Berkali-kali ngirimin naskah ke penerbit tapi naskahmu belum
kunjung diterima? Ada yang gini nggak?
Seperti merayu calon pasangan, ahem kita juga kudu tahu
jurus-jurus agar naskah kita diterima. Apa saja? Agar lamaran diterima,
biasanya camer akan mengecek kualifikasi dari calon suami anaknya. Orang dulu
sering menyebutnya dengan 3T, yakni Tampan, Tajir, dan Tahu Membawa Diri.
Inilah 3T standar yang dicari calon mertua yang ideal.
Nah, penerbit biasanya juga memiliki syarat 3T yang harus
dipenuhi oleh setiap naskah yang masuk. Jika sudah lolos kriteria 3T ini,
naskah terancam akan diterima dan diterbitkan. Kalau kamu bisa memenuhi syarat
3T ini di naskahmu, ya tinggal tunggu waktu sebelum redaksi mengabarimu bahwa
naskahmu diterima. Penasaran nggak apa saja sih syarat-syarat 3T dari naskah
yang dicari penerbit? Yuk
TEPAT WAKTU 3T
Syarat pertama 3T adalah naskah yang tepat waktu, yakni naskah
yang tepat waktu penerbitannya sekaligus juga tepat waktu masukin naskahnya.
Tepat waktu terbitnya, maksudnya gimana? Yakni naskah itu mengulas sesuatu yang
memang lagi hits atau dibutuhkan pada suatu waktu.Misalnya nih ya, sebentar
lagi kan bulan Ramadhan tuh, nah penerbit kemudian mencari naksah-naskah
religi/keagamaan untuk diterbitkan. Misal lagi, pas ada pembukaan Ujian CPNS,
maka saat itu penerbit akan mencari2 naskah tentang soal psikotes, latihan soal
CPNS dan lain-lain. Nah, bulan April kan biasanya Kartinian tuh, bisa loh
kalian coba kirim naskah2 bertema perempuan ke penerbit.
Tapi aku nggak tahu bulan ini yang ngehits apa, Min? |
Gampang, coba jalan-jalan ke toko buku dan cek buku-buku yg sedang laris di
sana. | Kalau yang lagi laku di pikiran kamu apa Min | Kamu, iya kamu. Tapi
kamunya nggak nyadar-nyadar hih
Kemampuan untuk ‘menebak’ tema-tema seksi yang dicari
penerbit ini sangat penting loh kalau kamu ingin naskahmu diterbitkan. Sama
kayak pas kamu hendak deketin si doi, kamu kudu cari tahu apa kesukaannya (suka
makan daun atau makan hati), jajanan kesukaannya apa (mentega kering atau
remukan kenangan), dll. Yang tak kalah penting dari kemampuan untuk menulis
dengan baik adalah kemampuan untuk menulis naskah yang memang dicari penerbit.
Yah itu pun kalau kamu memang pengen naskahmu diterbitkan loh, karena ada
naskah yang bagus tapi ditolak penerbit karena memang ga cocok. Kalau nggak
cocok, ya jangan dipaksa.
Jadi, tidak selalu naskah yang ditolak penerbit itu karena
naskahnya jelek. Ada begitu banyak pertimbangan dalam menolak naskah. Salah
satunya ya unsur ‘tepat waktu’ ini, yakni naskahmu memang sesuai dengan
waktunya alias sedang dibutuhkan pasar. Naskah yang tepat waktu juga bisa
berarti naskah tersebut dikirimkan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan
penerbit.
TEPAT ISI 3T
Syarat kedua 3T adalah naskah itu tepat isinya, alias
kontennya benar-benar benar serta betul-betul betul. Secara ringkas,TEPAT ISI
berarti naskah itu benar materinya, tidak menyesatkan pembaca, dan berisi
informasi atau data yang benar. Seorang penulis yang baik akan menulis naskah
yang isinya sesuai fakta dan data, tidak menyesatkan pembaca, serta terbukti
kebenarannya. Beda loh kasusnya sama kamu yang tersesat karena dibutakan cinta
*halah*. Naskah yang TEPAT ISI, ia ditulis dengan riset (baik riset pustaka
atau observasi), isinya benar dan tidak hoek eh hoax.Naskah yang TEPAT ISI
biasanya juga disertai dengan daftar pustaka atau rujukan, jadi pembaca bisa
tahu atau mengecek sumbernya.
