Ust.Felix Siauw
Seseorang yang sedang dalam k ondisi terpuruk biasanya lebih mudah digerakkan dengan harapan, sedangkan yang sudah mapan lebih mudah bergerak karena ketakutan
Mengapa? Karena yang sudah terpuruk takkan takut untuk jatuh lagi, bahasanya "nothing to loose", sedangkan yang mapan takut kehilangan yang sudah dinikmatinya
Sebab itulah ketika tidur, yang mapan biasanya bermimipi buruk, mereka khawatir ketika kenikmatan yang Allah berikan hilang, apapun bentuk kenikmatan itu
Sebaliknya, mereka yang terpuruk, biasanya lebih sering untuk berandai-andai, berangan-angan, berharap-harap, dan ketika bermimpi, sesuatu yang indah-indah
Keterpurukan itu bisa jadi banyak hal, bisa jadi miskin harta, jahil ilmu, atau maksiat. Kenikmatann itu bisa jadi ketaatan, kaya raya ataupun kelebihan ilmu dan keluarga
Maka pengingat bagi mereka yang sudah mapan lebih efektif adalah hal-hal yang buruk, semisal, bagaimana bila suatu hari nanti anak-anakmu tidak menyembah Allah?
Atau bagaimana jika istri dan anak-anakmu jadi fitnah? Atau bagaimana bila selama ini amalmu ternyata riya dan sum'ah? Amalmu ternyata semuanya sia-sia?
Maka hal ini akan menjadikan dirinya terdorong untuk jadi lebih baik, agar terhidar dari perkara yang dia khawatirkan. Akan bersemangat dalam ketaatan pada Allah
Sebaliknya, bagi mereka yang merasa belum mapan, mungkin ada bagusnya mengingat janji-janji Allah bagi mereka yang mau berada di atas jalan ketaatan pada Allah
Bahwa Allah akan ganti dengan kebahagiaan, kemudahan hidup dan jalan keluar, rezeki tanpa hitungan, pasangan salih/salihah di dunia dan akhirat dan masih banyak lagi
Hal ini akan membuat mereka lebih bersemangat dalam taat, berubah menuju lebih baik, dan istiqamah dalam ketaatan saat dirubung oleh olok-olokan dan halangan
Inilah hidup seorang Muslim, antara harapan dan kecemasan, antara harapan ingin mendapat maghfirah dan cemas malah amalnya sia-sia dihadapan Allah Swt
Bila kita mampu memosisikan harap dan cemas ini dengan apik, insyaAllah hidup kita senantiasa bergerak naik pada ketaatan, dan menjauhi kehidupan minim ketaatan
No comments:
Post a Comment