Ilmu adalah
salah satu bentuk kebaikan yang Allah anugerahkan untuk para hamba-Nya. Karena dengan
dasar ilmu lah kita bisa mengenal dan memahami Keesaan Allah dan busuknya
kesyirikan. Dengan dasar ilmulah kita bisa beribadah dengan memurnikan ketaatan
kepada Allah dan buruknya kemaksiatan.
Ilmu adalah
sumber kebaikan Karena dengan ilmulah keteraturan yang menimbulkan ketentraman
ada. Karena itu, hal yang paling utama supaya meraih kebaikan dunia dan akhirat
adalah dengan ilmu. Terus mempelajarinya dan mengikhlaskan diri ketika
mencarinya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu
mengajarkannya dan menyebarkan kemanfaatan ilmu kepada sesama.
Imam Ibnu
Rajab rahimahullah mengatakan bahwaIlmu yang bermanfaat menunjukkan pada dua hal :
Pertama,mengenal
Allah Ta’ala dan segala pa yang menjadi hak-Nya berupa nama-nama yang indah,
sifat-sifat yang mulia, dan perbuatan-perbuatan yang agung. Hal ini
mengharuskaan adanya pengagungan, rasa takut,cinta,harap,dan tawakkal kepada
Allah serta ridha terhadap takdir dan segala musibah yang Allah berikan.
Kedua,
mengetahui segala apa yang dibenci dan dicintai Allah Azza wa Jalla dan
menjauhi apa yang dibenci dan dimurkai olehNya berupa keyakinan, perbuatan yang
lahir dan bathin. Hal ini mengharuskan orang yang mengetahuinya untuk bersegera
melakukan segala apa yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Ta’ala dan menjauhi
segala apa yang dibenci dan dimurkai-Nya.
Apabila ilmu
itu menghasilkan kedua hal ini bagi pemiliknya, maka inilah ilmu yang
bermanfaat.
Kapan saja
ilmu itu bermanfaat dan menancap dalam hati maka sungguh, hati itu akan tunduk
dan meras patuh pada Allah Azza wa Jalla, jiwa merasa cukup dan puas dengan
sedikit dari keuntungan dunia yang halal dan merasa kenyang dengannya sehingga
hal itu menjadikannya qanaah dan zuhud di dunia.
Oleh karena
itu, ilmu adalah pangkal dari segala akhlak yang terpuji. Dengan ilmu seseorang
bisa menjadi sosok yang tawadhu, rendah hati, suka menolong, waro dan zuhud. Karena
ilmu menuntutnya untuk itu.
Selain itu, Rasululah
Salallahu Allaihi Wasallam mendoakan orang-orang yang mendengarkan sabda beliau
dan memahaminya dengan keindahan dan berserinya wajah.
Beliau bersabda :
Semoga Allah
memberikan cahaya pada wajah orang yang mendengarkan sebuah hadist dari kami,
lalu menghafalkannya dan menyampaikannya kepada orang lain. Banyak orang yang
membawa fiqih namun dia tidak memahami. Dan banyak orang yang menerangkan fiqih
pada orang yang lebih faham darinya.
Orang yang
berilmu hanya mengharapkan kehidupan akhirat sebagai terminal akhir
kehidupannya. Sementara orang yang bodoh akan menjadikan dunia sebagai final
kesuksesannya.
Rasulullah bersabda,
Barangsiapa
yang keinginannya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan
kekuatannya,menjadikan kekayaan di hatinya dan dunia akan mendatanginya dalam
keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allah akan
mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk
matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang tealah ditetapkan baginya.
(Hadist Shahih diriwayatkan oleh Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Hibban)
Israil bin
Yunus rahimahullah mengatakan,
Barangsiapa
menuntut ilmu karena Allah, maka ia mulia dan bahagia di dunia.Dan barangsiapa
menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ia merugi di dunia dan akhirat.
Dan diantara
doa yang Rasulullah ucapkan yang biasa beliau lantunkan di pagi dan petang adalah
doa meminta ilmu yang mendatangkan manfaat,
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan
amal yang diterima“. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni).
Oleh karena
itu, untuk mendapatkan kebaikan dari ilmu yang kita miliki, hendaknya kita
melazimkan doa tersebut. Sehingga ilmu yang kita miliki tidak sia-sia. Bukan ilmu
yang sekedar hafalan dan pengetahuan, tapi ilmu yang diamalkan dan didakwahkan.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment