Radio Rodja, adalah sebuah media dakwah yang di dirikan di Cileungsi bogor. Diambil dari kata “Radio Ahlus Sunnah Wal Jama’ah” kemudian di singkat “Rodja”. Kata “Rodja” itu sendiri adalah sebuah lafadz dalam bahasa arab, berasal dari kata Al-Irja’ (الإرجاء); yang artinya ‘Berharap’/‘harapan’. Orang yang hanya berharap-harap saja disebut Murji’. Sedangkan ‘harap-mengharap’ bahasa arabnya *“murji’ah” (مرجئة).*
Seperti pada firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ
“Dan kamu berharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan..” (QS. An-Nisa’ ayat 104).
=> Bagaimanapun, komunitas Rodja’ itu adalah semacam organisasi tanpa bentuk (OTB) yang pasti ada kaitan antara satu dengan yang lainnya yang menjadi afiliasinya. Sehingga, walaupun komunitas Rodja tidak punya ketua, wakil, sekretaris dan bendahara seperti yang ada di organisasi pada umumnya (karena menurut mereka organisasi cenderung bid'ah/hizbiyyah), tapi operasi jualan “Sunnah” (versi mereka) memang sudah melekat menjadi ciri khas da’i-da’i nya.
=> Tokoh panutan pecinta setia Radio Rodja (Persiradja) adalah Ali Hasan Al-Halabi. Ulama dari yordan yang sering di undang ke Istiqlal jakarta. Ali Hasan Al-Halabi adalah seorang tokoh pembawa pemikiran murji-ah gaya baru yang di fatwakan MENYIMPANG oleh dewan mufti resmi arab saudi (Lajnah Da-imah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyati Wal Ifta’) yang di ketuai oleh Asy-Syaikh Abdul Aziz Aalu Syaikh (Mufti Agung KSA) dan ditandatangani oleh kibaril ‘ulama:
- Syaikh Shalih Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan,
- Syaikh DR.Abdurrahman Al-Ghudyan,
- Syaikh DR.Shalih Al-Luhaidan.
- Syaikh Bakr Bin Abdillah Abu Zaid.
Ali Hasan Al-Halabi dikenal sebagai orang yang mengklaim bahwa dirinya adalah murid Syaikh Al-Abani, dan klaim ini yang kemudian di promosikan oleh para da'i pengagumnya di indonesia. ia juga dikenal sebagai plagiator/tukang plagiat sebagaimana yang ditulis oleh Syaikh Abdul Aziz bin Faishal Ar-Rajihi dalam artikelnya berjudul “Al-fariq bainal Muhaqqiq was Sariq”, di situ dijelaskan Ali Hasan Al-Halabi melakukan plagiat atas karya ulama pendahulunya, Az-Zawi dan At-Thonahi.
Fatwa kesesatan pemikiran Ali Hasan Al-Halabi yang di keluarkan secara resmi oleh Lajnah Da-imah masih berlaku sampai hari ini dan belum di cabut. Semua Buku-buku/kitab-kitab Ali Hasan Al-Halabi yang mengandung aqidah sesat murji-atul mu’ashiroh (murji-ah modern) di bredel/dilarang oleh pemerintah Arab Saudi di seluruh Kerajaan Saudi Arabia (KSA). Sedangkan di Indonesia ia di eluk-elukkan oleh para da'i yang menjadi corongnya. Ditambah lagi, ia diangkat sebagai staf Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk de-jihadisasi di negara indonesia bersama seorang mantan mujahid bernama Abdurrahman Ayyub.
=> Untuk mempertahankan eksistensi Ali Hasan Al-Halabi sebagai ulama yang di akui, para da’i pembelanya berspekulasi dengan 3 alasan:
1. Bahwa Syaikh Utsaimin membela dan memuji Ali Hasan Al-Halabi dan mengingkari Fatwa Lajnah. Benar bahwa beberapa ulama mengingkari Fatwa Lajnah, tetapi pengingkaran itu terjadi di awal-awal, kemudian pada akhirnya semua Ulama (termasuk Syaikh Utsaimin) sepakat akan fatwa itu. Hal ini telah di jelaskan oleh Syaikh Ihsan Al-‘Utaibi dalam tulisan beliau di “saaid dot net” yang berjudul “At-Ta’liq ala Kadzibah Jadidah lil Halabi”.
2. Bahwa Ali Hasan Al-Halabi sudah meminta maaf atau meralat kesalahannya. Ini juga dusta. Telah dibantah oleh Ustad Miftahul Ihsan,Lc di “kiblat dot net”.
3. Bahwa yang menganggap Ali Hasan Al-Halabi murji-ah adalah kaum Takfiri/Hizbi. Padahal, yang memfatwakan Ali Hasan Al-Halabi sebagai murji-ah adalah Lajnah Da-imah Saudi Arabia, dan terdapat beberapa kitab ulama Salafi kontemporer yang membantah pemikiran sesat Ali Hasan Al-Halabi.
Corong dakwahnya neo Murji-ah masa kini selain Rodja di Cileungsi bogor (pimpinan Abu Yahya Badrussalam), juga STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya (pimpinan Abdurrahman At-Tamimi, Mubarak Bamu’allim, Abdurrahman Thayyib), STDI Imam Syafi’i jember (pimpinan Ali Musri Semjan Putra, Muhammad Arifin Baderi). Dan gerakan mereka mendapat dukungan moral dan sosial dari salah seorang anggota pejabat pemerintahan bernama DR.Patrialis Akbar,MA (mantan menteri hukum dan HAM RI).
=> Da’i-da’i yang sejalan dengan Rodja dan menjadi corong pemikiran murji-ahnya Ali Hasan Al-Halabi: Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz (bogor), Abdul Aziz Muhtarom (Jabodetabek), Subhan Bawazier (jabodetabek), Zainal Abidin Bin Syamsuddin (jabodetabek), Abu Ihsan Al-Atsary (medan), Abdullah Taslim, Abu Qotadah (Tasik Malaya), Abu Haidar (bandung), Ahmad Zainuddin (Banjarmasin), Riyadh Bajery (jakarta), Abu Zubeir Al-Hawary/agustimar (riau), Ahmad Ridwan (batam), Muhammad Elvie Syam (padang), Aunur Rafiq Ghufron (gresik), Abu Umar Basyir (kalimantan), Syafiq Reza Basalamah (jatim), Firanda Andirja (sorong), Muhammad Abduh Tuasikal (Yogyakarta), dll.
=> Al-Imam Muhammad bin Muslim Az-Zuhri rahimahullah (wafat pada tahun 125 H) berkata, “Tidak ada satu perbuatan bid’ah dalam Islam yang lebih berbahaya bagi pemeluknya (kaum Muslimin) daripada bid’ah murji-ah”.
Ibrahim bin Yazid bin Qa-is An-Nakha’i rahimahullah (wafat pada tahun 96 H) berkata, “Menurutku, sesungguhnya fitnah Murji`ah ini lebih aku takutkan atas umat ini daripada fitnah Khawarij”.
-selesai-
✒️_____
Ustad Oemar Fath Jalaludin,Lc.
Ustad Abdurrahim Mubarak,Lc
Ustad Saifullah Husein Al-Qarni
Repost by:
👥 “Forum Ahlus Sunnah Cinta Syari’ah”
mulai tampaknya virus murjiah rodja saat mereka membahas syirik udzur bi jahl
ReplyDeletemulai tampaknya virus murjiah rodja saat mereka membahas syirik udzur bi jahl
ReplyDeletemulai tampaknya virus murjiah rodja saat mereka membahas syirik udzur bi jahl
ReplyDelete