Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Sunday, June 24, 2018

    Lentera dan Makanan yang Selalu Menemani


    Imam asy-Syaukani dalam kitabnya Badru ath-Thaali menarasikan kisah yang bersumber dari Muhammad bin al-Asham;

    Ada seorang petani yang membangun sebuah masjid untuk shalat. Setiap malam dia mendatangi masjid dengan membawa lentera dan makan malam. Apabila dia mendapati orang yang layak mendapatkan sedekah, ia pun memberikan makan malamnya. Namun bila tidak mendapati, maka dia memakannya sendiri.

    Kebiasaan itu berlangsung hingga suatu kali datanglah masa paceklik dan air sumur pun mengering. Ia memiliki sebuah sumur, dan tatkala air dalam sumur itu hanya sedikit, ia bersama anak-anaknya segera menggali sumur tersebut. Namun tiba-tiba sumur itu roboh sedangkan petani itu terkubur di dalam sumur.

    Usaha anak-anaknya untuk menggali dan menemukan ayahnya tak berhasil. Hingga mereka berkata, “Sumur ini mungkin menjadi kuburan bagi ayah.” Padahal sebenarnya, tatkala sumur itu roboh, petani telah berada di lorong yang luas di sumur, dan di pintu lorong itu terdapat kayu yang mencegah tanah dan bebatuan yang akan menimpanya.

    Maka petani itu pun hidup di dalam tanah dalam kegelapan yang sangat. Mengejutkan, tiba-tiba lentera yang selalu dia bawa ke masjid mendatanginya. Demikian pula makanan yang secara rutin dia bawa dan dia sedekahkan setiap kali dia datang ke masjid di setiap malam. Dengan lentera dan makanan inilah dia bisa membedakan siang dan malam. Ia hidup dengan kondisi seperti itu selama enam tahun. Hingga suatu saat anak-anaknya berinisiatif untuk menggali sumur dan memanfaatkannya kembali.

    Mereka menggalinya hingga mencapai lorong tersebut, dan betapa herannya mereka mendapatkan ayah mereka masih hidup. Tatkala anak-anaknya menanyakan kondisi sang ayah, ayahnya berkata, “Lentera dan makanan yang senantiasa kubawa ke masjid selalu menemaniku sebagaimana saya selalu membawanya ke masjid sebelum musibah ini terjadi.”

    Akhirnya peristiwa tersebut menjadi buah bibir di masyarakat dan dikisahkan di pasar-pasar hingga menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat ketika itu. [Al-Badr ath-Thali, Imam asy-Syaukani]
    Dimuat di majalah Ar-Risalah edisi no 123 September 2011

    No comments:

    Post a Comment