Beberapa waktu lalu, kaum muslimin Indonesia dikagetkan dengan sikap seorang mantan pejoget yang kembali ke dunia hiburan yang telah lama ia tinggalkan. Maka dalam peristiwa ini seorang muslim harus bisa mengambil ibrah (pelajaran).
Ketetapan hati untuk memindahkan langkah kaki dari jalan maksiat kepada jalan taat merupakan hal yang harus dipuji dan disyukuri. Karena hal itu pertanda sehatnya hati. Namun perlu disadari bahwa ketika telah berada di jalan taat ia tidak akan kembali lagi di jalan yang telah ditinggalkan. Justru potensi untuk ia terjerumus kembali ke jalan awal sangat besar. Sebab setan akan berupaya kuat untuk menarik kembali dirinya ke jalan maksiat. Sebab setan tidak ridha jika melihati manusia bertaubat.
Maka bisa dikatakan, berhijrah dari jalan maksiat ke jalan taat adalah berat, namun yang lebih berat dari itu adalah istiqomah saat berjalan di atasnya. Maka perlu ilmu dan arahan tentang hal-hal yang dapat meneguhkan seseorang ketika telah berada di atas jalan hijrah, agar tak kembali lagi ke jalan semula. Di antara cara agar dapat istiqomah saat hijrah adalah sebagai berikut:
Berdoa.
Sebab terbesar yang mampu menopang seorang hamba untuk teguh diatas jalan hijrah adalah do’a. Oleh karena itu, do’a yang paling sering dilantunkan Rasulullah adalah:
ÙŠَا Ù…ُÙ‚َÙ„ِّبَ الْÙ‚ُÙ„ُوبِ Ø«َبِّتْ Ù‚َÙ„ْبِÙŠ عَÙ„َÙ‰ دِينِÙƒَ
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)
Demikian pula Allah ta’ala mengabarkan pula bahwa di antara doa orang beriman adalah:
“Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Ali Imron: 147)
Memperbanyak Amal Shalih.
Memperbanyak amal shalih termasuk perkara yang dapat meneguhkan langkah seorang hamba di atas jalan hijrah. Allah berfirman:
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka.” (QS. Al Baqoroh: 265)
Maka selain untuk menambah pundi-pundi pahala, amal shalih juga berfungsi untuk mengokohkan hati agar tegar di jalan hijrah.
Memperbanyak Baca Al-Qur’an
Perbanyaklah berinteraksi dengan Al-Qur’an, dengan membaca, mentadabburi, dan mengamalkannya. Sebab, selain kelak akan menjadi syafaat bagi hamba, Al-Qur’an juga dapat meneguhkan hati agar teguh ketika menapaki jalan hijrah.
Allah ta’ala berfirman:
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An Nahl: 102)
Berteman Dengan Orang Shalih.
Jika seseorang ingin kebaikan maka hendaknya ia berteman dengan orang baik. Sebagaimana jika seseorang ingin pandai dalam berdagang, maka hendaknya berteman dengan para pedagang, bukan dengan para petani atau nelayan.
Bagaimana mungkin orang yang ingin taubat dari dosa zina, namun ia masih berkumpul dan berteman dengan para pezina. Atau ingin agar istiqomah dalam mengerjakan shalat, namun ia sering berpergian dengan teman yang tidak mengerjakan shalat.
Allah ta’ala berfirman:
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi: 28)
Hal terpenting dalam masalah pertemanan ini adalah keberanian diri untuk menolak setiap tawaran teman yang berupaya menarik kita kembali ke jalan yang buruk. Seperti memberi bayaran gratis, atau dengan cara lainnya.
Inilah empat perkara penting yang dapat membantu seorang hamba dalam menapaki jalan hijrah. Agar kita tidak terperosok ke dalam lubang yang sebelumnya kita pernah terjatuh di dalamnya, maka mengetahui empat perkara di atas sangat penting.
Penulis: Ustadz Zaid Royani, S.Pd.I -Da’i MADINA
Sumber artikel: kiblat.net
No comments:
Post a Comment