Wahb bin Munabbih rahimahullah mengatakan,
للحاسد ثلاث علامات:
• يغتاب إذا غاب المحسود،
• يتملق إذا شهد،
• ويشمت بالمصيبة.
“Orang yang hasad memiliki tiga tanda:
1) Melakukan ghibah saat (orang yang dihasadi) tidak berada di hadapannya,
2) Memuji (orang yang dihasadi) saat berada di hadapannya,
3) Merasa gembira dengan musibah (yang menimpa orang yang dihasadi).”
(Hilyatul Auliya 4/47)
---
Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:
إذا لم تستطع أن تنافس الصالحين في أعمالهم، فنافس المذنبين في استغفارهم.
"Jika engkau tidak mampu untuk menyaingi orang-orang shalih dalam beramal, maka saingilah orang-orang yang banyak berbuat dosa dalam meminta ampun kepada Allah!"
✍🏼 Asy-Syaikh Azhar Sanaiqarah hafizhahullah berkata:
والمخذول الذي يطعن في الأولين وحرم فعل الآخرين!
"Orang yang terlantar adalah yang suka mencela golongan yang pertama, dan terhalang dari melakukan perbuatan golongan yang kedua."
---
Malik bin Dinar rahimahullah berkata:
ﺇﻥ اﻟﺒﺪﻥ ﺇﺫا ﺳﻘﻢ ﻟﻢ ﻳﻨﺠﺢ ﻓﻴﻪ ﻃﻌﺎﻡ ﻭﻻ ﺷﺮاﺏ ﻭﻻ ﻧﻮﻡ ﻭﻻ ﺭاﺣﺔ، ﻛﺬﻟﻚ اﻟﻘﻠﺐ ﺇﺫا ﻋﻠﻖ ﺣﺐ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻟﻢ ﺗﻨﺠﺢ ﻓﻴﻪ اﻟﻤﻮاﻋﻆ.
"Sesungguhnya badan jika sakit maka dia tidak akan enak makan, minum, tidur, dan istirahat. Demikian juga keadaan hati, jika dia diikat dengan kecintaan terhadap dunia, maka berbagai nasehat tidak akan bermanfaat baginya."
Az-Zuhd al-Kabir, hlm. 25
---
"Orang yang ikhlash semata-mata mengharapkan wajah Allah, dia tidak takut dikritik kesalahan pada ucapannya, dan tidak khawatir ditunjukkan kebatilan ucapannya, bahkan dia selalu mencintai kebenaran dari manapun datangnya dan menerima petunjuk dari siapapun yang menghadiahkan kepadanya.
Bahkan sikap keras yang dilandasi kebenaran dan nasehat lebih dia cintai dibandingkan sikap basa-basi demi mempertahankan ucapan-ucapan yang buruk.
Dan temanmu yang sebenarnya adalah yang bersikap jujur kepadamu, bukan yang selalu membenarkan ucapanmu. Dan disebutkan pada sebuah ucapan hikmah, "Hendaknya engkau bersama orang yang suka mengingatkan agar tidak terjerumus kepada kebinasaan dan menyesal lagi putus asa, jangan bersama orang yang suka mengatakan "Tidak apa-apa dan jangan bersedih!"
Al-Awashim wal Qawashim, karya Ibnul Wazir, jilid 1 hal. 224.
---
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
*إن تـعييرك لأخـيك بـذنبه؛ أعـظم إثمـاً مـن ذنبـه؛ وأشـد مـن معـصيته.*
"Sesungguhnya penghinaanmu terhadap saudaramu karena dosa yang dia lakukan, hal itu lebih besar dosanya dibandingkan dengan dosa yang dia kerjakan, dan lebih buruk dibandingkan dengan kemaksiatan yang dia lakukan."
Madarijus Salikin, jilid 1 hlm. 177
للحاسد ثلاث علامات:
• يغتاب إذا غاب المحسود،
• يتملق إذا شهد،
• ويشمت بالمصيبة.
“Orang yang hasad memiliki tiga tanda:
1) Melakukan ghibah saat (orang yang dihasadi) tidak berada di hadapannya,
2) Memuji (orang yang dihasadi) saat berada di hadapannya,
3) Merasa gembira dengan musibah (yang menimpa orang yang dihasadi).”
(Hilyatul Auliya 4/47)
---
Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:
إذا لم تستطع أن تنافس الصالحين في أعمالهم، فنافس المذنبين في استغفارهم.
"Jika engkau tidak mampu untuk menyaingi orang-orang shalih dalam beramal, maka saingilah orang-orang yang banyak berbuat dosa dalam meminta ampun kepada Allah!"
✍🏼 Asy-Syaikh Azhar Sanaiqarah hafizhahullah berkata:
والمخذول الذي يطعن في الأولين وحرم فعل الآخرين!
"Orang yang terlantar adalah yang suka mencela golongan yang pertama, dan terhalang dari melakukan perbuatan golongan yang kedua."
---
Malik bin Dinar rahimahullah berkata:
ﺇﻥ اﻟﺒﺪﻥ ﺇﺫا ﺳﻘﻢ ﻟﻢ ﻳﻨﺠﺢ ﻓﻴﻪ ﻃﻌﺎﻡ ﻭﻻ ﺷﺮاﺏ ﻭﻻ ﻧﻮﻡ ﻭﻻ ﺭاﺣﺔ، ﻛﺬﻟﻚ اﻟﻘﻠﺐ ﺇﺫا ﻋﻠﻖ ﺣﺐ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻟﻢ ﺗﻨﺠﺢ ﻓﻴﻪ اﻟﻤﻮاﻋﻆ.
"Sesungguhnya badan jika sakit maka dia tidak akan enak makan, minum, tidur, dan istirahat. Demikian juga keadaan hati, jika dia diikat dengan kecintaan terhadap dunia, maka berbagai nasehat tidak akan bermanfaat baginya."
Az-Zuhd al-Kabir, hlm. 25
---
"Orang yang ikhlash semata-mata mengharapkan wajah Allah, dia tidak takut dikritik kesalahan pada ucapannya, dan tidak khawatir ditunjukkan kebatilan ucapannya, bahkan dia selalu mencintai kebenaran dari manapun datangnya dan menerima petunjuk dari siapapun yang menghadiahkan kepadanya.
Bahkan sikap keras yang dilandasi kebenaran dan nasehat lebih dia cintai dibandingkan sikap basa-basi demi mempertahankan ucapan-ucapan yang buruk.
Dan temanmu yang sebenarnya adalah yang bersikap jujur kepadamu, bukan yang selalu membenarkan ucapanmu. Dan disebutkan pada sebuah ucapan hikmah, "Hendaknya engkau bersama orang yang suka mengingatkan agar tidak terjerumus kepada kebinasaan dan menyesal lagi putus asa, jangan bersama orang yang suka mengatakan "Tidak apa-apa dan jangan bersedih!"
Al-Awashim wal Qawashim, karya Ibnul Wazir, jilid 1 hal. 224.
---
Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:
*إن تـعييرك لأخـيك بـذنبه؛ أعـظم إثمـاً مـن ذنبـه؛ وأشـد مـن معـصيته.*
"Sesungguhnya penghinaanmu terhadap saudaramu karena dosa yang dia lakukan, hal itu lebih besar dosanya dibandingkan dengan dosa yang dia kerjakan, dan lebih buruk dibandingkan dengan kemaksiatan yang dia lakukan."
Madarijus Salikin, jilid 1 hlm. 177
No comments:
Post a Comment