Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Tuesday, August 28, 2018

    Kami Belajar Untuk Mencintaimu, Ya Rasul

    Ya Rasul, kami tahu bahwa rasa cinta kepadamu adalah rasa cinta yang agung setelah rasa cinta kami kepada Allah subhanahu wata'ala. Akan tetapi entah kenapa, kami bahkan ragu dengan rasa cinta kami kepadamu. Sepertinya rasa cinta terhadap dunia dan segala perhiasannya mengalahkan rasa cinta kami kepadamu. 

    Ya Rasul. Sungguh kami malu karena cinta kami begitu tipis, padahal cintamu kepada kami tak terhingga. Hatta di akhir hayatmu kau lafalkan kalimat cinta yang begitu mengharu biru, ‘Umatku, Umatku.’

    Ya Rasul, kedudukanmu begitu mulia. Oleh karena itu kami selalu berharap mengagungkanmu sepenuh penghormatan. 

    Pertama, kau sebagai utusan Raja Diraja alam semesta. Selayaknya seseorang akan memuliakan utusan raja dunia, maka apatah lagi dirimu sebagai utusan dari Raja Alam semesta pencipta segala eksistensi, kecuali eksistensi-Nya yang tak berawal dan tak berakhir.

    Kedua, tanpa adanya dirimu wahai Rasul, kami mungkin masih berkubang dalam kegelapan syirik dan bid’ah dan kegelapan peradaban yang hitam pekat.

    Ketiga, engkau adalah jiwa yang suci dan agung dengan segala pengorbanan yang kau lakukan demi tegaknya kalimatullah sehingga sampai kepada kami. Timpukan batu, gelaran hina nan buruk, timpukan kotoran unta, cekikan di leher, caci maki yang panjang hingga upaya pembunuhan adalah dinamika hidupmu ya Rasul. Sungguh, kami merasa malu dengan cinta kami yang begitu tipis. Kami malu dengan mental kami yang lemah, yang tidak bisa dibandingkan dengan mental dakwahmu, hatta walau seujung kuku.

    Ya Rasul, hanya saja kami berharap Allah merahmati kami dengan adanya hati yang ikhlas mencintaimu. Karena kami percaya dan meyakinimu sebagai utusan. Mentaati apa yang kau perintahkan dan menjauhi apa yang kau larang, sebagai perpanjangan dari Firman Tuhan. Kami juga berusaha ittiba’ terhadap sunnahmu dan berusaha mencintaimu sepenuh hati.

    Kami berusaha membuktikan rasa cinta dengan shalawat semampu kami, meneladani sunnah-sunnahmu sekuat kami dan membela kehormatanmu ketika para durjana itu berusaha merendahkan kehormatanmu.

    Ya Rasul, saksikanlah bahwa kami mencintaimu. Walau kami selalu belajar untuk menyempurnakan cinta, tapi yang pasti rasa cinta ini akan selalu ada di hati.

    No comments:

    Post a Comment