Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Friday, September 25, 2020

    Ketika ar-Rabi bin Khaitsam Ditemui Wanita Penggoda

     

    Ketika ar-Rabi bin Khaitsam Ditemui Wanita Penggoda

    Ar-Rabi’ bin Khaitsam termasuk tabi’in generasi awal, salah seorang murid Ibnu Mas’ud –semoga Allah meridhainya- yang hidup bersamanya dalam waktu yang lama, hingga ketika Ibnu Mas’ud melihat kebersihan hati dan ketakwaannya, Ibnu Mas’ud berkata (kepadanya), “Abu Yazid, seandainya Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatmu, niscaya beliau mencintaimu.” Ini adalah sekelumit tentang seorang tabi’in, ar-Rabi’ bin Khaitsam.

    Sekarang kita mulai kisah ini.

    Di kota tabi’in mulia ini, hidup orang-orang yang tidak seperti manusia pada umumnya, akan tetapi mereka adalah setan dari kalangan manusia. Mereka merencanakan sebuah makar jahat terhadap ar-Rabi’ dan ingin menjalankannya. Apa makar jahat tersebut ? orang-orang busuk itu menemui seorang wanita yang kesohor dengan kecantikan dan kemolekannya. Mereka memintanya merayu ar-Rabi’ dan menciumnya. Mereka menjanjikannya 1000 dirham bila dia melakukannya. Wanita tersebut menyanggupi dengan penuh suka cita. Dia menjanjikan, “Kalian akan mendapatkan lebih dari ciuman.”

    Wanita penggoda ini pun mengenakan pakaiannya yang paling indah, paling terbuka dan menggoda, dia juga memakai wewangian dan parfum paling bagus yang dia punya.

    Saat ar-Rabi’ keluar dari masjid, wanita penggoda itu sudah menunggu di salah satu sudut jalannya. Dia memperlihatkan tubuhnya, sehingga terlihatlah keindahan dan kecantikan tubuhnya yang meracuni otak dan menawan hati. Pada saat itu, ar-Rabi’ mengingat azab Allah bagi siapa yang melakukan dosa besar ini. Maka jiwanya yang suci dan pribadinya yang bersih menolak melakukan perbutan kotor itu.

    Wanita itu mendekat agar ar-Rabi’ bisa melihat kecantikannya yang menggoda dan mencium aroma tubuhnya yang harum. Dia mendekat dan membuka sebagian pakaiannya. Maka ar-Rabi’ berkata dengan penuh kemuliaan dan memelihara kehormatan diri,

    “Bagaimana dirimu bila kamu diserang demam yang merubah warna kulit dan kecantikanmu ? Bagaimana dirimu bila Malaikat Maut datang kepadamu lalu dia memutuskan urat lehermu ? Bagaimana kamu manakala Malaikat Mungkar dan nakir bertanya kepadamu ?Bagaimana dirimu dan bagaimana dirimu …? “

    Sesudah nasehat yang mendalam ini (yang disampaikan melalaui pertanyaan tersebut), setelah kalimat-kalimat Rabbani yang mengguncang gunung-gunung dan memecahkan batu-batu karang ini, apa yang terjadi ? Apa yang wanita cantik itu lakukan ? Apakah dia semakin berani membuka pakaiannya untuk menggoda ar-Rabi’ dan mendapatkan 1000 dirham ? Atau apa yang terjadi ?

    Mungkin Anda tidak percaya, tapi ini benar adanya, wanita tersebut berteriak sekuat-kuatnya lalu jatuh pingsan. Setelah sadar, dia pun bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha, dia mulai beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, shalat malam dan berpuasa ia lakukan untuk melebur kesalahan-kesalahannya, hingga saat dia meninggal, orang-orang berkata bahwa dia seperti pangkal pohon yang terbakar, kerena ia bersungguh-sungguhn dalam ibadah dan puasanya. Semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas. Barangsiapa yang bertaubat, maka Allah akan mengampuninya. Allah ta’ala berfirman,

    إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

    Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan ; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Furqan : 70)

    Allah dengan rahmat-Nya yang luas dan ampunan-Nya yang besar, tidak hanya mengampuni dosa saja, akan tetapi Allah menambahkan dari karunia-Nya, keburukan sebelum taubat Dia ganti dengan kebaikan, dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Semoga Allah merahmati seorang tabi’in yang mulia, ar-Rabi’ bin Khaitsam, ikon kebersihan hati dan kesucian jiwa. (Kitab at-Tawwabiin)

    Sumber :

    Dinukil dari, “Shuwarun Min al-‘Iffah”, Muhammad bin Abdurrahman al-Ajmi, ei, hal. 52-56

    Read more: https://www.hisbah.net/ketika-wanita-cantik-menggoda-ar-rabi-bin-khaitsam/#ixzz6Z2cfd7GG

    No comments:

    Post a Comment