Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Thursday, August 15, 2019

    Siapakah Orang yang Paling Engkau Cintai, ya Rasul

    Soal perasaan cinta terhadap sesama muslim karena Allah, ‘Amr bin Al-Ash pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling Engkau cintai?” Nabi SAW. menjawab, “Orang yang paling aku cintai adalah ‘Aisyah.’ Dia bertanya lagi, “Tidak wahai Rasulullah, dari kalangan laki-laki siapakah yang paling Engkau cintai?” Nabi SAW. menjawab, “Ayahnya.” (Yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq).

    Benar. Dia berhak untuk mendapatkan cinta itu, karena dia masuk Islam lebih dahulu, menolong Nabi SAW. dengan harta dan jiwanya, serta orang yang menemani Nabi SAW ketika berhijrah. ‘Amr bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?” Dia GR (geder rasa), mengira Nabi SAW akan berkata “Engkau berikutnya”. Beliau menjawab, “Kemudian umar.”

    Ini bukan suatu hal yang aneh. Umar bin Khattab adalah seorang yang memiliki kedudukan di dalam Islam, ia juga dikenal sebagai orang yang memiliki keberanian.

    ‘Amr bertanya lagi, “Siapa lagi Wahai Rasulullah?”

    Beliau menjawab, “Kemudian Utsman bin Affan,” Setelah itu, Nabi SAW mulai menyebutkan beberapa orang laki-laki, dan ‘Amr bin Al-‘Ash termasuk di antara orang-orang yang dicintai oleh Nabi SAW. Meskipun demikian, Nabi SAW. tetap mencintai seluruh sahabatnya. Beliau tidak berlaku keras terbadap mereka. Artinya, ketika ‘Amr berbuat demikian kepada Nabi SAW. beliau
    tidak berkata dan berlaku kasar. Melainkan, beliau hanya tersenyum.

    Nabi SAW. mengatakan, “Engkau mengimami shalat dalam keadaan junub?”

    Amr berkata, “Wahai Rasulullah, aku berijtihad dan berpikir, bisa jadi aku akan terkena penyakit serius, bahkan mungkin akan mati kedinginan ketika memaksakan dingin untuk tetap berwudhu. Oleh karena itu, aku bertayamum kemudian mengimami shalat para sahabat. Aku mengambil perkara termudah dalam hal itu.”

    Nabi Muhammad SAW. menyebarluaskan kemudahan seperti ini di kalangan para sahabatnya. Sebagaimana firman Allah SWT:

    “Dan Kami akan memberi kamu taujik ke jalan yang mudah. ” (QS. Al-A’la: 8)

    Tidaklah Nabi Muhammad SAW. diberikan dua pilihan, melainkan Beliau SAW. akan memilih yang paling mudah, selagi tidak mengandung dosa. Yakni, tidak menyusahkan diri sendiri dan tidak pula bersikap keras. Sebagaimana girman Allah SWT. tentang Bani Israil:

    “Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya.. ” (QS. Al-Hadid: 27)

    Wallahua’lam. [@paramuda/BersamaDakwah]

    No comments:

    Post a Comment