Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Thursday, July 6, 2017

    Abdullah Azzam Mengajarkan Kesungguhan



    Kita dituntut oleh Allah subhanahu wata'ala untuk bertakwa atau beramal sesuai dengan kesanggupan kita. Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam quran surat at-Tagabun ayat 16,

    فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ ۗ

    Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.

    Di dalam ayat tersebut ada kalimat ‘Mastatho’tum, yang artinya menurut atau sesuai dengan kesanggupanmu.

    Lalu apa yang dimaksud dengan sesuai kesanggupanmu? Berkaitan dengan hal ini ada kisah menarik yang patut kita simak dari Abdullah al-Azzam, seorang syaikh teladan yang dihormati dan disegani oleh para muridnya.

    Suatu hari ada muridnya yang bertanya,“Ya syekh, apa yang dimaksud dengan mastatho’tum?”

    Sang Syekh-pun membawa muridnya ke sebuah lapangan kemudian meminta semuanya muridnya berlari sekuat tenaga. Syaikh Abdullah Azzam memerintahkan murid-muridnya mengelilingi lapangan semampu mereka.

    Titik dan waktu keberangkatan sama, akan tetapi waktu akhir dan jumlah putaran setiap murid akan berbeda sesuai dengan kesanggupan mereka. Satu putaran masih belum terasa, mereka bersemangat berlari memutari lapangan. Putaran kedua berkurang tenaga. Kini mulai berguguran perlahan di putaran ketiga.

    Hingga tersisa beberapa saja yang masih berusaha sekuat tenaga berlari mengitari lapangan. Hingga akhirnya satu persatu merasa lelah, menyerah. Mereka semuapun menepi ke pinggir lapangan, mereka tanpak kelelahan. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah berusaha sekuat tenaga, semampu mereka.

    Setelah semua muridnya menyerah, Sang Syekh-pun tak mau kalah. Beliau berlari mengelilingi lapangan hingga membuat semua muridnya keheranan. Semua murid kaget dan tidak tega melihat gurunya yang sudah tua itu kepayahan. Satu putaran masih berseri seri. Dua putaran mulai pucat pasi. Tiga putaran mulai kehilangan kendali.

    Menuju putaran yang keempat Sang Syekh makin tampak kelelahan, raut mukanya memerah, keringat bertetesan, nafas tersengal-sengat tidak beraturan. Tapi dia tetap berusaha. Beliau terus berlari sekuat tenaga. Langkahnya semakin melambat, melambat lagi hingga kemudian beliau terhuyung-huyung. Energinya sudah terkuras habis karena berlari memutari lapangan yang sangat luas tersebut.

    Setelah itu, Syaikh Abdullah Azzam ambruk dan dikelilingi murid-muridnya. Mereka tanpak heran dengan tekad kuat guru mereka mengelilingi lapangan tersebut.

    Di tengah helaan nafasnya, Syaikh Abdullah Azzam berkata, “Muridku, Inilah yang dinamakan titik mastatho’tum! Sesuai dengan kesanggupanmu. Titik di mana saat kita berusaha semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yang menghentikan perjuangan kita.” Jawab Sang Syekh dengan mantap.

    Murid-muridnya mengangguk paham.

    Nah, terkadang kita salah mengartikan mastatho’tum, sesuai dengan kesanggupanmu. Kita menyerah dari berjuang dengan alasan mastatho’tum. Kita berhenti melakukan amal atau mengendor dari amal karena alasan sesuai dengan kemampuan.

    Jika pola pikir itu diterapkan, maka tak ada lagi kebaikan.

    Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam berjuang menegakan kalimatullah dengan seluruh potensi dan kemampuannya. Ya, beliau mengerahkan semua usaha hingga Allah sendiri yang berkehendak islam jaya lewat jerih payah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam.

    Sesuai dengan kemampuan berarti mengerahkan seluruh energy dan potensi untuk berjuang dan beramal, bukan berhenti di tengah jalan dengan alasan lelah, tidak kuat dan melontarkan ayat mastatho’tum sebagai argument untuk berhenti dari beramal.

    Semoga bermanfaat.

    No comments:

    Post a Comment