Naskah yang TEPAT ISI juga naskah yang TEPERCAYA, yang
kebenaran dan validitas isinya bisa diandalkan pembaca. Kayak kamu yang selalu
bisa aku andalkankan penerbit. nanya*T, yakni. Nah gimana agar naskah kamu bisa
TEPAT ISI? Jawabannya STD alias standar aja sih: JANGAN MALAS RISET dan JANGAN
MALAS BACA. Riset ini terbagi jadi dua, yakni riset pustaka (dengan membaca
sumber-sumber tertulis atau internet) dan riset observasi (pengamatan). Menulis
karya fiksi macam novel dan cerpen pun butuh riset loh. Kan nggak lucu kalau di
naskahmu itu Gedung Sate ada di Bantul. Bahkan, menulis naskah buku anak pun
juga wajib riset loh, Jangan dipikir nulis buku anak itu mudah dan bisa
sembarangan. Orang tua bilang: Jangan sembarangan kamu! Buat anak kok
coba-coba! Seperti buah yang terlihat segar kulitnya plus manis daging buahnya,
begitulah naskah yang tepat isi.
TEPAT BAHASA 3T
Syarat 3T ketiga adalah naskah yang tepat bahasanya, dalam
artian naskah itu ditulis sedemikian rupa sehingga bisa terbaca. Salah satunya,
TEPAT BAHASA adalah naskah ditulis dengan gaya dan bahasa yang sesuai dengan
segmen pembacanya. Misalnya, naskah anak yang tepat bahasa memiliki pilihan
kata yang sederhana, kalimatnya pendek-pendek, paragrafnya tidak panjang.
Misalnya lagi, naskah novel remaja yang ditulisnya dengan gaya bahasa populer,
kekinian, dinamis, lincah, dan anak muda banget.
Kan nggak lucu, masak
naskah ‘Dongeng Kancil untuk PAUD’ tapi bahasanya abegeh gini:
“Tahu nggak gaeesss, si kancil abis ngutil timun di ladang,
ketahuan dan menangys.”
Naskah nonfiksi gini juga bisa bikin editor gagal meniqa:
Celita pendek dan nopel itu beda. Nopel punya luang yg
panjang, kalo celpen banyak bulunya #eh
Pengunaan bahasa yang tepat untuk segmen pembaca yang tepat
adalah inti dari naskah yang TEPAT BAHASA. Ah cuma masalah pemilihan kata
doang, Min. Heh, jangan pernah meremehkan kekuatan kata-kata. Kalau kamu salah
omong di depan penghulu, kelar idup loe wkwk. Kenapa? Pilihan kata yang tepat
akan memunculkan pengaruh yg dahsyat, seperti dibilang Vashti Quiroz-Vega:
“Kata-kata sangat perkasa. Berhati-hatilah dalam menggunakannya.”
Sekali lagi, sesuaikan bahasa naskah dengan segmen pembaca
atau jenis bukunya. Kalau naskahnya serius, gunakan bahasa baku dan formal.
Sebaliknya, untuk naskah remaja, buku humor, atau buku anak, maka hindari
kalimat-kalimat yang panjang dan kaku, serta terlalu resmi. TEPAT BAHASA juga
bermakna naskahmu bebas dari 134h4s@ 4L@Y n4n m3mu5in9k4n ed1to12 s4@t
M3m13@c4ny@. Tolong, hargailah editor dengan menulis naskah tanpa bahasa alay.
Boleh lah sedikit gaul untuk naskah remaja, tetapi jangan alay.
Nah, kalau naskahmu sudah memenuhi tiga syarat 3T tadi, penerbit
pasti akan berebutan menerbitkan naskah kamu *lebai* Tepat waktu, tepat isi,
dan tepat bahasa maka tepat sekali, naskahmu akan lolos evaluasi dan segera
diterbitkan. Yakin deh. Yang nggak yakin tuh, kapan deh itu naskah kamu
rampungnya? Pliz deh udah dua kali gerhana jugak masak naskahnya belum juga
selesai ditulis.
Ehh masih ada lagi sih, yakni TEPAT PENERBIT. Kirimkan naskah
ke penerbit yang tepat. Jangan kirim naskah novel ke penerbit buku pertanian.
Sekian, semoga walau sedikit bisa bermanfaat untuk sobat literasi.
[Sumber : Blogdivapress.com]
No comments:
Post a Comment