Di sebuah kantor yang menjunjung tinggi tradisi islami, mulai dari busana yang dikenakan, tutur kata ketika bekerja dan cara mereka memuliakan para pendatang sangat mecolok dan seketika bisa dinilai bahwa ini kantor islami. Tapi sayangnya ada satu kebiasaan yang tidak jarang disaksikan, para pekerja masih asyik ngobrol dan berjalan kesana-kemari saat kumandang adzan sudah dilantunkan. Akhirnya shalatnya pun terlambat bahkan sampai mendirikan jamaah kedua.
Pemandangan diatas masih sering dan bahkan memang sudah menjadi kebiasaan bagi beberapa orang. Nah, oleh karena itu ada banyak kesalahan yang dilakukan orang masbuk ketika hendak ikut shalat bersama imam. 4 diantaranya adalah,
Tergesa-gesa mengikuti ruku’ maupun tasyahud
Karena ingin segera gabung dengan jamaah, ada saja orang yang lari tanpa memperhatikan ketenangan, nafas pun masih ngos-ngosan karena ingin ruku’ dengan Imam dan mendapatkan satu rekaat bersamanya. Padahal Nabi bersabda,
“Jika kalian mendatangi shalat maka berjalanlah dengan tenang. Rekaat yang kalian jumpai lakukanlah dan yang tertingga sempurnakanlah.” (Muttafaq ‘alaih)
Karena khawatir ketinggalan shalat jamaah Ia bersegera dan shalat dalam keadaan menahan buang hajat dan menahan makan.
Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda,
لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُهُ الأَخْبَثَانِ
“Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan akhbatsan (kencing atau buang air besar).” (HR. Muslim)
Sahabat Ibnu Umar pernah melanjutkan makan malamnya padahal shalat sudah dimulai dan beliau mendengar bacaan imam, dan beliau adalah orang yang sangat kuat berpegang pada sunnah Nabi.
Karena ketika orang menahan kencing atau buang air besar kemudia tidak segera dilaksanakan selain mengganggu konsentrasi shalat juga berbahaya bagi kesehatan sebagaimana penelitian dunia medis. Bisa berakibat fatal pada saluran kencing dan kandung kemih. Adapun hikmah untuk mendahulukan makan adalah agar ketika shalat pikirannya bisa fokus dan totalitas tidak memikirkan tentang makanannya tadi.
Tidak menyempurnakan wudhu karena tergesa-gesa dan berlebihan dalam air
Rasulullah dalam sabdanya mengecam keras pada orang yang berwudhu namun tumit atau bagian lainnya tidak terkena basuhan air wudhu, “Celakalah tumit-tumit yang tersentuh api neraka.” (Muttafaq ‘alaih)
Adapaun berlebihan dalam segala hal dilarang dalam syariat. Allah berfirman dalam surat al-A’raf ayat: 31, “Dan janganlah kamu bersikap berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Membuat shaf baru padahal shaf yang didepannya belum penuh
Salah satu hal yang ditekankan Nabi dalam shalat adalah menyempurnakan shaf dengan memenuhi shaf yang depan kemudian baru shaf yang berikutnya. Tidak boleh membuat shaf kedua atau ketiga dan setersunya selama shaf pertama dan yang lebih depan belum sempurna.
Nabi memperingatkan dengan keras orang-orang yang berdiri di shaf belakang padahal shaf yang depan belum sempurna (penuh).
“Majulah, mendekat dan sempurnakan shaf yang terdekat denganku. Biarkan yang datang kemudian menyempurnakan yang belakang. Tidaklah suatu kaum terbiasa memperlambat diri untuk shalat, melainkan Allah akan mengakhirkan mereka.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi berkata, termasuk menyempurnakan shaf adalah tidak membuat shaf kedua kecuali shaf pertama sudah penuh, tidak membuat shaf baru kecuali shaf sebelumnya sudah penuh.
Demikian beberapa kesalahan yang sering terjadi dikalangan para masbuqin. Bukan bermaksud untuk menjaga tradisi masbuq, akan tetapi kalau terpaksa masbuq setidaknya kita masih mendapat pahala karena menjaga etika dan menghindari beberapa kesalahan yang akan mengurangi nilai pahala shalat kita. Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment