Pertanyaan
Bagaimana sikap terhadap orang yang mendiamkan kita karena
perselisihan. Padahal saya sudah berusaha untuk tidak bermusuhan. Tapi dia
masih mendiamkan saya. Apakah saya harus diam juga? Sudah berkali-kali saya
berupaya memperbaiki keadaan, tapi masih tetap begitu. Bagiamana ustadz?
Abdillah
==
Jawaban
Salah satu diantara prinsip yang diajarkan dan ditekankan
dalam islam adalah menjaga persaudaraan sesama muslim. Karena itu, Allah memotivasi
agar kaum muslimin berupaya menjadikan muslim yang lain sebagaimana layaknya
saudara.
Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam quran surat
al-hujurat ayat 10,
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
“Sesungguhnya hanya kaum muslimin yang bersaudara. Karena
itu, berupayalah memperbaiki hubungan antara kedua saudara kalian..”
Bahkan Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah
berikan kepada para sahabat adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi,
saling mencintai, padahal sebelumnya mereka saling bermusuhan. Allah subhanahu
wata'ala berfirman di dalam quran surat ali Imran ayat 103,
وَاذْكُرُوا
نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah
kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah. (QS. Ali imran: 103).
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan
hubungan persaudaraan antara sesama muslim, ibarat satu jasad. Jika ada yang
sakit, yang lain turut merasakannya. Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِيْ تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ
إِذَا اثْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمى
“Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang
mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka
seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas.” (HR. Muslim ).
Akan tetapi, membangun suasana persadauraan semacam yang
diajarkan islam, terkadang sulit karena setan selalu berupaya memicu terjadinya
permusuhan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai orang yang beriman,
menjaga hubungan baik dengan sesama dan tidak saling menyakiti atau mendzalimi.
Di dalam syariat islam, kita dilarang mendiamkan saudara muslim lebih dari 3
hari,
لَا
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ
Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot (tidak
menyapa) saudaranya lebih dari 3 hari.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Anda bisa perhatikan hadis ini,
Islam tidak melarang umatnya untuk membenci muslim yang lain
secara mutlak. Karena setiap muslim yang merasa telah didzalimi orang lain, dia
pasti akan membencinya. Dan tidak bisa serta merta memaafkannya. Untuk itu,
islam memberikan batas toleransi selama 3 hari.
Terkait usaha anda untuk memperbaiki hubungan dengan orang
yang bersangkutan, maka apa yang anda lakukan adalah perbuatan terpuji. Anda
telah melakukan hal yang benar, dan insya Allah berpahala besar di sisi Allah. Adapun
urusan dia mau memperbaiki keadaan dengan kita atau tidak, itu urusan dia
dengan Allah subhanahu wata'ala. Jika orang tersebut tidak mau lagi
berinteraksi dengan kita, maka dia berdosa.
No comments:
Post a Comment