Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Thursday, December 6, 2018

    [Kisah] Dua Saudara dan Hidayah Alloh

    Dikisahkan ada dua orang kakak beradik yang keduanya mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda. Sang kakak sangat taat beribadah, melakukan kebaikan, tanpa ada satupun dosa yang pernah ia lakukan,  Ia juga dijuluki ahli masjid karena shalat jamaahnya tidak pernah tertinggal walau hanya satu waktu saja. Sedangkan sang adik melewati hari-hari di tempat bisnisnya, dia banyak sekali melakukan maksiat kepada Allah swt. Bahkan sang adik mempunyai rumah Bordir yang sangat maju, semuanya lengkap disitu.

    Pada suatu hari Syaitan datang kepada sang kakak dan mempengaruhi keimanannya. Syaitan mengatakan kepada sang kakak “ kamu ini sudahlah…! ibadahnya sudah banyak, kesurganya sudah cukup, bekalnya sudah lebih bahkan. Kamu tidak punya pengalaman bermaksiat? Taat terus, taat terus, kalau tidak pernah merasakan pengalaman bermaksiat, bagaimana kamu bisa merasakan indahnya bertaubat..!?”. Mendengar pernyataan syaitan tersebut sang kakak mulai berfikir ada benarnya juga yang dikatakan syitan tersebut, “kalau tidak pernah merasakan maksiat bagaimana bisa merasakan indahnya bertaubat…!!!”. Bukankah Allah menyukai orang-orang yang kembali kepadanya dengan sebenar-benarnya taubat!

    Sang kakak mulai terpengaruhi dengan bujuk rayuan syaitan, bahasa manipulasi yang sangat indah di dengar namun membuat hati menjadi ragu kepada Allah. Sangking ia tidak pernah melakukan perbuatan dosa, bermaksiat kepada Allah dan dia mau melakukan maksiatpun tidak tau bagaimana caranya karena ia sebelumnya tidak pernah melakukan kemaksiatan, terbisik dalam hatinya “saya ingin merasakan maksiat, karena ketika bertaubat cinta Allah itu datang”.

    Syaitan mengatakan lagi “ bukankah Allah meyukai orang-orang yang bertaubat dan kembali kepadanya!!, sedangkan engkau dekat dengan Allah dan pastinya tuhanmu akan lebih cepat menerima taubatmu”. Pada saat itu pula syaitan memberikan jalan kepada sang kakak untuk bermaksiat kepada Allah swt, Syaitanpun mengarahkan sang kakak untuk bermaksiat dengan cara yang paling mudah dan gampang sekali, yaitu dengan mendatangi rumah bordir adiknya itu.

    Syaitan memperkenalkan “ adikmukan alhi maksiat, datangi sekali-kali ketempat adikmu, kunjungi dan kamu lakukan maksiat kemudian kamu bertaubat kepada Allah, bukankah orang yang dekat dengan Allah cepat kembali kepadanya dan cepat pula diterima amalan dan taubatnya”. Kemudian sang kakak mengunjungi tempat adikanya.

    Disaat yang bersamaan hidayah Allah menyentuh qalbu adiknya, ada bisikan yang begitu dahsyat menghentakkan jiwanya “sampaikapan engkau terus bermaksiat begini, apakah engkau tidak mau berkumpul bersama kakakmu yang ahli masjid itu di surga..? sampai kapan engkau terus begini..? apakah engkau tidak malu berjumpa dengan kakakmu di akhirat nanti secara berpisah..? ”.

    Disatu sisi syaitan datang merasuki hingga menggoyahkan keimanan seseorang dan di sisi lainnya hidayah Allah datang kepada orang-orang yang ia kehendaki dengan penuh kemuliaan. Sang adik mendapat hidayah dan terus berfikir malu dengan sang kakak yang ahli ibadah tersebut. Kemudian sang adik memutuskan untuk pergi menjumpai sang kakak di masjid dan beribadah kepada Allah swt. Sedangkan di sisi yang lainnya sang kakak pergi ketempat adiknya ke rumah bordir untuk bermaksiat kepada Allah swt.
    Subhanallah, kadarullah, keduanya pergi. Sang kakak pergi ke rumah bordir sedangkan sang adik menuju masjid. Namun atas kekuasaan Allah keduanya tidak berjumpa, sang kakak tidak bejumpa dengan adiknya dan sebaliknya sang adik tidak berjumpa dengan kakaknya. keduanya mengunakan jalan yang berbeda arah, yang satu mengunakan jalan A menuju ke masjid dan yang satunya lagi mengunakan jalan B menuju ke rumah bordir.

    Sesampainnya sang adik di masjid dia menangis melihat rumah Allah, dia berwudhuk disitu, dia bersimbah diri disitu  menangisi dirinya dengan dosa-dosa yang pernah dia lakukan sebelumnya, dia bertaubat meminta apunan kepada sang khaliq. Ia shalat disitu dengan penuh kesedihan mengharap ampunan dari pada Rabbnya. Pada rakaat pertama di dalam sujudnya ia bedoa kepada Allah memohon ampuna dari pada Allah.

    Pada saat yang bersamaan sang kakak mendatangi tempat sang adiknya di rumah bordir, ia melihat-lihat dan sesampainya di depan pintu ia disambut hingga diiringi untuk masuk kedalam rumah, karena mereka tau ia adalah kakaknya sang pemilik tempat tersebut. Kemudian dalam posisi sududnya adik yang kedua terjadilah bencana besar, yaitu gempa bumi yang sangat dahsyat. Hingga meruntuhkan bangunan masjid dan juga tempat bordir tersebut. Pada saat itu sang kakak meninggal dalam keadaan bermaksiat kepada Allah swt. Sedangkan adinya dalam posisi bersujud kepada Allah swt.

    Coba perhatikan bagaimana cara Syitan datang kepada setiap hamba untuk bermaksiat dan perhatikan Hidayah Allah menyentuh kemuliaannya itu kembali kepada Allah swt. Dari kisah diatas bisa kita ambil pembelajaran kalau kita tidak bisa lari dari kematian. Ajal itu pasti akan datang kepada hambanya yang bernyawa. kita hanya saja kita menunggu kapan watunya tiba. Yang bisa kita lakukan adalah terus berikhtiar untuk melakukan kebaikan demi kebaikan dengan mengharap ridha daripada Allah swt untuk di wafatkan dalam keadaan yang baik.

    Semoga bermanfaat. Mohon kritikan dan saran yang membangun untuk penulis. trimks


    Disadur dari >> http://abgiki.blogspot.com/2018/01/kisah-nyata-adik-kakak-yang-ahli-ibadah.html

    No comments:

    Post a Comment