Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Tuesday, August 28, 2018

    Sebenarnya, Kita Masih Terjajah. Tapi…

    Gegap gempita dan semarak tahunan kemerdekaan Republik Indonesia sudah menggema. Bahkan beranda facebook dan instagram saya dibanjiri oleh ‘promo-promo merdeka’ dengan diskon khusus selama agustus.’

    Menengok lingkungan sekitar, sang saka merah putih begitu semarak dikibarkan di depan-depan rumah, di lorong-lorong gang hingga tembok-tembok dengan kutipan kemerdekaan.

    Ya, patut kita syukuri kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Atas anugerah Allah subhanahu wata'ala di 17 Agustus kita bisa menghirup udara kebebasan.

    Tapi sayang sungguh sayang jika ‘agustusan’ hanya sebatas seremonial tapi kering dari makna. Mari kita renungkan, benarkah kita sudah merdeka?

    Kita belum merdeka jika hati dan pikiran kita masih terjajah oleh ideology yang merusak dan budaya permisif yang menggerogoti etika.

    Kita belum merdeka jika hati dan perasaan kita masih menjadi budak nafsu dan syahwat. Buktinya, korupsi masih menjadi masalah yang urgent untuk segera ditangani. Pun ekonomi kita masih terjajah oleh IMF dan world bank.

    Sesungguhnya, melepaskan diri dari penghambaan kepada makhluk menuju penghambaan kepada Allah sebagai sang Khalik adalah kemerdekaan yang hakiki. Tapi sayangnya, kemusyrikan telah mendarah daging dan dilindungi dengan tameng budaya dan tradisi. Sungguh, jika begini tak ada artinya kemerdekaan bagi kita.

    Sungguh, Negara yang pernah terjajah akan ikut merasakan nasib Negara lain yang masih terjajah oleh bangsa lain. Dan Alhamdulillah, indonesia pun mendukung penuh kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Tak heran, hingga detik ini Indonesia selalu berdiri dengan Palestina, satu-satunya Negara yang belum merdeka di abab ini. Sayang, masih ada beberapa gelintir yang tidak peduli dengan urusan Palestina. Bahkan menganggap urusan palestina tidak penting untuk bangsa Indonesia.
    Sungguh, mental seorang merdeka adalah mereka yang gerah ketika negaranya dikangkangi oleh Negara lain. Tak heran jika kita merasa khawatir dengan adanya isu ‘kekuasaan baying-bayang cina’ yang begitu kentara. Ya, ini bukan sekedar isu sebenarnya. Kita tak ingin dijajah untuk kedua kalinya. Dan sebagai seorang muslim, kita tidak mungkin jatuh ke lubang yang sama

    Ciapus, 16 Agustus 2018

    No comments:

    Post a Comment