Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Friday, January 6, 2017

    ARTI SEBUAH PENANTIAN

    Kisah ini diceritakan oleh Abdullah bin Abdurrahman di dalam kitabnya Kisah Salaf. Dikisahkan bahwa pada zaman kekhilafahan umawiyah terdapat sepasang pengantin yang baru saja menikah. Setelah tiga bulan pernikahan mereka, farukh sang suami berniat untuk ikut ekspedisi jihad ke tanah asia. Istrinya yang bernama suhaila merasa keberatan dengan keberangkatan suaminya.
    Sebelum berangkat suaminya meninggalkan istrinya yang sedang hamil. Ia menitipkan ratusan dirham dan berpesan untuk tidak menggunakannya sebelum dia pulang dari medan perang. Adapun untuk kebutuhan sehari-hari, ia memberi suhaila beberapa dirham.

    Bertahun-tahun lamanya farukh tidak pulang. Setiap ada pejuang dari tanah asia datang, suhaila menanyakan kabar suaminya. Hingga suatu hari ada yang mengatakan bahwa farukh suaminya telah gugur di medan perang.

    Suhaila pasrah dengan takdir. Akhirnya ia memfokuskan dirinya untuk mendidik anaknya yang bernama Rabi’ah. Dia didik anaknya dengan didikan yang baik. Ia juga mengirimkan anaknya yang yatim itu kepada ulama-ulama setempat. Suhaila menggunakan uang ratusan dirham yang dititipkan suaminya untuk membiayai pendidikan anak semata wayangnya. Walaupun ada kekhawatiran jika suaminya masih hidup dan kembali pulang. Lalu bisa saja suaminya menanyakan uang ratusan dirham tersebut. Padahal suaminya sudah mewanti-wanti untuk tidak menggunakannya sampai dia pulang.
    Benarkah farukh sudah gugur di medan perang? Ternyata dia masih hidup di datasan asia. Dan ia juga masih disibukan dengan perang perluasan wilayah. Sehingga islam berkibar di penjuru asia. Suatu hari tiba-tiba farukh merasa rindu untuk pulang menemui istrinya. Tapi ia ragu, benarkah istrinya masih menunggunya? Bagaimana jika istrinya telah menikah dengan lelaki lain?

    Tapi akhirnya farukh tetap pulang. Setelah tiga bulan menempuh perjalanan akhirnya dia sampai di kotanya. Ia singgah sebentar ke masjid tempat dia shalat dulu. Setelah selesai shalat, ratusan orang berkerumun di hadapan syaikh muda untuk mendengarkan kajian. Tapi farukh tidak bisa melihat syaikh itu saking banyaknya orang yang berkerumun. Lalu farukh berkata kepada salah seorang jamaah,”siapa syaikh yang mengisi kajian ini ?’’

    Jamaah yang ditanya farukh merasa heran,”kamu tidak kenal syaikh ini? Padahal dia syaikh yang mayshur dengan keluasan ilmunya. Namanya rabi’ah.” Jamaah itu menjelaskan.

    Farukh mengikuti kajian hingga selesai, setelah itu ia pun bergegas pergi ke rumahnya. Ketika telah sampai di ambang pintu, ia melihat seorang pemuda masuk mendahuluinya. Farukh marah mengetahui ada laki-laki asing yang masuk ke rumahnya. Ia berdebat hebat dengan lelaki itu. Hingga suara berisik mereka terdengar oleh orang-orang sekitar. Orang-orang sekitar menyuruh farukh pergi. Bahkan ada yang menganggapnya orang gila.
    Hingga suara berisik itu membuat suhaila keluar dari kamarnya.
    Betapa terkejut Suhaila ketika melihat sosok Farukh yang dikerumuni orang-orang. Ia masih mengenal suaminya. “itu Farukh suamiku!” seru suhaila dan segera memeluk suaminya. Adapun lelaki yang bertengkar hebat dengan farukh tadi adalah anaknya sendiri. Saking kesalnya, anaknya pun pergi dari hadapan mereka.

    Malamnya farukh menceritakan tentang kekagumannya pada syaikh yang mengisi kajian di masjid kota. Sayangnya ia tidak bisa melihat wajahnya. Kemudian suhaila berkata,”ketahuilah, syaikh yang mengisi kajian itu adalah anakmu. Yang tadi engkau bertengkar dengannya di ambang pintu rumah.  Maafkan aku, aku telah menghabiskan harta titipanmu untuk pendidikannya.”

    Betapa bahagianya Farukh mendengar penuturan istrinya. Ia tak sabar menunggu anaknya pulang ke rumah dan memeluknya. Ia bahagia mempunyai istri yang konsisten mendidik putranya dan sabar menunggu dirinya.


    No comments:

    Post a Comment