Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Friday, September 15, 2017

    6 Sebab Terjadinya Maksiat


    Maksiat akan menggelapkan hati sehingga jika sudah terbiasa bermaksiat maka kita tidak lagi peka dengan cahaya iman. Sehingga sudah terbiasa dalam melakukan maksiat menyebabkan melemahnya semangat ibadah dan meremehkan dosa-dosa.

    Yang lebih bahaya lagi adalah ketika kita diam-diam bermaksiat didalam kesepian, tapi di keramaian kita berusaha menampakan kesholehan. Tak ubahnya seperti orang-orang munafik.

    Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 4245. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

    Hadits di atas semakna dengan ayat,

    يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا

    “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa’: 108).

    Sebagaimana kata pepatah, ada asap pasti ada api. Segala sesuatu itu pasti tidak lepas dari sebab akibat. Termasuk dalam hal melakukan dosa atau maksiat. Oleh karena itu kita bisa mendeteksi terlebih dahulu sebab-sebab kenapa kita mudah menerjang hal-hal yang diharamkan.

    1. Lemahnya iman

    Lemah iman bersumber dari kurangnya ilmu, kurangnya ma’rifatullah dan sadar akan hakikat penciptaan diri sendiri. Jika keimanan kuat, maka dia akan mengedepankan rasa takut kepada Allah dibanding kesenangan sesaat yang menggodanya.

    2. Teman bergaul yang jelek

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,

    الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
    “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

    Kita bisa melihat ada orang yang awalnya shalih, tapi berubah menjadi orang yang gampang dalam melakukan maksiat hanya karena salah memilih teman bergaul.

    3. Pandangan yang tidak dijaga

    Karena pandangan adalah panah iblis yang begitu mudah dimainkan. Makanya Allah subhanahu wata'ala perintahkan,

    قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
    “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur: 30)

    Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

    سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
    “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim, no. 2159)

    4. Banyaknya waktu luang

    Orang yang tidak memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang baik, niscaya dia akan terjerumus kepada hal-hal yang buruk dan dosa. Setan akan mudah menggoda seseorang yang tidak disibukan dengan kegiatan yang bermanfaat.

    5. Bermudah-mudah dalam hal yang haram

    Kadang ada orang yang menganggap remeh dosa. Sehingga dia dengan gampang melanggarnya. “Ah, cuman dosa kecil kok.” Dan jika hal ini sudah menjadi mindset, maka dia lama-lama akan mulai mencoba melakukan dosa yang besar. Tidak terjadi pelanggaran dosa besar, kecuali dimulai dengan melakukan dosa kecil.

    Contohnya zina. Mungkin saja seseorang mengawali dosa zinanya dengan sekedar lirikan, kemudian obrolan dan seterusnya. “Ah, cuman ngobrol di telepon kok.” Begitu dalihnya di awal.

    6. Dekat dengan tempat-tempat yang dapat menjerumuskan ke dalam dosa.

    Contohnya adalah nongkrong di pinggir jalan, atau mengunjungi tempat-tempat yang biasa terjadi kemungkaran.

     Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    « إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ » . فَقَالُوا مَا لَنَا بُدٌّ ، إِنَّمَا هِىَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا . قَالَ « فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَّ الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا » قَالُوا وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ قَالَ « غَضُّ الْبَصَرِ ، وَكَفُّ الأَذَى ، وَرَدُّ السَّلاَمِ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ »

    “Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya, “Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau bersabda, “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut”. Mereka bertanya, “Apa hak jalan itu?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar.” (HR. Bukhari no. 2465)

    Termasuk juga yang mudah membangkitkan syahwat adalah musik dan berada di tempat yang melalaikan dari Allah.

    Itulah 6 Sebab yang bisa menyebabkan terjadinya maksiat. Semoga dengan mengetahuinya kita bisa lebih aware terhadap panah-panah setan dan jeratannya berupa godaan untuk bermaksiat.

    اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
    Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran). (HR. Tirmidzi no. 3235 dan Ahmad 5: 243. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).





    No comments:

    Post a Comment