Beberapa hari yang lalu, perempuan muslim merayakan International Hijab Solidarity Day atau yang biasa disingkat dengan IHSD merupakan salah satu momen bagi para wanita muslim di beberpa negara untuk mengampanyekan pemakian hijab di dunia.
International Hijab Solidarity Day terlahir dari sebuah konferensi yang diadakan di Kota London, Inggris pada tanggal 4 September 2004. Pada awalnya, International Hijab Solidarity Day diprakarsai oleh para pemeluk Islam di empat negara, yakni; Perancis, Jerman, Tunisia dan Turki. Di negara-negara tersebut para muslimah berhijab seringkali mendapat diskriminasi dan kesulitan. Oleh karena itu, International Hijab Solidarity Day sendiri memberikan penekanan pada makna kata Solidarity (solidaritas) yakni rasa senasib dan setia kawan.
Pemakian hijab di negara-negara tersebut sangatlah rumit. Bahkan, pemerintah sampai mengeluarkan peraturan untuk melarang penggunaan hijab di negara tersebut. Larangan tersebut kemudian menuai aksi protes dari berbagai negara. Aksi protes besar-besaran dilakukan pada 2004 silam. Kala itu pemerintah Inggris, tepatnya di London memutuskan untuk membuat sebuah larangan bagi mahasiswi yang mengenakan simbol keagamaan apa pun bentuknya, termasuk pemakaian hijab.
Hal itu juga dilakukan oleh pemerintah Prancis yang melarang anak perempuan menggunakan jilbab di sekolah maupun kuliah. Belum lagi di beberapa negara seperti Turki misalnya, wanita yang mengenakan hijab tidak boleh mendapatkan perawatan medis.
Berbeda dengan kasus yang terjadi di Tunisia, wanita yang berjilbab di tempat umum akan di penjara dan disiksa. Inilah yang membuat masyarakat geram dan melakukan aksi protes menentang peraturan tersebut.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, aksi protes yang dilakukan masyarakat membuat pemerintah panik dan memutuskan menyelenggarakan Konferensi London yang jatuh pada 4 September 2004. Konferensi ini dihadiri 300 delegasi dari 102 organisasi di Inggris dan 35 negara lainnya.
Hasil pertemuan para petinggi negara menghasilkan dukungan kepada para muslimah dan akhirnya mengizinkan wanita untuk berhijab di tempat umum. Sejak keputusan itu dibuat, akhirnya 4 September ditentukan sebagai International Hijab Solidarity Day (IHSD) atau Hari Solidaritas Hijab Dunia.
Wanita di beberapa negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Turki dan lainnya juga merayakan hari berhijab sejak keputusan tersebut dibuat. Perayaan IHSD ini juga dilakukan sebagai bentuk dukungan masyarakat untuk para hijabers yang masih terintimidasi karena menggunakan jilbab.
Hari ini para muslimah disarankan untuk mengenakan jilbab. Perayaan IHSD bertujuan untuk menyemangati wanita di berbagai belahan dunia agar tidak takut lagi menggunakan hijab di tempat umum terutama di negara barat.
Jika International Hijab Solidarity Day di negara-negara Eropa dilakukan sebagai bentuk aksi penolakan akan diskriminasi terhadap muslimah yang berhijab, maka lain halnya dengan di Indonesia. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Negara Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan mayoritas muslim tersbesar di dunia, dalam hal ini Indonesia pastinya ikut mendukung momen istimewa tersebut. Perayaan International Hijab Solidarity Day di Indonesia dilakukan umumnya dirayakan dalam bentuk aksi damai sebagai bentuk rasa solidaritas kepada muslimah di luar sana, di belahan bumi yang lain, yang mendapatkan perlakuan semena-mena karena berhijab serta bentuk syiar untuk mengajak muslimah Indonesia yang belum berhijab.
(Nia Yuniati/ Pikiran-Rakyat)
No comments:
Post a Comment