Dikisahkan, bahwa suatu hari Umar bin Khattab keluar berjalan-jalan di pinggir Kota Madinah. Saat itu sudah malam. Tak berapa lama, Umar bin Khattab bertemu dengan seorang laki-laki Arab Badui. Biasanya orang Arab Badui berpindah-pindah tempat tinggalnya, tidak menetap.
Ketika Umar bin Khattab lewat, orang badui ini sedang membuat pasak untuk tali tenda. Dia tidak tahu bahwa orang yang lewat adalah Umar bin Khatab. Umar pun mengucapkan salam dan orang itu membalas salam Umar.
Umar bin Khattab pun bertanya kepada lelaki itu, siapakah dia? Ternyata ia adalah musafir. Lelaki ini ingin beristirahat karena hari sudah malam.
Tetapi Umar mendengar suara perempuan merintih kesakitan dari dalam tenda. Ternyata di dalam tenda itu ada istrinya yang sedang ingin melahirkan bayinya. Laki-laki badui ini juga tidak tahu cara membantu istrinya yang akan melahirkan.
"Apakah kamu mau saya mendatangkan seseorang dari Madinah untuk membantu istrimu melahirkan?" Umar pun menawarkan bantuan.
Lelaki itu pun menerima bantuan dari Umar. Kemudian umar pun pulang dan memanggil istrinya supaya membantu perempuan yang akan melahirkan tadi. Istri Umar adalah Ummu Khultsum, putri dari Ali bin Abi Thalib yang merupakan cucu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
"Wahai cucu Rasulullah, maukah engkau mendapatkan pahala dengan membantu seorang perempuan Muslimah melahirkan di ujung Kota Madinah?" tanya Umar bin Khattab.
"Tentu saja," jawab istri Umar.
Akhirnya Umar bin Khattab pun berangkat bersama istrinya di tengah malam menuju tenda si lelaki badui itu.
Lalu istri Umar langsung masuk ke tenda dan membantu perempuan itu melahirkan. Sementara Umar dan lelaki badui tersebut duduk berdua dan mengobrol, sambil menunggu proses melahirkan selesai.
“Wahai Amirul mukminin, berikan kabar kepada sahabatmu bahwa istrinya sudah melahirkan.” Seru istri Umar dari dalam tenda.
Si lelaki itu terkejut mendengar panggilan istri umar dengan menyebut gelar ‘Amirul Mukminin’ dan baru tersadar bahwa lelaki yang menolongnya adalah Umar bin Khatab.
Seketika lelaki badui ini turun dari tempat duduknya karena rasa malu dan takut.
"Tenang dan duduklah. Ini sudah menjadi kewajiban saya," kata Umar.
Setelah proses melahirkan istrinya selesai, Umar meminta lelaki badui tersebut datang ke rumahnya untuk diberikan bantuan dari baitul mal.
Ketika Umar bin Khattab lewat, orang badui ini sedang membuat pasak untuk tali tenda. Dia tidak tahu bahwa orang yang lewat adalah Umar bin Khatab. Umar pun mengucapkan salam dan orang itu membalas salam Umar.
Umar bin Khattab pun bertanya kepada lelaki itu, siapakah dia? Ternyata ia adalah musafir. Lelaki ini ingin beristirahat karena hari sudah malam.
Tetapi Umar mendengar suara perempuan merintih kesakitan dari dalam tenda. Ternyata di dalam tenda itu ada istrinya yang sedang ingin melahirkan bayinya. Laki-laki badui ini juga tidak tahu cara membantu istrinya yang akan melahirkan.
"Apakah kamu mau saya mendatangkan seseorang dari Madinah untuk membantu istrimu melahirkan?" Umar pun menawarkan bantuan.
Lelaki itu pun menerima bantuan dari Umar. Kemudian umar pun pulang dan memanggil istrinya supaya membantu perempuan yang akan melahirkan tadi. Istri Umar adalah Ummu Khultsum, putri dari Ali bin Abi Thalib yang merupakan cucu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
"Wahai cucu Rasulullah, maukah engkau mendapatkan pahala dengan membantu seorang perempuan Muslimah melahirkan di ujung Kota Madinah?" tanya Umar bin Khattab.
"Tentu saja," jawab istri Umar.
Akhirnya Umar bin Khattab pun berangkat bersama istrinya di tengah malam menuju tenda si lelaki badui itu.
Lalu istri Umar langsung masuk ke tenda dan membantu perempuan itu melahirkan. Sementara Umar dan lelaki badui tersebut duduk berdua dan mengobrol, sambil menunggu proses melahirkan selesai.
“Wahai Amirul mukminin, berikan kabar kepada sahabatmu bahwa istrinya sudah melahirkan.” Seru istri Umar dari dalam tenda.
Si lelaki itu terkejut mendengar panggilan istri umar dengan menyebut gelar ‘Amirul Mukminin’ dan baru tersadar bahwa lelaki yang menolongnya adalah Umar bin Khatab.
Seketika lelaki badui ini turun dari tempat duduknya karena rasa malu dan takut.
"Tenang dan duduklah. Ini sudah menjadi kewajiban saya," kata Umar.
Setelah proses melahirkan istrinya selesai, Umar meminta lelaki badui tersebut datang ke rumahnya untuk diberikan bantuan dari baitul mal.
No comments:
Post a Comment