Ali bin Muhammad bin Abban al-Qadhi menceritakan, Yahya bin Zakariya as-Saji telah menceritakan kepada kami, al-Muzni telah menceritakan kepada kami, beliau menceritakab, ” Kalau ada orang yang dapat mengeluarkan ganjalan hati dan segala yang mengotori hatiku dalam perkara tauhid, maka Imam Syafi’ilah orangnya. Aku pernah pergi menemui beliau, ketika itu beliau berada di masjid Mesir. Ketika aku bersimpuh di hadapannya, aku langsung berkata,
AM : Dalam hatiku terbetik persoalan yang mengusik tauhid. Namun aku tak tahu ada orang yang memiliki ilmu sebagaimana yang Anda miliki. Apa sebenarnya yang Anda mikiki?
Beliau tiba-tiba marah, kemudian berujar
IS : Tahukah kamu di mana kamu berada sekarang?
AM : Tahu
IS : Inilah tempat di mana Fir’aun ditenggelamkan oleh Allah. Apakah kamu pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk mempertanyakan masalah itu?
AM : Tidak
IS : Apakah ada sahabat yang pernah membicarakannya?
AM : Tidak
IS : Tahukah kamu ada berapa jumlah bintang di langit?
AM : Tidak
IS : Bintang yang kamu tahu jenisnya, waktu terbit dan waktu tenggelamnya, tahukah kamu dari apa ia diciptakan?
AM : Tidak
IS : Sesuatu dari makhluk ini dengan mata kepala saja kamu tidak tahu, kemudian kamu bertanya tetntang ilmu Sang Pencipta?
Kemudian beliau bertanya kepadaku tentang beberapa persoalan wudhu, tapi aku tidak bisa menjawab dengan benar. Kemudian beliau mengembangkan lagi persoalan itu menjadi 4 persoalan lain, namun tak satupun yang kujawab dengan benar.
IS : Persoalan yang kamu butuhkan sehari sebanyak 5 kali saja kamu tak bisa jawab, kamu mau memaksakan diri mengetahui ilmu Sang Pencipta? Kalau terbetik lagi persoalan yang mengusik hatimu (dalam perkara tauhid) kembalikah kepada Allah dan kepada firman Nya QS. Al-Baqarah : 163-164.
Dengan firman Nya, Allah memberi petunjuk tentang diri Nya melalui makhluk. Maka janganlah kamu memaksakan diri untuk menggapai ilmu yang tak mungkin dicapai oleh akalmu.
AM : Setelah itu aku betul-betul bertaubat.
Keterangan
AM : Al-Muzani
IS : Imam Syafi’i
Dikutip dari buku “Ayna Nahnu min Akhlaqis Salaf” karya Syaikh Abdul Aziz bin Nashir al Julayyil Baha’uddin bin Fatih Uqail.
Faidah :
Banyak dari kita mempertanyakan persoalan besar tapi lupa persoalan kecil yang sebenarnya lebih kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang diceritakan Al Muzani. Ia mempertanyakan ilmu Allah tapi tidak tau fiqih sehari-hari seperti wudhu. Padahal dalam bertauhid Asma wa Shifat kita tidak boleh takyif (menanyakan kayfiyyah), tamtsil (memisalkan dengan makhluk), tahrif (merubah), serta tidak boleh ta’thil (menolak)
Thursday, August 1, 2019
Kisah Teladan
No comments:
Post a Comment