Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Wednesday, July 15, 2020

    7 Bukti Nyata Cinta Kepada Nabi


    Mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Semua kaum muslimin tentunya  mengakui bahwa mereka mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Untuk membuktikannya, diperlukan bukti dan tanda, yang dapat dijadikan sebagai standar kebenaran pengakuan cinta. Sebab, bila pengakuan tidak diwujudkan dengan bukti, maka apa artinya sebuah pengakuan? Karena tidak semua pengakuan cinta dianggap benar, kecuali jika diwujudkan dengan bukti dalam kehidupan sehari-harinya. 

    Bukti dan tanda-tanda tersebut menunjukkan kecintaannya yang hakiki. Semakin banyak memiliki bukti dan tanda tersebut, maka semakin tinggi dan sempurna kecintaannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

    Lalu apa saja bukti nyata cinta kita kepada Nabi. Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba menguliknya.
     
    Di antara bukti dan tanda-tanda tersebut ialah sebagai berikut: 

    Pertama, mencontoh dan menjalankan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
      
    Seseorang yang benar mencintai Rasulullah ialah orang yang mengikuti Rasulullah secara lahiriyah dan batiniyah, selalu menyesuaikan perkataan dan perbuatannya dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Anas bin Malik, beliau berkata:


     وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ
    Dan barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di Surga”.

    Orang yang mencintai Rasulullah, ia harus membuktikan. Yaitu diwujudkan dengan semangat berpegang teguh dan menghidupkan Sunnah. Yakni mengamalkan sunnahnya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya, mendahulukan itu semua dari hawa nafsunya. 

    Hal ini juga difirmankan oleh Allah Subhanahu Wata'ala di dalam quran surat ali Imran ayat 31,
    قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
    “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. 

    Kedua, banyak mengingat dan menyebut Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam, yakni dengan bershalawat

    Hal ini sebagaimana yang Allah perintahkan di dalam quran surat al-Ahzab ayat 56,
    إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
    “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”  

    Ketiga, mempelajari keutamaan dan sifat-sifat Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam

    Hendaknya kita juga mempelajari  keutamaan dan kekhususan sifat, akhlak dan perilaku utama yang Allah berikan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga menjadikan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai contoh.  

    Juga mengetahui mu’jizat serta bukti kenabian untuk mengenal kedudukan dan martabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan demikian, dapat mengenalkan kepada orang lain dan mengingatkan mereka, sehingga semakin meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

    Keempat, berharap bisa melihat dan berjumpa dengan Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam 

    Hal ini sebagaimana yang Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam sabdakan di dalam hadits,
    : مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ
    “Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah, orang-orang yang hidup setelahku. Salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku, walaupun menebus dengan keluarga dan harta”.
    Juga dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
     وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ فِي يَدِهِ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أَحَدِكُمْ يَوْمٌ وَلَا يَرَانِي ثُمَّ لَأَنْ يَرَانِي أَحَبُّ إِلَيْهِ مَنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ
    “Demi Dzat, yang jiwa Muhammad di tanganNya (Allah). Pasti akan datang pada salah seorang dari kalian satu waktu, dan ia tidak melihatku, kemudian melihat aku lebih ia cintai dari keluarga dan hartanya” 

    Kelima, mencintai orang-orang yang dicintai oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam

    Siapakah yang dicintai oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam, yang mana kita juga sebagai ummatnya harus mencintai mereka?

    Yang pertama, ahli bait Rasulullah. Imam al Baihaqi berkata: “Dan termasuk dalam lingkup kecintaan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu mencintai Ahli Bait”.

    Siapakah yang disebut Ahlul Bait? Ahli Bait Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang diharamkan mengambil shadaqah. Demikian pendapat Imam asy Syafi’i dan Ahmad bin Hambal serta yang lainnya dari para ulama. Ahli bait juga termasuk di dalamnya para istri beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

    Yang kedua, orang yang dicintai Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam adalah para sahabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Imam al Baihaqi menyatakan, termasuk kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu mencintai para sahabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika Nabi mencintai para sahabatnya, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan lain-lain, serta para istri dan keturunannya, sudah sepatutnya seorang Muslim mencintai mereka pula.

    Keenam, membenci orang yang dibenci oleh allah dan rasulnya 

    Memusuhi orang yang memusuhi Allah dan RasulNya. Menjauhi orang yang menyelelisihi sunnahnya dan berbuat bid’ah dalam masalah agama, dan merasa berat atas semua perkara yang menyelisihi syari’at. 

    Ketujuh, meneladani akhlak Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam

    Tidak dimungkiri bahwa Nabi Sholallahu Alaihi Wasallam memiliki akhlak yang mulia. Firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam QS al-Qalam ayat 4, “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak yang agung.” 

    Salah satu tugas Nabi diutus, yakni untuk menyempurnakan akhlak. Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Bukhari)

    Hendaknya, ukti-bukti cinta ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap Muslim. Keluhuran akhlak beliau dapat menjadi standar dasar akhlak yang harus dimiliki. Dengan menunjukkan bukti mencintai Nabi, semoga kelak dikumpulkan bersamanya di jannah Allah nanti. Wallahu a’lam.

    No comments:

    Post a Comment