Asslamualakum ustadz, saya mau tanya, bagaimana cara kita
menghadapi suami yang tidak pernah sholat 5 waktu, dia mau mengerjakan sholat
ketika saya menyuruhnya. Selama saya tidak menyuruhnya, dia tidak melaksanakan
sholat. Apa yang harus saya lakukan? Mohon penjelasannya ustadz
Tidak diragukan lagi bahwa hidup bersama dengan seorang
suami yang tidak shalat adalah sebuah petaka dan kemungkaran yang tidak
diperbolehkan secara syari. Shalat memang perkara berat kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk. Shalat adalah hubungan langsung antara seorang hamba
dengan Rabb-nya. Shalat adalah amal yang pertama kali akan dihisab. Shalat
adalah timbangan yang dengannya kita bisa mengetahui agama dan kebaikan seseorang.
Barangsiapa menjaganya, maka dia memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada
hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaganya maka dia tidak memiliki cahaya,
bukti dan keselamatan pada hari kiamat, dan akan dikumpulkan bersama orang-orang
kafir.
Shalat adalah sebuah kewajiban yang tidak akan gugur dari
seorang manusia selagi dia bernafas dan punya ingatan, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah bersabda kepada ‘Imran ibn Husain radhiallahu ‘anhu:
صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ
فَقَاعِداً، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلىَ جَنْبٍ
Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika anda tidak mampu maka
dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan (berbaring) di atas lambung.”
(Al-Bukhari)
Bahkan shalat adalah pembeda dari keimanan dan kekafiran. Dan
jumhur ulama telah sepakat bahwa mereka yang meninggalkan shalat dengan sengaja
dihukumi kafir.
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ
وَالكُفْرِ ، تَرْكَ الصَّلاَةِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
“Sesungguhnya batas
antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.” (HR.
Muslim)
Oleh karena itu sudah seharusnya seorang wanita yang melihat
suaminya meninggalkan shalat dengan sengaja, mengingatkan dan memperingatkan.
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menyadarkan
suami,
Pertama, Menyandarkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jangan lupa berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala untuk memberi hidayah kepada
suami Anda.
Kedua, menasihati dengan cara yang baik, dengan kata-kata
yang lembut dan enak didengar. Memilih waktu yang tepat untuk memberi nasihat.
Lebih baik lagi mengangkat kehormatan dan harga diri sang suami dengan memuji. Contohnya,
“Kamu suamiku yang baik dan tidak memiliki kekurangan apa pun. Kamu membangggakan
di mataku. Tapi aku merasa sedih karena kamu tidak shalat.”
Ketiga, mendorong dan mengajak orang-orang shalih dan
bertakwa dari mahram Anda untuk datang berkunjung dan mengajak suami Anda
shalat, tanpa ada kesan di mata suami Anda bahwa itu telah direncanakan
sebelumnya. Dan lebih memilih waktu-waktu
shalat dalam kunjungan hingga dia bisa pergi ke masjid bersama mereka.
Keempat, Membeli kaset-kaset, dan buku-buku kecil yang
menjelaskan hukum orang yang meninggalkan shalat, serta hukuman orang yang
meremehkan pelaksanaan shalat pada waktunya, dan meletakkan kaset-kaset serta
buku-buku kecil tersebut pada tempat yang biasa dia jangkau dengan tangannya.
Kelima, Berambisi agar dia konsisten dalam mengerjakan
shalat lima waktu untuk pertama kalinya, kemudian mendakwahinya agar istiqomah.
Dan hal yang demikian tidak akan terjadi kecuali dengan rutin mengerjakan
shalat.
Jika semua cara yang dilakukan tidak mempan, maka ada
baiknya Anda memboikot suami Anda. Anda bisa menolak makan bersamanya, duduk
bareng bersamanya bahkan menolak tidur bersamanya. Dan tidak ada larangan
menyampaikan keinginan cerai jika dia tetap tidak mau menjaga shalatnya.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment