Sepanjang hidup, manusia selalu didampingi oleh malaikat yang diutus oleh Allah SWT. Makhluk yang tercipta dari cahaya ini menemani Bani Adam sejak awal penciptaan saat di perut ibu, hingga akhir ruh manusia dicabut dari jasad.
Dalam sehari semalam, manusia mendapat pengawasan dari lima malaikat secara bergantian. Dua diantaranya menjaga pada malam hari, dua lagi bergantian menjaga pada siang hari, dan satu malaikat tidak pernah berpisah dengan manusia. Layaknya manusia, malaikat juga memiliki jam kerja tersendiri.
Malaikat yang bertugas pada siang hari, jam kerjanya dimulai pada Subuh hingga Ashar. Sedangkan malaikat yang bekerja pada malam hari, bekerja mulai Ashar sampai Subuh. Pada dua waktu inilah kelima malaikat bertemu, sehingga dua waktu tersebut memiliki keutamaan tersendiri.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan kita salat pada waktunya, terutama pada Subuh dan Ashar. Sebab jika kita salat Subuh dan Ashar tepat waktunya, apalagi jika dilakukan berjamaah, akan disaksikan oleh malaikat yang bertugas malaikat yang bertugas malam dan malaikat yang bertugas siang.
Abu Hurairah mengabarkan, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”. (HR. Imam Ahmad Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).
Jadi berdasarkan hadist di atas bahwa pada peralihan dua waktu diatas memiliki keutamaan yang sayang jika dilewatkan kaum mukmin. Keberadaan malaikat jelas merupakan sebuah pertanda baik. Mereka akan turut mendoakan manusia terkhusus yang tengah dalam keadaan suci dan beribadah kepada Allah.
Sayangnya pada dua waktu ini pula lah manusia sulit melakukan hal demikian. Pada waktu pagi, mukmin yang seharusnya melaksanakan Salat Subuh harus bertarung melawan selimut dan dinginnya angin pagi. Tidak sedikit yang akhirnya sukses untuk mendirikan salat wajib dua rakaat. Namun, banyak juga yang gagal hingga akhirnya waktu fajar telah usai. Padahal, waktu subuh menjadi waktu terbaik bagi manusia beribadah kepada Allah karena disaksikan langsung oleh malaikat.
Ma’mar dari Az Zuhri dari Abu Salamah dan Ibnu Al Musayyab dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bersabda yang artinya “malaikat malam dan malaikat siang berkumpul ketika shalat subuh.” Lalu Abu Hurairah r.a. berkata: “jika kalian mau bacalah: “dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Al Isra: 78). (H.R. Bukhari No. 4348).
Utamanya adalah malaikat yang meninggalkan manusia karena pertukaran shift antara malaikat malam dan malaikat siang ini akan melaporkan kepada Allah bahwa kita ditinggalkan dalam keadaan sedang salat.
“Di tengah-tengah kalian ada malaikat yang silih berganti bertugas mengiringi kalian diwaktu malam dan siang, mereka berkumpul ketika shalat ‘ashar dan shalat subuh. Malaikat yang mengawasi amal kalian di malam hari naik ke langit lantas Allah bertanya mereka -dan Allah lebih tahu keadaan kalian- bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku? Para malaikat menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka sedang mereka tengah mendirikan shalat, dan kami datangi mereka sedang mereka mendirikan shalat’.” (H.R. Bukhari No. 6878)
Demikian juga saat memasuki waktu Ashar. Malaikat yang akan berganti shift juga turut menyaksikan amal ibadah manusia sebelum melakukan laporan kepada Allah. Bahkan Nabi Muhammad mengatakan bahwa siapa yang melewatkan waktu Ashar, maka amal perbuatannya akan sia-sia. Hal ini bisa saja terjadi karena malaikat yang menjaga subuh hingga Ashar, tidak melihat manusia tersebut salat pada sore hari.
“Siapa saja yang tidak melaksanakan shalat Ashar, maka amal perbuatannya akan hilang sia-sia,” (HR Bukhari).
No comments:
Post a Comment