat
dan menyelamatkan sahabatnya di hari kiamat nanti.
Nggak percaya? Nih dalilnya. Di dalam quran surat az-Zukhruf
ayat 67 Allah subhanahu wata'ala berfirman,
الْأَخِلَّاءُ
يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh
bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”
Kemudian juga disebutkan di dalam quran surat al-Furqon ayat
28 dan ayat 29,
يَا
وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan
sifulan itu teman akrabku.
لَقَدْ
أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ
خَذُولًا
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika
Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong
manusia.
Selain itu sahabat hijrah, di dalam kitab az-Zuhud Ibnul
mubarok menyebutkan sebuah hadits yang artinya,
“Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu
mereka tidak menemukan Sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu
di dunia. Mereka bertanya tentang Sahabat mereka kepada Allah:
“Yaa Rabb… Kami tidak melihat Sahabat-sahabat kami yang
sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama
kami?”
Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Pergilah ke
neraka, lalu keluarkan Sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun
hanya sebesar zarrah.”
Senada dengan hadits tersebut, Al-Hasan Al-Bashri berkata,
“Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki Syafa’at pada
hari kiamat”.
Bahkan sahabat hijrah, Ibnu Jauzi pernah berpesan kepada
sahabat-sahabatnya sambil menangis. Ia berkata, “Jika kalian tidak menemukan
aku nanti di surga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada Allah tentang
diriku, “Wahai Rabb Kami… Hamba-Mu Ibnu Jauzi, sewaktu di dunia selalu
mengingatkan kami tentang engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di
Surga-Mu”.
Nah sahabat hijrah, dengan mengetahui pentingnya masalah ini,
hendaknya kita juga harus selektif dalam memilih teman. Mungkin ada yang bilang
bahwa kita nggak boleh pilih-pilih teman. Memang benar, kita nggak boleh
pilih-pilih teman jika teman yang kita pilih berdasar standar duniawi. Misalkan
hanya pengen berteman dengan orang kaya, orang tenar supaya numpang tenar atau
berbagai kriteria lainnya. Tapi kalau masalah agama, maka kita wajib selektif
dalam memilih teman.
Nah sahabat hijrah, tentunya sahabat bertanya-tanya, seperti
apa sih kriteria sahabat yang baik itu? Tentunya mudah banget untuk mengukur
baik atau buruknya sosok yang ingin kita jadikan sahabat. Sahabat yang baik
adalah sahabat yang beriman dan bertakwa. Sehinga dengan iman dan takwanya bisa
memberi pengaruh terhadap pribadi kita.
Sahabat hijrah, sahabat yang baik
adalah sahabat yang dengan kehadirannya bisa membuat kita ingat kepada Allah. Bahkan
sekedar melihatnya saja kita jadi ingat kepada Allah. Selain itu, sahabat itu
selalu berusaha mengajak kita kepada kebaikan. Dia akan mengingatkan kita
ketika kita salah dan tidak pernah mengatakan ya dan mendukung apa yang kita
lakukan jika itu bertentangan dengan kebenaran.
Kan ada tuh sob, yang mengaku
sahabat sejati, kemudian mendukung semua langkah sahabatnya dengan alasan
sahabat. Dia akan menutupi kejahatan dan kecurangan temannya, dengan alasan
melindungi dan sebagainya. Padahal, justru itu bukan sahabat. Sahabat seperti
itu justru menjerumuskan kita pada kesesatan. Membuat kita terlena dalam
kesalahan karena dukungannya.
Oleh karena itu, sahabat yang
baik akan marah ketika kita bermaksiat kepada Allah. Ya, marah mereka karena
Allah Subhanahu wata'ala. Karena sudah sepantasnya seorang sahabat marah ketika
melihat temannya berbuat salah. Dia tidak ingin mereka berpisah di akhirat
karena perbedaan tempat, surga dan neraka. Dia tidak ingin masuk surga
sendirian, jadi dia ingin kita ikut ke surga bersamanya.
Selain itu sahabat hijrah,
sahabat yang baik adalah sahabat yang selalu mendoakan kebaikan untuk kita. Selalu mendukung kita dalam kebaikan
dan menemani kita dalam menempuhnya.
Sahabat hijrah, di dunia ini ada dua macam teman. Yakni teman
dunia dan teman akhirat. Teman dunia hanya mendekati kita karena dunia. Mereka mendekati
karena kekayaan, popularitas dan jabatan. Ketika dunia, popularitas dan jabatan
lenyap, maka bisa jadi mereka segera pergi.
Sahabat hijrah, ketika kita
berteman dengan orang sholih, maka kita akan bersamanya di surga. Tentunya karena
kita mengikuti jejak kebaikannya. Hal ini sejalan dengan kisah yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, bahwa suatu ketika ada seorang
badui bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kapan kiamat terjadi?”
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam balik bertanya, “Apa
yang telah kau persiapkan untuknya?”
Maka lelaki badui itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak
menyiapkan puasa yang banyak, tidak juga sedekah. Hanya saja, aku mencintai
Allah dan Rasul-Nya.”
Beliau bersabda, “Engkau bersama yang kaucintai.”
Selain itu, orang yang saling mencintai dan berteman karena
Allah, kelak mereka akan mendapatkan posisi yang mulia dari Allah subhanahu
wata'ala.
Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam riwayat yang
diriwayatkan Imam Tirmidzi bahwa di akhirat pun mereka akan mendapatkan
kedudukan istimewa, bahkan para nabi dan syuhada pun merasa iri terhadap orang
yang membina persahabatan karena Allah.
Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Di sekitar Arsy-Nya ada
menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari
cahaya, wajah-wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada,
hingga para nabi dan syuhada pun iri kepada mereka." Ketika para sahabat
bertanya, Rasulullah menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai
karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling berkunjung karena
Allah'."
No comments:
Post a Comment