Surat kabar berbahasa Ibrani “Haaretz” mengungkapkan bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak berusaha memberikan tekanan kepada Donald Trump terkait permasalahan Palestina-Zionis Israel dalam kunjungannya ke ibukota Riyadh pada 19-22 Mei kemarin.
“Jika mengakhiri pendudukan entitas Zionis Israel atas Palestina menjadi prioritas utama bagi Arab Saudi, niscaya Riyadh akan berbisik kepada Trump mengatakan kita harus mendirikan negara Palestina,” ejek Haaretz dalam terbitannya hari Senin (29/05) kemarin.
Haaretz melanjutkan, “Tidak ada tekanan apapun dari Arab Saudi terkait permasalahan Palestina. Bahkan kata itu tidak disebutkan Riyadh hingga akhir kunjungan Donald Trump.”
Jika memeriksa lebih lanjut kita akan mendapati bahwa Arab Saudi tidak pernah mau mengubah status quo. Ini akan menjadi perkerjaan mereka untuk tetap melanggengkan pemerintah yang korup dengan menyerakan Al Quds kepada Zionis Israel, dan menyebarkan propaganda bahwa tugas pertama adalah membebaskan Al Quds bukan perjuangan melawanan sistem yang rusak.
Menurut Haaretz, jika kehadiran Zionis Israel adalah sebuah masalah bagi Arab Saudi maka entitas ini telah berakhir lama. Cukup bagi Riyadh untuk menarik beberapa miliar dana mereka di bank-bank AS atau tangki minyak ke pantai Eropa dan Amerika Serikat berhenti.
Haaretz menyimpulkan bahwa pada dasarnya Netanyahu dan Trump adalah sekutu paling baik bagi Arab Saudi. (Eramuslim/Haaretz)
No comments:
Post a Comment