Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Monday, August 7, 2017

    Menuntut Ilmu; Amal yang Paling Utama


    Ilmu syar’I lebih utama daripada ibadah sunnah dan wajib kifayah. Berkaitan dengan hal itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    فضل العلم أحب إلي من فضل العبادة

     “Keutamaan ilmu (syar’i) lebih aku sukai daripada keutamaan ibadah.” (HR. Al-Hakim, Al-Bazzar, At-Thoyalisi, dari jalan Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu ‘anhu. Dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami’, no.4214).

    Di dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على سَائِرِ الْكَوَاكِبِ

     “Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.” (HR. Abu Dawud no.3641, Ibnu Majah no.223, dari hadits Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu).

    Maksud dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dlm hadits ini ialah bahwa memiliki ilmu syar’i dengan cara mencari dan mempelajarinya, atau mengajarkannya, merupakan amalan ibadah yang lebih utama dibanding amalan ibadah lainnya, seperti shalat sunnah, berpuasa sunnah, dzikir sunnah, dan selainnya.

    Bukan berarti menuntut ilmu syar’I dan mengajarkannya bukan dari bagian ibadah. Tapi maksudnya adalah bahwa menuntut ilmu syar’I merupakan bagian dari ibadah yang paling mulia diantara ibadah yang lainnya. Bahkan bagian dari jihad fi sabilillah. Maka dengan alasan apa lagi kita malas untuk mencari ilmu, dengan menghadiri kajian, mengkaji kitab dan menonton video bermanfaat?

    Bahkan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berani berkata: “Barangsiapa yang mengira bahwa berangkat dari rumah menuju suatu tempat untuk menuntut ilmu (agama) bukan amalan jihad, maka sungguh ia telah kurang pandangan dan akalnya.”. (Lihat Miftahu Daris Sa’adah, karya Ibnul Qoyyim I/122).

    Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Aku tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama daripada engkau mengajarkan ilmu (syar’i) kepada manusia.” (Lihat Jami’ bayanil ilmi, karya Ibnu Abdil Bar hal.227).

    Di kesempatan yang lain, Sufyan Ats-Tsauri juga pernah berkata “Tiada satu amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu jika niatnya benar (yakni ikhlas karena Allah semata, pent).” (Lihat Jami’ bayanil ilmi, karya Ibnu Abdil Bar, hal.119).

    Beliau (Sufyan ats-Tsauri) rahimahullah pernah ditanya: “Manakah yg lebih kau sukai, menuntut ilmu (agama) ataukah beramal?”. Beliau menjawab: “Sesungguhnya ilmu itu dimaksudkan untuk beramal, maka jangan tinggalkan menuntut ilmu dengan alasan untuk beramal, dan jangan tinggalkan amal dengan alasan untuk menuntut ilmu.”. (Lihat Tsamrat al-’Ilmi al-’Amal, hal. 44-45).

    Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Menuntut ilmu (agama) itu lebih utama daripada sholat sunnah.”

    Ali bin Abi Thalib Radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Orang yang berilmu lebih besar ganjaran pahalanya daripada orang yang puasa, shalat, dan berjihad di jalan Allah.” [Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu hal. 133]

    Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Sungguh, aku mengetahui satu bab ilmu tentang perintah dan larangan lebih aku sukai daripada tujuh puluh kali melakukan jihad di jalan Allah.” [Diriwayatkan oleh al-Khathib dalam al-Faqiih wal Mutafaqqih I/102, no. 52]

    No comments:

    Post a Comment