Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Friday, August 3, 2018

    Yuk Join di Majlis Dzikir


    Sahabat hijrah yang berbahagia, dzikir merupakan salah satu ibadah yang agung. Dengan dzikrullah seorang hamba mendekatkan diri kepada Rabb-nya. Begitu juga dengan majlis dzikir. Majlis dzikir adalah sebaik-baik perkumpulan dan tempat di sisi Allah subhanahu wata'ala.
    Oleh karena itu sahabat hijrah, jangan pernah merasa malas untuk mengikuti majlis dzikir. Mungkin sahabat bertanya-tanya, apakah majlis dzikir itu kumpulan orang-orang yang berdzikir? Atau pengajian-pengajian khusus dzikir?
    Memang majlis dzikir itu bisa berupa kumpulan orang-orang yang berdzikir. Yakni membentuk kumpulan atau halaqoh, kemudian berdzikir masing-masing dengan suara pelan. Akan tetapi sahabat hijrah, tentu saja makna majlis dzikir itu luas. Majlis dzikir itu bukan hanya sekedar halaqoh dzikir. Majlis dimana kita menuntut ilmu juga bisa termasuk majlis dzikir. Oleh karena itu, ketika kita menghadiri kajian, pengajian dan seminar keislaman, maka insya Allah itu juga termasuk menghadiri majlis dzikir. Lho kok bisa? Ya bisa dong sob. Kan majlis ilmu juga yang dibahas tentang ilmu-ilmu Allah subhanahu wata'ala, tentang syariat-Nya dan tentang sunnah-sunnah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Sehingga dengan menghadiri majlis ilmu, kita menjadi ingat kepada Allah, bertambah iman kita dan meningkat ketakwaan kita. Sehingga disanalah kita mengingat Allah subhanahu wata'ala.
    Sahabat hijrah yang berbahagia, banyak keutamaan yang bisa kita dapatkan dengan menghadiri majlis dzikir atau majlis ilmu.
    Diantara keutamaannya adalah, ketika kita menghadiri majlis dzikir, maka kita diumpamakan duduk di taman-taman surga di dunia.
    Hal ini sebagaimana disebutakn di dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radiyallahu anhu bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
     إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
    ”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang hati.”
    Kemudian para sahabat bertanya,
     وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ
    ,”Apakah taman-taman surga itu?” Maka Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menjawab,
    حِلَقُ الذِّكْرِ
    Halaqah-halaqah atau kelompok-kelompok dzikir.”
    Kemudian sahabat hijrah, keutamaan yang kedua majlis dzikir dihadiri oleh para malaikat. Ketika malaikat datang maka hal itu menjadi sebab turunnya ketenangan dan rahmat Allah subhanahu wata'ala. Kemudian Allah subhanahu wata'ala akan membanggakan majlis dzikir di hadapan para malaikat.
    Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
    لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
    Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat Allah meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisiNya.
    Kemudian di dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu anhu disebutkan bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
    ”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki malaikat-malaikat yang berkelana di jalan-jalan mencari Ahli Dzikir. Jika mereka telah mendapatkan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka duduk bersama dengan orang-orang yang berdzikir.
    Kemudian mereka saling mengajak: ‘Kemarilah kepada hajat kamu’. Maka para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir dengan sayap mereka sehingga langit dunia.
    Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, sedangkan Dia lebih mengetahui daripada mereka, ’Apa yang diucapkan oleh hamba-hambaKu?’
    Para malaikat menjawab, ’Mereka bertasbih, bertakbir, dan mengagungkanmu. Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatKu?’
    Para malaikat menjawab,’Tidak, demi Alah, mereka tidak melihatMu’.
    Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatMu, tentulah ibadah mereka menjadi lebih kuat kepadaMu, lebih mengagungkan kepadaMu, lebih mensucikan kepadaMu’.
    Allah berkata,’Lalu, apakah yang mereka minta kepadaKu?’ Mereka menjawab, ’Mereka minta surga kepadaMu’.
    Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, Wahai Rabb, mereka tidak melihatnya’.
    Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih semangat dan lebih banyak meminta serta lebih besar keinginan’.”
    Allah berkata: “Lalu, dari apakah mereka minta perlindungan kepadaKu?” Mereka menjawab,”Mereka minta perlindungan dari neraka kepadaMu.”
    Allah bertanya,”Apakah mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Tidak, demi Allah, wahai Rabb. Mereka tidak melihatnya.” Allah berkata, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih menjauhi dan lebih besar rasa takut terhadap neraka.”
    Allah berkata, ”Aku mempersaksikan kamu, bahwa Aku telah mengampuni mereka.”
    Kemudian sahabat, salah seorang malaikat berkata,”Di antara mereka ada Si Fulan. Dia tidak termasuk mereka, dia tidak ikut berdzikir. Sesungguhnya dia datang hanyalah karena satu keperluan.” Allah berkata,”Mereka adalah orang-orang yang duduk. Teman duduk mereka tidak akan celaka dengan sebab mereka.”
    Selain itu sahabat, kita juga harus mengetahui adab-adab dalam berdzikir. Diantara adab berdzikir yang seringkali tidak diindahkan adalah bersuara keras atau bahkan terkesan berteriak-teriak dalam berdzikir. Padahal Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam mencontohkan untuk bersuara lembut ketika berdzikir.
    Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju perang khaibar, orang-orang menaiki lembah, kemudian mereka bertakbir dengan suara keras.
    Maka Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menegur mereka,”Pelankanlah suaramu! Sesungguhnya engkau tidaklah menyeru kepada yang tuli dan yang tidak ada. Sesungguhnya, engkau menyeru Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, dan Dia bersamamu dengan ilmuNya, pendengaranNya, penglihatanNya, dan pengawasanNya.”
    Hadits riwayat Bukhori dan Imam Muslim
    Berkaitan anjuran berdzikir dengan suara yang pelan, Allah juga berfirman di dalam quran surat al-A’raf ayat 2015
    وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيْفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ وَلاَتَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
    Dan sebutlah nama Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
    Nah sahabat hijrah, dari pemaparan ini bisa kita simpulkan bahwa majelis dzikir itu luas pengertiannya dan memiliki banyak keutamaan.
    Kemudian juga dzikir dengan membaca tahmid, tasbih, takbir dan semisalnya dengan suara keras nggak ada contohnya. Bahkan, bertentangan dengan perintah Al Qur’an dan Sunnah, apalagi dikomando secara bersama-sama.
    Selain itu, kita juga tadi menyinggung bahwa Mejelis ilmu termasuk majelis dzikir, yang menurut banyak ulama justru lebih utama dibandingkan dengan majlis-majlis dzikir lain yang bersifat sunnat.
    Sahabat hijrah, tentunya dengan mengetahui besarnya keutamaan majlis dzikir, kita tidak akan lagi melewatkan majlis-majlis dzikir. Kita akan giat dalam menghadiri kajian dan kita akan senang berkumpul dalam kebaikan.
    Semoga bermanfaat.
    Wallahu a’lam.
    Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

    No comments:

    Post a Comment