Assalamu alaikum. Ustadz mau tanya, bagaimana syaratnya
supaya doa kita bisa cepat terkabulkan? Terimakasih
Terkait pertanyaan tentang syart
supaya doa kita terkabul, maka kita harus memahami dan mengetahui hal-hal yang
menjadi sebab doa kita tidak terkabul. Mengenali berbagai kesalahan dalam
berdoa merupakan salah satu bentuk ikhtiar agar Allah berkenan mengabulkan doa
kita.
Ada beberapa hal yang menjadi
sebab doa kita tidak terkabul
Yang pertama, Menyepelekan
kekhusyukan dan perendahan diri di hadapan Allah ketika berdoa.
Allah ta’ala berfirman,
ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ
يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Berdoalah kepada Rabbmu dengan
berendah diri dan suara yang lembut.” (Q.S. Al-A’raf:55)
Allah ta’ala juga berfirman,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
Sesungguhnya, mereka adalah
orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) segala kebaikan, dan
mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (Q.S. Al-Anbiya’:90)
Seseorang yang berdoa seharusnya
bersikap khusyuk, merendahkan diri di hadapan Allah, tawadhu’, dan menghadirkan
hatinya. Kesemua ini merupakan adab-adab dalam berdoa. Seseorang yang berdoa
juga selayaknya memendam keinginan mendalam agar permohonannya dikabulkan, dan
dia hendaknya tak henti-henti meminta kepada Allah.
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah
hadits, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika
kalian berdoa kepada Allah maka berdoalah kepada-Nya dengan penuh keyakinan
bahwa doa tersebut akan dikabulkan. Sesungguhnya, Allah tidaklah mengabulkan
doa seorang hamba, yang dipanjatkan dari hati yang lalai.”
Kedua, Putus asa, merasa doanya
tidak akan terkabul, serta tergesa-gesa ingin doanya segera terwujud.
Sikap-sikap semacam ini merupakan
penghalang terkabulnya doa. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Al-Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda
yang artinya,
“Doa yang dipanjatkan
seseorang di antara kalian akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa.
Dirinya berkata, ‘Aku telah berdoa namun tidak juga terkabul.’”
Telah diketengahkan, bahwa
seseorang yang berdoa sepatutnya yakin bahwa doanya akan dikabulkan, karena dia
telah memohon kepada Dzat yang Paling Dermawan dan Paling Mudah Memberi.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu.”
(Q.S. Al-Mu’min:60)
Barang siapa yang belum
dikabulkan doanya, jangan sampai lalai dari dua hal:
Kemungkinan pertama, Mungkin ada
penghalang yang menghambat terkabulnya doa tersebut, seperti: doa yang
bermaksud memutus hubungan kekerabatan, atau mengonsumsi makanan yang haram.
Secara umum, seluruh perkara ini menjadi penghalang terkabulnya doa.
Kemungkinan kedua, Boleh jadi,
pengabulan doanya ditangguhkan, atau dia dipalingkan dari keburukan yang
semisal dengan isi doanya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri
radhiallahu ‘anhu,
Bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa yang tidak
mengandung dosa dan tidak pula pemutusan hubungan kekerabatan, melainkan Allah
akan memberinya salah satu di antara tiga hal: doanya segera dikabulkan, akan
disimpan baginya di akhirat, atau dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang
senilai dengan permohonan yang dipintanya.” Para shahabat berkata, “Kalau
begitu, kami akan banyak berdoa.” Rasulullah menanggapi, “Allah lebih banyak
(untuk mengabulkan doa kalian).” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya’la dengan
sanad jayyid)
Kemudian ketiga, Berdoa dengan
kedudukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta bertawasul dengannya.
Tindakan ini merupakan salah satu
bentuk bid’ah dan bentuk kelaliman dalam berdoa. Dasarnya, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak mengajarkan cara berdoa semacam itu kepada seorang
shahabat pun. Ini membuktikan bahwa berdoa dengan menggunakan kedudukan beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertawasul dengan para pemilik kedudukan
adalah amalan bid’ah, serta merupakan sebuah cara ibadah baru yang dikarang-karang
tanpa dalil. Demikian juga dengan segala bentuk sarana yang berlebih-lebihan yang
menyebabkan doa terhalang untuk terkabul.
Kemudian yang keempat, bersikap
lalim dalam berdoa, misalnya: doa yang isinya perbuatan dosa atau pemutusan
hubungan kekerabatan.
Sebagaimana tiga perkara yang
disebutkan, perkara keempat ini juga menjadi salah satu penghalang terkabulnya
doa seorang hamba.
Contoh sikap lalim ketika berdoa
adalah berdoa agar bisa melakukan dosa, agar bencana ditimpakan, atau supaya
hubungan kekerabatan terputus. Sebagaimana hadits riwayat At-Tirmidzi dan
selainnya dari Ubadah bin Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
Di muka bumi ini, tidak ada seorang muslim pun yang
memanjatkan doa kepada Allah melainkan Allah pasti akan memberi hal yang
dipintanya atau Allah akan memalingkannya dari keburukan yang senilai dengan
isi doanya, sepanjang dia tidak memohon doa yang mengandung dosa atau pemutusan
hubungan kekerabatan.” (H.r. Turmudzi dan Ahmad)
No comments:
Post a Comment