Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendesak dunia internasional segera melakukan intervensi kelaparan di Somalia kian parah.
Sebagaimana diketahui, kekeringan di Somalia telah mengakibatkan jutaan orang kelaparan. Somalia menghadapi krisis kelaparan ketiga dalam 25 tahun selain meng alami perang sipil dan kekerasan.
Menurut OKI, hampir enam juta orang yang merupakan setengah dari penduduk di negara itu berada di ambang maut dan membutuhkan bantuan kemanusiaan segera.
Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Dr. Yousef Al-Othaimeen menyatakan keprihatian yang dalam dan elaporkan bahwa tanda-tanda bencana kelaparan telah mulai terlihat di Somalia dan di bagian lain di Tanduk Afrika ini pasca kekeringan parah dan kekurangan curah hujan.
Musibah ini menurutnya telah mengancam kehidupan lebih 17 juta orang meliputi wilayah Djibouti, Erétria, Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Sudan dan Uganda.
Sebanyak 110 orang tewas di Somalia selama dua hari akibat wabah kolera dan kelaparan akibat kekeringan berkelanjutan, demikian pernyataan Perdana Menteri Hassan Ali Haire di Mogadishu tanggal 4 Maret 2017, dikutip al-Arabiya.
Kantor OKI urusan Koordinasi Kemanusian dan Aksi Pembangunan di Somalia memperkirakan pada Febuari lalu sekitar 50.000 penduduk terpaksa mengungsi.
“Perlu dicatat Somalia merupakan satu dari empat negara sering menghadapi masalah kelaparan serius bersama dengan Nigeria, Sudan Selatan dan Yaman yang mana lebih 20 juta orang terpengaruh dan kondisi itu membutuhkan tindakan segera untuk menghindari masalah semakin menular,” kata Sekjen OKI.
Perdana Menteri Somalia, Hassan Ali Haire, mengatakan di kawasan Bay saja, di selatan, dalam 48 jam terakhir ini 110 orang tewas kelaparan akibat kemarau yang kerontang.
Angka yang disebutkan untuk wilayah Bay ini adalah untuk pertama kalinya diungkapkan secara resmi jumlah korban tewas selama krisis. Dampak menyeluruh kekeringan di Somalia sampai saat ini masih belum diketahui.
Lembaga-lembaga kemanusiaan mencemaskan, di Somalia akan meledak bencana kelaparan besar-besaran. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan kunjungan darurat ke Somalia dan menyaksikan langsung kondisi jutaan rakyat. Antonio Guterres pada 22 Febuari mengumumkan, lembaga bantuan kemanusiaan PBB membutuhkan alokasi segera sebanyak US $ 4,4 miliar pada akhir Maret untuk mengatasi kelaparan di Yaman, Somalia, Sudan Selatan dan Nigeria. Sejauh ini US $ 90 berhasil diperoleh.
Dia mengatakan 1,4 juta anak-anak pula menghadapi kematian akibat kelaparan di empat negara itu sementara di Yaman saja sejumlah 462.000 anak dilanda kekurangan gizi akibat perang yang berlangsung hampir dua tahun.
Sekretariat Jenderal OKI mengatakan Somalia juga dibelenggu nasib sama karena seramai 260.000 orang menjadi korban antara tahun 2010 dan 2012.*
Hidayatullah.com
Friday, March 10, 2017
Slider
No comments:
Post a Comment