Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Wednesday, March 29, 2017

    TIPS HADIRKAN MIMPI JADI KENYATAAN

    Seorang pemuda tengah termenung, duduk di bangku taman. Dari tadi, tak segurat pun rona gembira terpancar dari wajahnya. Seorang kakek yang duduk di bangku lain, tak jauh dari si pemuda, mengamati dengan serius. Akhirnya, kakek itu pun menghampiri anak muda tersebut.
    “Ada apa, anak muda? Sejak tadi kuperhatikan, engkau tampaknya sedang gundah.”
    Anak muda itu mendongakkan kepala. Makin jelaslah gurat kecewa di wajahnya. Ia pun kembali menundukkan wajahnya. Sang kakek, tanpa disilakan, duduk di samping pemuda tersebut.
    “Tidakkah kupu-kupu yang menari bersama bebungaan ini mearik perhatianmu, anak muda?” sang kakek mengakrabkan diri.

    Pemuda itu menarik napas panjang dan perlahan menghembuskannya. “Justru kupu-kupu itulah yang membuatku sedih dan merasa diri tidak berguna.”
    “Apa maksudmu, anak muda?”
    “Adik perempuanku ingin kupu-kupu. Dia memintaku untuk menangkapnya.”

    “Bukankah di taman ini ada banyak kupu-kupu dengan aneka warnanya yang indah yang bisa kau tangkap?”

    Pemuda itu menjambak rambutnya sendiri. Rona sesal mengemuka. “Aku tidak bisa menangkapnya, kek,” pemuda itu masih merasa jengkel dengan dirinya sendiri.

    “Apa yang membuatmu tidak bisa menangkap kupu-kupu itu, anak muda?”

    “Apa kakek tidak lihat? Kakiku cacat. Untuk bisa berjalan saja aku harus ditopang tongkat,” ucapnya sambil menunjukkan kakinya yang cacat.

    “Tapi kamu belum mencobanya, bukan?”

    Pemuda itu mengangguk.

    “Cobalah dahulu!”

    Pemuda itu pun bangkit. Tertatih-tatih sambil ditopang tongkat, dia mulai berjalan ke tengah taman yang banyak ditumbuhi bermacam bunga. Sampai di tengah tanaman, dengan beringas dia menangkapi kupu-kupu yang tengah terbang atau yang hinggap di kelopak bunga. Malang baginya, karena menangkap kupu-kupu memang tidaklah mudah, begitu ia menggerakkan tangannya, kupu-kupu itu sudah terbang entah ke mana. Merasa tengah diperhatikan oleh sang kakek, dia terus berusaha mengejar kupu-kupu yang terbang, bahkan dia menjadikan tongkatnya untuk memukul kupu-kupu yang hinggap pada tanaman bunga. Alhasil, tanaman bunga yang mulanya tertata rapi dan indah, kini rusak dan acak-acakan.

    “Lihatlah Kek, aku tidak bisa menangkap kupu-kupu itu,” acaup pemuda itu masih ngos-ngosan.

    Sang kakek tersenyum lalu menghampiri pemuda itu dan menuntunnya duduk di bangku taman tempat mereka duduk tadi. “Kamu mau kuajari bagaimana cara menangkap kupu-kupu?”

    “Aku mau, kek. Ajari aku menangkap kupu-kupu.”

    “Akan kuajari kamu menangkap kupu-kupu tanpa merusak taman.”

    Kakek itu pun melangkah ke salah satu sudut taman yang lain. Di sana, banyak kupu-kupu yang tengah hinggap dan menghisap sari bunga atau yang terbang berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain. Alih-alih bergerak lincah ke sana kemari mengejar kupu-kupu, sang kakek hanya diam mematung.

    Melihat hal itu, sang pemuda heran. Namun, rasa heran tersebut lekas musnah ketika secara ajaib, kupu-kupu yang tengah beterbangan yang tadi amat susah ia tangkap, malah hinggap di tangan kakek itu. Bukan hanya satu, ada tiga sampai empat kupu-kupu dengan warna dan corak yang indah.

    Belum habis rasa heran pemuda itu, sang kakek pun berbicara. “Anak muda, menangkap kupu-kupu adalah bagaimana kamu menyiapkan dan memantaskan diri untuk didatangi dan dihinggapinya. Bukan hanya kupu-kupu, apa pun dalam hidup, akan dengan sendirinya mendatangimu jika kamu siap dan pantas menerimanya.” Wallahu’alam. [ ]



    No comments:

    Post a Comment