Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Sunday, July 30, 2017

    Ternyata Ada, Yahudi yang Melawan Zionisme Israel


    Menurut nahrain.net sebagaimana Republika lansir pada 10 Oktober 2012 bahwa Kerajaan Arab Saudi menghapus Israel dari daftar negara-negara musuh. Kini pusat perhatian pun berpindah ke Iran. Bagi Riyadh, Teheran-lah musuh utama bukan Tel Aviv. Padahal Yahudi sendiri melawan Zionisme!

    “Zionisme adalah ajaran yang mengkhianati Yudaisme! Zionisme adalah kepercayaan setan! Zionisme yang berangkat dari Talmud merupakan pengkhianatan terhadap nilai-nilai Yudaisme yang bersandar pada Taurat Musa”. Begitulah teriakan lantang dari seorang rabbi—guru agama Yahudi. Rabbi Yisroel Dovid Weiss merupakan nama lengkap rabbi tersebut. Kedua orangtuanya merupakan korban kekejaman Nazi di Auschwitz, Polandia. Dia merupakan Juru Bicara dari Neturei Karta International—sebuah lembaga Yahudi yang menentang habis-habisan Zionisme. Jargon lembaga tersebut adalah “Jews against Zionism!”.

    Bersama keluarganya dan rekan sejawat kemanusiaan lainnya dari New York, dia menentang Zionisme dan mendukung pembebasan Palestina. Hal ini alih-alih merupakan anomali dari gelombang anti-Semitisme. Bila sekelompok non-Yahudi atau ghoyim atau gentiles meneriakkan Yahudi kepada orang Yahudi, tanpa maksud merendahkan sekalipun, maka sontak tuduhan balik anti-Semitisme segera mengemuka. Lebih-lebih bila hal tersebut memang benar-benar merendahkan, sudahlah pasti segala daya upaya Yahudi kerahkan untuk mempersulit kehidupan pihak-pihak yang berseberangan. Satu musuh dalam selimut bagi kalangan Zionisme telah menggunting dalam lipatan. Ternyata apa yang Theodore Hertzl dengungkan, tak semua Yahudi menyambutnya.

    Neturei Karta berasal dari bahasa Aramaik. Artinya adalah ‘penjaga kota’. Sudah selama tujuhpuluh empat tahun berdiri menantang pendirian Negara Israel. Kelompok ini merupakan kelompok Yahudi ortodoks. Secara berkala mereka berdoa di Sinagog Neturei Karta di Torah Ve’Yivah Yerusalem, Torah U’Tefilah di London, Beis Yahudi Upstate di New York. Mereka mempelajari Taurat, bukan Talmud.

    Salah satu kiprah mengemuka yang cukup menyita perhatian dunia terjadi pada 27 September 2007. George W. Bush menggagas pertemuan antara Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Itulah Konferensi Annapolis. Pertemuan penuh rekayasa tersebut akhirnya berlangsung di tengah-tengah hujatan. Tanpa terkecuali, hujatan datang dari Neturei Karta International. Sikap lembaga tersebut dituangkan dalam Proposal Yahudi untuk Perdamaian Abadi. Berikut kutipannya:


    Kami bersimpati kepada semua upaya yang dilakukan untuk mengurangi, meskipun kecil, penderitaan bangsa Palestina, dan juga bangsa Yahudi …. Namun, masalah sesungguhnya lebih dalam daripada hal yang disadari …. Jalan itu terletak dalam penerimaan ajaran-ajaran Taurat bagi Yahudi dan keadilan yang sejati …. Bangsa Yahudi berada dalam kondisi di pengasingan atas perintah Ilahi, sejak penghancuran Kuil Yahudi, sekitar 2000 tahun lalu. Jelas, kita dilarang untuk: 1) berusaha meninggalkan pengasingan, untuk mendirikan negara sendiri; 2) imigrasi secara massal ke Tanah Suci, Yerusalem; 3) menindas bangsa lain

    Selama berabad-abad, semua orang Yahudi percaya bahwa akhir masa pengasingan Yahudi akan datang lewat metode dan bimbingan Tuhan yang penuh keajaiban untuk menyelamatkan seluruh umat manusia secara damai. Itulah masa sebuah perdamaian dan persaudaraan universal, untuk mengikuti kepada Tuhan Yang Esa. Pengampunan dari pengasingan tidak pernah berarti manifestasi sebuah ‘Negara Israel’. 

    Zionisme tidak bersimpati kepada keyakinan ortodoks Yahudi. Ia juga mengabaikan kerusakan dan penderitaan yang telah dijatuhkan kepada bangsa Palestina dan bangsa Yahudi.

    Proposal perdamaian kali ini cacat karena ia menolak mengakui, bukan hanya hak kembali bangsa Palestina, tetapi juga kedaulatan bangsa Palestina di seluruh tanah air bersejarah mereka yang merupakan hak mereka sebagaimana tertera dalam Taurat.

    Sepenuh hati kami berdoa bagi akhir penderitaan bangsa Palestina, Yahudi, dan bangsa-bangsa lain di dunia. Kami pun berdoa untuk pelucutan ‘Negara Israel’ secara keseluruhan, damai, dan segera. Akhirnya kami memohon kepada Yang Mahakuasa untuk mempercepat masa, di mana seluruh dunia akan mengakui Tuhan Yang Esa dan mengabdi kepada-Nya dalam keselarasan dan persaudaraan, tanpa intimidasi sedikit pun. Amin.

    Sementara itu di seberang tempat perundingan, para Yahudi anggota Neturei Karta dan beberapa simpatisan menunjukkan tulisan-tulisan: “Give back to the Palestinians the Entire Land!” “Zionism Does Not Represent World Jewry.” “Zionism  and Judaism are Extreme Opposites.” “Stop Starving the Palestinians.” Norman G. Finkelstein, sebuah nama Yahudi lain yang turut pula menggunting dalam lipatan. Kedua orangtuanya juga merupakan korban kekejaman Nazi di kamp Auschwitz, Polandia. Atas kiprahnya, dia pun dipecat sebagai dosen University de Paul di Chicago. Lebih daripada itu, semua karya tulisnya dilarang beredar di lingkungan kampus. Selain mereka berdua, tersebut pula nama lain, seperti Albert Einstein, Noam Chomsky, Israel Shahak, Mordechai Vanunu, dan masih banyak lagi.

    [Kompasiana]

    No comments:

    Post a Comment