Khalifah Umar suatu saat berjalan di kota Madinah. Dilihatnya seorang anak kecil sedang mempermainkan seekor burung Pipit. Umar muncul ibanya melihat si burung itu, lalu membelinya dan melepaskannya ke angkasa. Ketika Umar wafat, salah seorang ulama terkenal bertemu Umar dalam mimpinya.
“Apa kabar Umar?” tanya sang ulama. “Apa yang telah dilakukan Allah atas dirimu?”
“Allah telah mengampuniku dan melewatkan segala dosaku.”
“Apa sebabnya? Apa karena kedermawananmu? Keadilanmu? Atau karena zuhudmu yang membuatmu acuh tak acuh terhadap dunia?”
Umar menggeleng.
Katanya kemudian, “Ketika kalian menguburkanku dan menutupiku dengan tanah serta meninggalkanku sendiri, datang dua malaikat yang menakutkan aku. Akalku hilang, gemetar sendi-sendi tulangku. Dua malaikat itu mengambilku dan mendudukkanku, hendak menanyaiku. Tapi tiba-tiba muncul suara tanpa sosok yang menghardik keduanya. ‘Tinggalkan hamba-Ku ini, jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya dan segala dosanya telah Kuampuni, karena dia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi dia di akhiratnya.”
Demikian dikutip dari Kitab Usfuriah.
Subhanallah. Menyayangi hewan saja pahalanya seperti itu, apalagi menyayangi manusia, apatah lagi menyayangi ulama…
Sebaliknya, menyakiti hewan (kucing) sebagaimana dalam hadits Nabi, bisa menyebabkan seseorang masuk neraka. Apalagi menyakiti manusia, apatah lagi menyakiti ulama…. []
Budi Handrianto (Eramuslim)
Monday, May 22, 2017
Renungan
No comments:
Post a Comment