Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Tuesday, July 24, 2018

    Sahabat Dunia Akhirat



    Sahabat hijrah yang berbahagia, semua orang pasti mengharapkan agar dapat selamat dari siksa api neraka. Dan salah satu sebab yang bisa menyelamatkan kita dari neraka, selain amal sholih dan keimanan adalah teman. Teman? Ya teman, karena Allah Subhanallahu Ta’ala menyatakan bahwa sahabat yang Shalih dapat memberi syafaat dan menyelamatkan sahabatnya di hari kiamat nanti.

    Nggak percaya? Nih dalilnya. Di dalam quran surat az-Zukhruf ayat 67 Allah subhanahu wata'ala berfirman,

    الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
    Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”

    Kemudian juga disebutkan di dalam quran surat al-Furqon ayat 28 dan ayat 29,

    يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
    Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan sifulan itu teman akrabku.
    لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
    Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.

    Selain itu sahabat hijrah, di dalam kitab az-Zuhud Ibnul mubarok menyebutkan sebuah hadits yang artinya,

    “Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan Sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia. Mereka bertanya tentang Sahabat mereka kepada Allah:

    “Yaa Rabb… Kami tidak melihat Sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami?”

    Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Pergilah ke neraka, lalu keluarkan Sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar zarrah.”

    Senada dengan hadits tersebut, Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki Syafa’at pada hari kiamat”.

    Bahkan sahabat hijrah, Ibnu Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis. Ia berkata, “Jika kalian tidak menemukan aku nanti di surga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada Allah tentang diriku, “Wahai Rabb Kami… Hamba-Mu Ibnu Jauzi, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu”.

    Nah sahabat hijrah, dengan mengetahui pentingnya masalah ini, hendaknya kita juga harus selektif dalam memilih teman. Mungkin ada yang bilang bahwa kita nggak boleh pilih-pilih teman. Memang benar, kita nggak boleh pilih-pilih teman jika teman yang kita pilih berdasar standar duniawi. Misalkan hanya pengen berteman dengan orang kaya, orang tenar supaya numpang tenar atau berbagai kriteria lainnya. Tapi kalau masalah agama, maka kita wajib selektif dalam memilih teman.
    Nah sahabat hijrah, tentunya sahabat bertanya-tanya, seperti apa sih kriteria sahabat yang baik itu? Tentunya mudah banget untuk mengukur baik atau buruknya sosok yang ingin kita jadikan sahabat. Sahabat yang baik adalah sahabat yang beriman dan bertakwa. Sehinga dengan iman dan takwanya bisa memberi pengaruh terhadap pribadi kita.

    Sahabat hijrah, sahabat yang baik adalah sahabat yang dengan kehadirannya bisa membuat kita ingat kepada Allah. Bahkan sekedar melihatnya saja kita jadi ingat kepada Allah. Selain itu, sahabat itu selalu berusaha mengajak kita kepada kebaikan. Dia akan mengingatkan kita ketika kita salah dan tidak pernah mengatakan ya dan mendukung apa yang kita lakukan jika itu bertentangan dengan kebenaran.

    Kan ada tuh sob, yang mengaku sahabat sejati, kemudian mendukung semua langkah sahabatnya dengan alasan sahabat. Dia akan menutupi kejahatan dan kecurangan temannya, dengan alasan melindungi dan sebagainya. Padahal, justru itu bukan sahabat. Sahabat seperti itu justru menjerumuskan kita pada kesesatan. Membuat kita terlena dalam kesalahan karena dukungannya.

    Oleh karena itu, sahabat yang baik akan marah ketika kita bermaksiat kepada Allah. Ya, marah mereka karena Allah Subhanahu wata'ala. Karena sudah sepantasnya seorang sahabat marah ketika melihat temannya berbuat salah. Dia tidak ingin mereka berpisah di akhirat karena perbedaan tempat, surga dan neraka. Dia tidak ingin masuk surga sendirian, jadi dia ingin kita ikut ke surga bersamanya.
    Selain itu sahabat hijrah, sahabat yang baik adalah sahabat yang selalu mendoakan kebaikan untuk kita. Selalu mendukung kita dalam kebaikan dan menemani kita dalam menempuhnya.

    Sahabat hijrah, di dunia ini ada dua macam teman. Yakni teman dunia dan teman akhirat. Teman dunia hanya mendekati kita karena dunia. Mereka mendekati karena kekayaan, popularitas dan jabatan. Ketika dunia, popularitas dan jabatan lenyap, maka bisa jadi mereka segera pergi.

    Sahabat hijrah, ketika kita berteman dengan orang sholih, maka kita akan bersamanya di surga. Tentunya karena kita mengikuti jejak kebaikannya. Hal ini sejalan dengan kisah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, bahwa suatu ketika ada seorang badui bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kapan kiamat terjadi?”

    Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam balik bertanya, “Apa yang telah kau persiapkan untuknya?”

    Maka lelaki badui itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak menyiapkan puasa yang banyak, tidak juga sedekah. Hanya saja, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

    Beliau bersabda, “Engkau bersama yang kaucintai.”

    Selain itu, orang yang saling mencintai dan berteman karena Allah, kelak mereka akan mendapatkan posisi yang mulia dari Allah subhanahu wata'ala.

    Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam riwayat yang diriwayatkan Imam Tirmidzi bahwa di akhirat pun mereka akan mendapatkan kedudukan istimewa, bahkan para nabi dan syuhada pun merasa iri terhadap orang yang membina persahabatan karena Allah.

    Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam  bersabda, "Di sekitar Arsy-Nya ada menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya, wajah-wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada, hingga para nabi dan syuhada pun iri kepada mereka." Ketika para sahabat bertanya, Rasulullah menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling berkunjung karena Allah'."

    No comments:

    Post a Comment