Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah
Pertanyaan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
meriwayatkan dari Rabbnya, “Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali
puasa. Sesungguhnya, puasa itu untuk-Ku dan Aku yang membalasinya.”
Padahal telah diketahui bahwa seluruh ibadah adalah untuk
Allah dan diberi pahala atasnya. Akan tetapi, mengapa Allah mengkhususkan puasa
hanya untuknya?
Jawaban:
Kekhususan pada ibadah puasa ialah bahwa puasa itu hanya
antara hamba dan Rabbnya. Bisa saja seseorang menampakkan diri bahwa dia
berpuasa, tetapi ketika pulang ke rumahnya atau ke tempat yang sepi, dia makan.
Dalam hadits tersebut terkandung pula keistimewaan dan
keutamaan amalan puasa. Demikian pula amalan lainnya, masing-masing memiliki
keutamaan dan keistimewaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
sebagaimana dalam hadits Abu Umamah yang bertanya kepada beliau, “Tunjukkan
kepadaku sebuah amalan—wahai Rasulullah—yang bisa aku amalkan!”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
“Hendaknya engkau berpuasa, karena tidak ada yang semisal
dengannya.”
Maknanya bukanlah puasa lebih utama dari shalat, melainkan
puasan memiliki keistimewaan ini dan bahwa puasa menunjukkan keikhlasan.
No comments:
Post a Comment