Oleh : Fath
"Itu cinta monyet", begitu kalau kita menyebut tentang cinta-cintaan yang dilakukan oleh anak bau kencur. (... Ah kasihan monyetnya ya, jadi tertuduh).
Dan akhirnya mereka akan tumbuh menjadi remaja dengan diikuti perubahan hormonal dan beberapa perubahan lain yang terjadi, baik pada laki-laki atau pun pada perempuan. Juga terjadi ketertarikan antar lawan jenis. Penampilan dan polah tingkah yang juga berubah. Mencari perhatian lawan jenis. Kalau terjadi pada ABG, maka hal itu merupakan perkara yang lumrah. Namun bagaimana kalau perubahan-perubahan tersebut dialami oleh mereka-mereka yang notabene sudah berumur dewasa, bahkan sudah puluhan tahun berkeluarga dengan pasangannya namun kegenitan tadi diperuntukkan kepada selain pasangannya, dan mereka berkilah dibalik kata *_puber kedua_*.
"Puber itu cuma sekali terjadi pada laki-laki dan perempuan, yakni ketika memasuki akil baligh, "kata Psikologi, Yati Utoyo yang mengajar di Universitas Indonesia.
Alasan puber kedua yang ia gunakan hanyalah sebagai alat pengalihan masalah, karena sebetulnya ia sedang mempunyai problema-problema tertentu yang melatarbelakanginya, entah karena kurang adanya perhatian dari pasangannya atau sebagai upaya eksistensi diri karena usia sudah mulai menua namun masih ingin dianggap tetap eksis.
Yang seharusnya dengan usia 40 tahun keatas itu dianggap sebagai usia yang lebih matang. Harusnya semakin berupaya mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak amal kebaikan sebagai upaya mengisi sisa-sisa usianya dengan perkara yang lebih berguna.
Ustadz Habib Hasan, Lc. Seorang lulusan Universitas Ibnu Mas'ud, Arab Saudi juga menolak perihal *puber kedua* bagi yang memasuki usia paruh baya, hingga bergenit-ria layaknya para ABG, bahkan seharusnya kematangan pribadi, menggiring mereka yang memasuki usia 40 an untuk menjadi pribadi yang semakin banyak bersyukur, bertobat, berserah diri dan memperbanyak amal sholeh .
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: *"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"*
(QS. Al Ahqaf. 15)
*"Jadi marilah segera sadarkan diri, karena biasanya istilah _puber kedua_ hanyalah dijadikan sebagai alasan dan alat pembenaran dalam menjalankan aksi _perselingkuhan_*.
No comments:
Post a Comment