Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Tuesday, August 28, 2018

    Dear saudaraku yang menisbatkan dirinya sebagai Salafi

    Dear saudaraku yang menisbatkan dirinya sebagai Salafi,
    Tahukah antum bahwa antum adalah orang yang paling dekat di hati kami dibanding para ahli bidah, walau pun mungkin antum menganggap kami juga ahli bid’ah dengan ‘haroki’ kami. Tapi itu tak jadi soal, kami mempelajari kitab tauhid sebagaimana yang antum pelajari, kami memegang quran dan sunnah sebagaimana kalian memegangnya. Kami tak peduli antum menyebut kami ahli bid’ah, tapi yang jelas kalian saudara kami yang lebih dekat di hati kami,

    Dear saudaraku yang menisbatkan dirinya sebagai salafi,
    Kami merasa sedih ketika dakwah sunnah dilecehkan, sampai-sampai ada kajian yang dibubarkan dan ustadz yang diusir. Pun kami merasakan seperti yang kalian rasakan. Ada ustadz yang disebut sebagai ustadz khilafah diusir dengan tuduhan anti NKRI dan penyokong khilafah, di kesempatan yang lain, ada ustadz yang diusir karena gerakannya yang menyadarkan pentingnya pemimpin yang baik. Kami sama-sama pernah merasakan bagaimana rasanya mendapat rintangan dari kejumudan orang-orang ‘jahil’. 

    Dear saudaraku yang menisbatkan dirinya sebagai Salafi
    Akhlak kaum salaf penuh dengan kelembutan dan jauh dari caci maki. Jauh dari fitnah dan ghibah. Alangkah baiknya jika kita bisa saling mendukung satu sama lain dalam kebenaran. Tidak lagi menghujat atas perbedaan. 

    Dear saudaraku yang menisbatkan dirinya sebagai Salafi,
    Tidak elok rasanya saling berperang nyinyiran di media sosial sehingga kebencian semakin membara di hati-hati kita yang terlalu suci dengan basuhan mata air tauhid dan pupuk akhlak. Tak elok rasanya saling menghujat karena ‘orientasi dakwah’ yang berbeda antara kita.

    Dear saudaraku yang menisbatkan dirinya sebagai Salafi,
    Kami merindukan Imam Ahmad dan Imam Syafi’I yang mendukung satu sama lain. Kami merindukan ulama-ulama yang saling berpegang tangan untuk kemajuan ummat. Bukan berdebat dan saling menghujat.

    Apatah lagi kita yang tidak ada apa-apanya. Hanya mengandalkan jemari kita yang gatal untuk menuliskan hujatan di facebook dan twitter. Saya mohon, hentikanlah. Demi cinta kita terhadap Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam tercinta.

    Tantangan masih panjang di hadapan kita. Ada ahli bid’ah yang menyimpang dari aqidah dan ibadah yang shahih yang sama-sama menjadi PR kita bersama, ada negeri nusantara tercinta yang harus kita bangun bersama. Sudah saatnya kita berhenti saling menghujat. Apalagi menghujat ‘ustadz-ustadz non-salafi.’

    Saya mohon dengan kerendahan hati dan dengan rasa cinta.

    TTD
    Ikhwan yang merindukan kebersamaan

    No comments:

    Post a Comment