Presiden Erdogan sosok Islamis atau sekuler? Pertanyaan ini menjadi isu sentral disaat kita mencoba melihat sosok Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dari dua sisi yang berbeda. Kaum sekuler Turki menyebutnya sebagai sosok Islamis yang ingin mengubah Turki menjadi negara Islam dan memberlakukan hukum Syariat.
Sementara kelompok Islamis, menggambarkan presiden Erdogan sebagai seorang pemimpin sekuler yang ingin melanjutkan misi-misi Kemal Attaturk, Bapak Sekuler Turki. Mereka menilai bahwa Erdogan masih melegalisasi pelacuran, minuman keras berlisensi, dan berlakunya Undang-undang yang jauh dari syariat Islam.
Kedua belah pihak mengemukakan argumen masing-masing menilai apakah Erdogan adalah seorang sekuler atau islamis. Perdebatan terus bergulir menilai orientasi pemikiran sang Presiden.
Namun disisi lain, mereka tidak mempertimbangkan meroketnya ekonomi Turki di bawah pemerintahan Presiden Erdogan, yang membawa kehidupan warga Turki jauh meningkat kesejahteraannya ketika seluruh dunia mengalami krisis ekonomi dan membuat Turki menduduki posisi terdepan dalam klasifikasi ekonomi dunia.
Kedua belah pihak masih disibukkan dengan perdebatan apakah Erdogan adalah seorang sekuler atau islamis? Tapi mereka tidak membicarakan kebijakan reformis Turki yang ditetapkan Erdogan yang berhasil memutus mata rantai korupsi, bahkan kebijakan Erdogan disebut-sebut telah menyelamatkan perekenomian Turki dalam 15 tahun terakhir.
Kedua belah pihak masih disibukkan dengan perdebatan apakah Erdogan adalah seorang sekuler atau islamis, disaat Presiden Erdogan membuka jalan Turki menjadi negara terpandang dan disegani oleh Timur dan Barat. Bahkan Erdogan membuktikan bahwa Turki bisa lepas dari ketergantungan terhadap Amerika, dan disaat bersamaan berani menantang Amerika dalam operasi Turki terbaru di Afrin, Suriah.
Dan masih segar dalam ingatan, bagaimana Erdogan mengecam keras presiden AS, Donald Trump ketika Trump menyatakan Jerusalem sebagai ibukota Israel. Turki menjadi negara terdepan melakukan pembelaan terhadap Palestina dan rakyatnya, dan diikuti oleh mayoritas negara-negara di Majelis Umum PBB.
Kedua belah pihak masih disibukkan dengan perdebatan apakah Erdogan adalah seorang sekuler atau islamis, ketika presiden Erdogan membuat takjub dunia Timur dan Barat dengan kekuatan diplomasi lembut Turki menghadapi negara-negara yang mereka nilai susah untuk diajak berdialog, : Iran, Rusia, China. Saat ini, Turki menjadi buah bibir dan menyentuh kehidupan publik di negara-negara Arab dan dunia Islam.
Kedua belah pihak masih terus disibukkan dengan perdebatan apakah Erdogan adalah seorang sekuler atau islamis, ketika Presiden Erdogan hanya dengan bermodalkan telepon genggam mampu memimpin dan menggerakkan rakyat Turki untuk turun ke jalan menghadapi kudeta militer 2016 dan berhasil menggagalkan kudeta tersebut. Tentu hanya sosok seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya yang mampu menggerakkan rakyat diseluruh negeri untuk mendukungnya, dialah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Jika Erdogan adalah seorang Islamis, maka kaum sekuler Turki akan diam dan menutup mata atas prestasi pemerintahaannya. Mereka akan terus berteori, mengkritik dan debat intelektual tanpa menawarkan solusi praktis untuk negara.
Sementara jika Erdogan adalah seorang sekuler, Akankah kelompok Islamis juga akan diam tentang prestasinya? dan pada saat bersamaan mereka akan melihat sosok pemimpin sekuler membawa Turki terus melaju ke depan menjadi negara yang disegani kawan maupun lawan.
Terlepas dari kedua belah pihak, sosok Erdogan adalah sosok pemimpin yang mencintai Islam, rakyat dan negaranya dan terus berusaha meng-upgrade, dan berdiri bersama mereka-mereka yang teraniaya, baik di dalam maupun luar negeri, sehingga Erdogan telah menjadi sosok yang disegani oleh Timur dan Barat.
Apakah Presiden Erdogan telah menjadi teman bagi faksi Islam yang menyerangnya sekarang? Apakah Erdogan mampu merangkul suara-suara faksi Islam dan mengembalikan Turki kepada kejayaan dimasa kekhalifahan Ottoman? Apakah Erdogan akan menerapkan syariat Islam sebagai konstitusi Turki? Namun, yang patut disadari adalah bahwa pengaruh sekuler masih kuat di Parlemen Turki dan loyalis Attaturk, dan Erdogan hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kekurangan.
Dan berada di pihak manakah anda ketika menilai sosok seorang Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan? (Sumber: Moslemtoday.com)
jauh lebih islamis dibanding presiden sebelum sebelumnya.
ReplyDeletesy salut ke berpihakannya dg org sunni
Ya bang, semoga erdogan menjadi salah satu benteng umat islam
Delete