Pertanyaan
Abdillah
Apakah azab kubur itu terjadi terus menerus hingga hari
kiamat? Lalu bagaimana dengan hadits yang mengatakan bahwa Sa’ad bin Muadz yang
kematiannya mampu mengguncang arasy, pintu langit dibuka dan 70 ribu malaikat
mengiringi jenazahnya, tapi ternyata Sa’ad bin Muadz masih terkena himpitan
kubur. Apakah hadits ini shohih? Apakah orang sholih juga terkena himpitan
kubur?
---
Jawaban
Perlu kita ketahui bahwa adzab kubur yang dirasakan penghuni
kubur ada dua macam, yaitu adzab kubur yang terus-menerus sampai hari kiamat
dan adzab kubur yang bersifat sementara.
Di antara dalil yang menunjukkan adanya adzab kubur secara
terus-menerus sampai hari kiamat adalah firman Allah Ta’ala di dalam quran
surat al-Mu’min ayat 45-46
فَوَقاهُ
اللَّهُ سَيِّئاتِ مَا مَكَرُوا وَحاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذابِ (45) النَّارُ
يُعْرَضُونَ عَلَيْها غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا
آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذابِ (46)
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.’”
Imam syafi’I rahimahullah di dalam kitab tafsirnya mengatakan
bahwa maksud dari ditampakannya neraka di pagi dan petang adalah ungkapan atas
azab kubur yang terjadi terus menerus hingga hari kiamat.
Adapun orang-orang yang berbuat maksiat, namun masih beriman,
maka ada di antara mereka yang diadzab secara terus-menerus sampai hari kiamat;
dan ada yang diadzab sementara waktu saja dan kemudian selesai. Hal ini mungkin
disebabkan karena kecilnya dosa yang dilakukan, sehingga mendapatkan adzab sesuai
dengan kadar dosanya tersebut, atau mungkin juga disebabkan karena adanya doa
dari mereka yang masih hidup, istighfar, sedekah , atau sebab-sebab yang
lainnya.
Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua makam,
kemudian berkata,’
«إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا
أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي
بِالنَّمِيمَةِ»
Sesungguhnya mereka sedang diadzab. Tidaklah mereka diadzab karena perkara yang besar menurut pandangan mereka,. Adapun salah satunya, dia tidak melindungi diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dia suka berbuat namimah (adu domba.)’
ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً، فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ،
فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِمَ فَعَلْتَ
هَذَا؟ قَالَ: «لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا»
Kemudian beliau
mengambil pelepah kurma basah, dan membelahnya (secara vertikal, pen.) dan
menancapkan setiap belahan ke masing-masing makam. Para sahabat berkata,’Wahai
Rasulullah, mengapa Engkau melakukan hal ini?’ Rasulullah bersabda,’Semoga
mereka diringankan adzabnya, selama (pelepah kurma ini) belum mengering.’”
(Muttafaq ‘alaih).
Adapun tentang pertanyaan yang kedua terkait kuburan yang
menghimpit Saad bin Muadz yang kematiannya membuat ‘arasy bergerak, pintu-pintu
langit terbuka serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya, adalah
hadits yang shahih.
Dalam Sunan an-Nasa’I diriwayatkan dari Ibn Umar ra. bahwa
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Inilah yang membuat
‘arasy bergerak, pintu-pintu langit dibuka dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu
malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit oleh kubur, tapi kemudian
dibebaskan.”
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari Ibn Umar bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kubur memiliki himpitan yang bila
seseorang selamat darinya, maka ia selamat sama seperti Saad ibn Muadz yang
telah selamat,” (HR. Ahmad).
Salah satu dalil yang menunjukkan bahwa himpitan kubur pasti
dialami oleh setiap manusia adalah bahwa anak-anak kecil tidak luput dari itu.
Disebutkan dalam Musnad ath-Thabrani dengan sanad sahih, dari
Anas bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Seandainya seseorang luput dari
himpitan kubur, maka sungguh anak kecil ini akan selamat.”
Dari semua hadits tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa
tidak ada orang yang selamat dari himpitan kubur, baik yang saleh maupun yang
jelek. Hanya saja, perbedaannya antara seorang muslim dan kafir, seorang kafir
terus dihimpit, sedangkan seorang mukmin mendapatkan kondisi ini pada pertama
turun ke kuburnya, kemudian dikembalikan ke keluasan." Hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Jalaludin alaihi salam-suyuti.
Sementara al-Hafidz adz-Dzahabi mengatakan bahwa himpitan
yang dirakasan seorang mukmin sama seperti rasa sakit yang dirasakannya saat
kehilangan anak dan orang yang dicintainya di dunia, seperti rasa sakit dari
penyakitnya, rasa sakit keluarnya ruhnya, sakit saat ditanya dan diuji di
kuburnya, sakit karena pengaruh tangisan keluarganya saat meratapinya, sakit
saat bangkit dari kuburnya, dan semacamnya. Akan tetapi, seorang hamba yang bertakwa,
Allah akan mengasihinya pada sebagian hal itu atau seluruhnya. Dan tak ada
ketenangan bagi seorang mukmin sampai bertemu Rabbnya. Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment