Sahabat hijrah yang berbahagia, dzikir merupakan salah satu
ibadah yang agung. Dengan dzikrullah seorang hamba mendekatkan diri kepada
Rabb-nya. Begitu juga dengan majlis dzikir. Majlis dzikir adalah sebaik-baik
perkumpulan dan tempat di sisi Allah subhanahu wata'ala.
Oleh karena itu sahabat hijrah, jangan pernah merasa malas
untuk mengikuti majlis dzikir. Mungkin sahabat bertanya-tanya, apakah majlis
dzikir itu kumpulan orang-orang yang berdzikir? Atau pengajian-pengajian khusus
dzikir?
Memang majlis dzikir itu bisa berupa kumpulan orang-orang
yang berdzikir. Yakni membentuk kumpulan atau halaqoh, kemudian berdzikir
masing-masing dengan suara pelan. Akan tetapi sahabat hijrah, tentu saja makna
majlis dzikir itu luas. Majlis dzikir itu bukan hanya sekedar halaqoh dzikir.
Majlis dimana kita menuntut ilmu juga bisa termasuk majlis dzikir. Oleh karena
itu, ketika kita menghadiri kajian, pengajian dan seminar keislaman, maka insya
Allah itu juga termasuk menghadiri majlis dzikir. Lho kok bisa? Ya bisa dong
sob. Kan majlis ilmu juga yang dibahas tentang ilmu-ilmu Allah subhanahu
wata'ala, tentang syariat-Nya dan tentang sunnah-sunnah Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam. Sehingga dengan menghadiri majlis ilmu, kita menjadi ingat
kepada Allah, bertambah iman kita dan meningkat ketakwaan kita. Sehingga
disanalah kita mengingat Allah subhanahu wata'ala.
Sahabat hijrah yang berbahagia, banyak keutamaan yang bisa
kita dapatkan dengan menghadiri majlis dzikir atau majlis ilmu.
Diantara keutamaannya adalah, ketika kita menghadiri majlis
dzikir, maka kita diumpamakan duduk di taman-taman surga di dunia.
Hal ini sebagaimana disebutakn di dalam hadits yang
diriwayatkan dari Anas bin Malik radiyallahu anhu bahwa Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا
مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan
senang hati.”
Kemudian para sahabat bertanya,
وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ
,”Apakah taman-taman surga itu?” Maka Rasulullah
shollallahu 'alaihi wasallam menjawab,
حِلَقُ
الذِّكْرِ
Halaqah-halaqah atau kelompok-kelompok dzikir.”
Kemudian sahabat hijrah, keutamaan yang kedua majlis dzikir
dihadiri oleh para malaikat. Ketika malaikat datang maka hal itu menjadi sebab
turunnya ketenangan dan rahmat Allah subhanahu wata'ala. Kemudian Allah
subhanahu wata'ala akan membanggakan majlis dzikir di hadapan para malaikat.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam
لَا
يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ
الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ
اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat Allah
meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut
mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisiNya.
Kemudian di dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
radiyallahu anhu disebutkan bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki
malaikat-malaikat yang berkelana di jalan-jalan mencari Ahli Dzikir. Jika
mereka telah mendapatkan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka
duduk bersama dengan orang-orang yang berdzikir.
Kemudian mereka saling mengajak: ‘Kemarilah kepada hajat
kamu’. Maka para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir dengan sayap
mereka sehingga langit dunia.
Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka,
sedangkan Dia lebih mengetahui daripada mereka, ’Apa yang diucapkan oleh
hamba-hambaKu?’
Para malaikat menjawab, ’Mereka bertasbih, bertakbir, dan
mengagungkanmu. Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatKu?’
Para malaikat menjawab,’Tidak, demi Alah, mereka tidak
melihatMu’.
Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatKu?’ Mereka
menjawab,’Seandainya mereka melihatMu, tentulah ibadah mereka menjadi lebih
kuat kepadaMu, lebih mengagungkan kepadaMu, lebih mensucikan kepadaMu’.
Allah berkata,’Lalu, apakah yang mereka minta kepadaKu?’
Mereka menjawab, ’Mereka minta surga kepadaMu’.
Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatnya?’ Mereka
menjawab,’Tidak, demi Alah, Wahai Rabb, mereka tidak melihatnya’.
Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatnya?’
Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih
semangat dan lebih banyak meminta serta lebih besar keinginan’.”
Allah berkata: “Lalu, dari apakah mereka minta perlindungan
kepadaKu?” Mereka menjawab,”Mereka minta perlindungan dari neraka kepadaMu.”
Allah bertanya,”Apakah mereka melihatnya?” Mereka
menjawab,”Tidak, demi Allah, wahai Rabb. Mereka tidak melihatnya.” Allah
berkata, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Seandainya
mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih menjauhi dan lebih besar rasa
takut terhadap neraka.”
Allah berkata, ”Aku mempersaksikan kamu, bahwa Aku telah
mengampuni mereka.”
Kemudian sahabat, salah seorang malaikat berkata,”Di antara
mereka ada Si Fulan. Dia tidak termasuk mereka, dia tidak ikut berdzikir. Sesungguhnya
dia datang hanyalah karena satu keperluan.” Allah berkata,”Mereka adalah
orang-orang yang duduk. Teman duduk mereka tidak akan celaka dengan sebab
mereka.”
Selain itu sahabat, kita juga
harus mengetahui adab-adab dalam berdzikir. Diantara adab berdzikir yang
seringkali tidak diindahkan adalah bersuara keras atau bahkan terkesan
berteriak-teriak dalam berdzikir. Padahal Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam mencontohkan untuk bersuara lembut ketika berdzikir.
Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menuju perang khaibar, orang-orang menaiki lembah, kemudian mereka
bertakbir dengan suara keras.
Maka Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menegur
mereka,”Pelankanlah suaramu! Sesungguhnya engkau tidaklah menyeru kepada yang
tuli dan yang tidak ada. Sesungguhnya, engkau menyeru Allah Yang Maha Mendengar
dan Maha Dekat, dan Dia bersamamu dengan ilmuNya, pendengaranNya, penglihatanNya,
dan pengawasanNya.”
Hadits riwayat Bukhori dan Imam Muslim
Berkaitan anjuran berdzikir dengan suara yang pelan, Allah
juga berfirman di dalam quran surat al-A’raf ayat 2015
وَاذْكُر
رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيْفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ
بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ وَلاَتَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah nama Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan
diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Nah sahabat hijrah, dari pemaparan ini bisa kita simpulkan
bahwa majelis dzikir itu luas pengertiannya dan memiliki banyak keutamaan.
Kemudian juga dzikir dengan membaca tahmid, tasbih, takbir
dan semisalnya dengan suara keras nggak ada contohnya. Bahkan, bertentangan
dengan perintah Al Qur’an dan Sunnah, apalagi dikomando secara bersama-sama.
Selain itu, kita juga tadi menyinggung bahwa Mejelis ilmu
termasuk majelis dzikir, yang menurut banyak ulama justru lebih utama
dibandingkan dengan majlis-majlis dzikir lain yang bersifat sunnat.
Sahabat hijrah, tentunya dengan mengetahui besarnya keutamaan
majlis dzikir, kita tidak akan lagi melewatkan majlis-majlis dzikir. Kita akan
giat dalam menghadiri kajian dan kita akan senang berkumpul dalam kebaikan.
Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment