Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Wednesday, January 3, 2018

    Makna Dua Kalimat Syahadat

    Syahadatain yang dimaksud adalah syahadat tauhid yaitu persaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan syahadat risalah yaitu persaksian bahwa Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah.

    Sebagai makhluk yang teristimewakan dengan akalnya, manusia diberi amanah kepemimpinan di bumi. Maka ia tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban. Hal ini mengharuskan manusia untuk mengambil sikap yang tepat, sesuai dengan posisinya sebagai makhluk yang berakal. Ia harus mengambil keputusan yang benar berdasarkan pengetahuan yang bebas dari hawa nafsu, terlebih dalam penghambaan dan penyembahan. Persaksiannya tentang tuhan, menuntutnya untuk menyembah (menghamba) tuhan itu. Allah yang telah menciptakan dan menjadikannya sebagai makhluk yang paling terhormat, tidak menghendaki jika manusia menghamba kepada sesama makhluk. Demi menjaga kehormatan manusia itu, Allah menurunkan petunjuk dan mengutus para rasul yang membimbingnya untuk menemukan dan mengenali Tuhan yang sebenarnya, sehingga manusia tidak menuhankan selain-Nya. Bimbingan dan ajaran yang dibaawa oleh para rasul itulah yang selanjutnya disebut Islam, orang yang masuk Islam disebut muslim.

    Banyak orang terdata sebagai seorang muslim bahkan jumlah umat ini sampai sepuluh digit di dunia ini. Akan tetapi, jumlah yang sangat besar itu seakan tidak ada artinya sama sekali. Mereka selah-olah lenyap ketika kehormatan agama, negeri, dan saudara mereka yang muslim dinodai oleh bangsa lain. Semangat juang yang pernah dikobarkan oleh generasi syahadat pertama –yang dengan syahadatainnya telah menorehkan tinta emas umat manusia yang shalih— telah jadi catatan sejarah. Generasi yang dengan syhadatainnya berani mengatakan “tidak” ketika semua orang bertekuk lutut di bawah penindasan tiran, kezhaliman jahiliyah, dan penyembahan terhadap batu-batu tuli dan kayu-kayu mati. Generasi yang dibesarkan Allah dengan syhadatain, mendobrak kezhaliman dengna keberanian berdasar tauhidullah dan memperlakukan dunia dengan santun meneladani Rasulullah saw.

    Generasi yang hilang itu harus terlahir kembali ke dunia untuk mengagungkan asma Allah, menjunjung tinggi sunnah Rasulullah, meninggikan panji Islam yang sebenarnya lahir untuk menang, bukannya untuk kalah. Islam itu unggul dan tidak terungguli. Mereka harus merebut kembali kehormatan manusia yang terkoyak oleh thaghut-thaghut durjana. Mereka adalah generasi syahadatain.

    Syahadatain adalah pondasi utama. Di atasnya dibangun aqidah Islam yang shahih, akhlak yang mulia, dan ibadah yang benar. Perpaduan tersebut selanjutnya mewarnai seluruh aspek kehidupan mereka.

    Tentang apa dan bagaimana syahadatain itu, dijabarkan oleh Sa’id Hawwa, yang disebut sebagai Al-Ushul Ats-Tsalaatsah yaitu Allah, Ar-Rasul, dan Al-Islam. Dengan memahami tiga pokok itu seorang muslim akan memiliki gambaran yang utuh tentang agamanya, sehingga dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata.

    Pembicaraan tentang Allah sebagai pokok yang pertama dibahas pada makna syahadatain dan ma’rifatullah, ditambah 26 sub pokok bahasan yang berorientasi pada tauhidullah dan membentuk aqidah yang salimah.

    Pembicaraan tentang Ar-Rasul sebagai pokok yang kedua diterangkan dalammaa’rifatur rasul dan dijabarkan dalam 8 sub pokok bahasan yang berorientasi untuk menjadikan Nabi saw. Sebagai qudwah hasanah dalam praktek kehidupan.

    Sedangkan Al-Islam sebagai pokok yang ketiga dibicarakan dan dijabarkan dalam 10 sub pokok bahasan untuk memberi gambaran utuh tentang Islam sebagai sistem hidup yang harus dijalan

    No comments:

    Post a Comment