Deni Ahmad
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman 'alaihissalaam bertanya kepada seekor semut,
“Wahai semut! Berapa banyak engkau memperoleh rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”
“Sebesar biji gandum,” jawab semut.
Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut tersebut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Nabi Sulaiman alaihissalam membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan setengah bagian dari biji gandum yang disediakan itu.
“Mengapa engkau hanya memakan sebagian dan tidak menghabiskannya ?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakkal dan pasrah diri kepada Allah,” jawab si semut.
“Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahwa DIA tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya dan apakah engkau masih hidup sehingga aku bisa memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Karena itu, aku harus tinggalkan setengah bagiannya sebagai bekal tahun berikutnya.”
*****
Belajar tawakkal dari seekor semut kawan..
Betapa menyandarkan nasib kepada selain Allah 'Azza Wajalla sama sekali tidak ada jaminan. Sebab kelemahan makhluk yang lekat dengan kesalahan, lupa dan kelemahan. Baik itu partner kerja, pimpinan perusahaan, hingga pada pasangan.
Jadi sob, jangan sekali-kali menggantungkan harapan kepada makhluk, karena banyak sekali jumlahnya yang suka #PEHAPE
Tapi sandarkanlah kepada yang menciptakan semua makhluk.
"Wallaahu khayran haafizhan" hanya Allah, sebaik-baik penjaga..
Bogor, 06 Agustus 2016
@Deniaz11
No comments:
Post a Comment