Assalamu alaikum ustadz. Saya mau tanya, ketika jima apa ada hak seorang istri untuk mencapai rasa senang. Lalu bagaimana hukumnya seorang suami yang tidak memenuhi hak istri dalam berjima. terimakasih
Ummu hanif di banjarharjo
=
Berkaitan dengan permasalahan ini, mari kita simak apa yang Allah subhanahu wata'ala telah firmankan di dalam quran surat al-Baqoroh ayat 228,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Sang istri memiliki hak (yang harus dipenuhi suami) sebagaimana kewajiban yg dia yang harus dia penuhi untuk suaminya, dengan baik (dalam batas wajar).”(Q.S. Al-Baqarah: 228)
Sebagaimana suami menginginkan mendapatkan kepuasan ketika melakukan hubungan badan dengan istrinya, demikian pula istri. Dia memiliki hak untuk mendapatkan kepuasan yang sama sebagaimana suaminya. Oleh karena itu, masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang seimbang.
Sikap sebagian pasangan yang hanya mementingkan diri sendiri, baik dalam pergaulan pada umumnya maupun ketika di atas ranjang, termasuk bentuk pelanggaran hak sesama. Itu artinya, sikap seacam ini termasuk pelanggaran terhadap perintah sebagaimana pada quran surat al-Baqoroh ayat 228
Ibnul Qayyim mengatakan, bahwa ‘Suami harus memuaskan istrinya dalam hubungan badan, jika memungkinkan, sebagaimana dia wajib memuaskannya dalam memberi makan.
Jika dalam kondisi tertentu, baik karena sakit atau faktor lainnya, kemudian salah satu pihak tidak mendapatkan haknya atau merasa dikurangi haknya, maka penyelesaian dalam masalah ini dikembalikan kepada kerelaan masing-masing.
Sebagaimana sang suami bisa jadi akan tertarik dengan wanita lain, karena tidak mendapatkan kepuasan yang wajar dari istrinya, demikian pula sebaliknya, bisa jadi sang istri tertarik dengan lelaki lain ketika dia tidak mendapatkan kepuasan yang wajar dari suaminya. Untuk menghindari hal ini, islam mengajarkan agar masing-masing berupaya memperbaiki diri, sehingga bisa memberikan yang terbaik bagi pasangannya.
Ketika Anda mendapati suami anda tidak memberikan kepuasan di atas ranjang, maka yang harus Anda lakukan adalah mengomunikasikan hal ini dengan sang suami. Jangan malu atau sungkan untuk menyampaikan hal ini kepada suami Anda. Karena jika hal ini dibiarkan berlarut-larut bisa merusak dan menyiksa perasaan Anda sendiri. komunikasikan dengan suami dengan bahasa dan penyampaian yang baik. Saya doakan semoga suami anda mengerti posisi dan perasaan Anda.
No comments:
Post a Comment