Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Wednesday, May 17, 2017

    Di Xinjiang, Cina Larang Postingan Ayat Al-Qur’an di Medsos

    Tren Islam, Xinjiang – Diskriminasi yang dialami Muslim Uighur di Cina belum juga usai. Kali ini, seorang Muslimah di wilayah Xinjiang ditangkap karena memposting ayat-ayat Al-Qur’an dan materi keagamaan lainnya di media sosial.

    The New Arab, Jum’at (12/05), mengutip dari Radio Free Asia melaporkan bahwa Muslimah berusia 26 tahun itu ditahan di kota Korla pekan ini atas tuduhan menyebarkan “pemikiran ekstrimis keagamaan”.

    “Ada konten religius ekstremis yang tidak boleh Anda publikasikan ulang, dan dia mempostingnya kembali, dia segera memposting ulang hal semacam itu,” kata seorang pegawai di sebuah badan pengawas ekstremisme yang didukung pemerintah Cina. Ia menambahkan bahwa memposting kutipan dari Al-Qur’an adalah “melawan hukum”.

    Dikethaui, wilayah paling barat Cina dihuni etnis Uighur, keturunan Turki. Mereka kerap mengeluhkan represi budaya dan agama dan diskriminasi.

    Bulan lalu, pihak berwenang China merilis daftar puluhan nama bayi terlarang karena dianggap sebagai tindakan “ekstremisme”. Nama yang dilarang meliputi Islam, Quran, Jihad, Haji, Mekkah dan Madinah.

    Awal tahun ini, pihak berwenang di Xinjiang mengumumkan pelarangan jenggot dan burqa, dengan mengatakan rambut yang tumbuh “tidak normal” di wajah atau mengenakan jubah yang menutupi seluruh tubuh dan wajah adalah dilarang.

    Human Rights Watch (HRW) telah menyebut tindakan tersebut sebagai penindasan. “Ini hanyalah yang terbaru dalam serangkaian peraturan baru yang membatasi kebebasan beragama atas nama melawan ‘ekstremisme religius’,” kata Direktur HRW di Cina, Sophie Richardson dalam sebuah pernyataan.
    BACA JUGA  Cina Desak Pelajar Muslim Uighur Di Luar Negeri Pulang atau Keluarga Mereka Dipenjara

    “Kebijakan ini adalah pelanggaran terang-terangan perlindungan domestik dan internasional terhadap hak kebebasan beragama dan berekspresi. Jika pemerintah serius menerapkan stabilitas dan keharmonisan ke kawasan seperti yang diklaimnya, pemerintah harus segera menghilangkan kebijakan represif,” tuturnya.

    Beijing sendiri telah lama menuduh kelompok separatis Uighur seperti Gerakan Islam Turkestan Timur yang mendalangi serangan di wilayah yang kaya sumber daya alam.

    Sumber: The New Arab/ Kiblat.net

    No comments:

    Post a Comment