Buya Yahya Mencela WAHABI, Buya Hamka Memujinya, Bahkan Bung Karno Bangga Pada Dakwah Wahabi, Demikian pula pejuang Indonesia seperti Imam Bonjol,Pangeran Diponegoro
Buya yahya dan solmed berkata dusta tentang wahabi Saat ini, banyak tokoh yang berbicara tidak berdasarkan ilmu, berdasarkan persangkaan, atau informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Lebih parahnya lagi karena yang mengatakan adalah tokoh, panutan masyarakat, atau pemilik pesantren, maka ucapannya dianggap seolah-olah kebenaran. Inilah musibahnya.
Diantaranya adalah apa yang di suarakan oleh SOLMED di tweeter yang ternyata mengekor pada tokoh pemilik pesantren yang bernama BUYA YAHYA.
Keduanya sepakat tentang tuduhannya kepada kelompok yang mendakwahkan dakwah salafi lalu mereka sebut sebagai WAHABI itu adalah dakwah yang mudah mengkafirkan, saya nukilkan pernyataan buya yahya
Berikut adalah penjelasan dan jawaban singkat dari Buya Yahya tentang bagaimana kita menyikapi kelompok Wahabi:
Pertama, di dalam kelompok Wahhabiyah memang banyak kesesatan-kesesatan yang sangat luar biasa. Diantara kesesatan secara global adalah Wahabi mudah mengkafirkan dan membid’ahkan orang lain tanpa konpromi, artinya belum pernah dibuka sebuah diskusi yang baik.
Hal ini terlihat dibalik utusan dan fatwa-fatwa mereka yang mudah menyesatkan orang lain bahkan kadang mengatakan kafir. Ini sudah keluar dari manhaj ahlussunnah wal jamaah yang sesungguhnya karena manhaj ahlussunnah wal jamaah adalah manhaj tahqiq yang tidak akan mudah mengkafirkan dan membid’ahkan.
Tanggapan :
Hal diatas adalah tuduhan dusta, dan tanpa bukti, saya yakin buya yahya kalau disuruh mendatangkan buktinya maka tidak akan menemukan,
Sekarang mari kita simak bagaimana pandangan BUYA HAMKA tentang WAHABI?
Mari kita bandingkan antara ucapan buya yahya dan buya hamka
Buya Hamka menulis:
“Pada zaman Amangkurat IV, dengan kehendak Belanda diusirlah beberapa Muballigh Wahabi yang datang ke Jawa hendak mengajarkan Islam yang bersih kepada penduduk.
Bahkan Amangkurat sendiri pun tertarik pada ajaran itu. Begitu pun keturunannya Pangeran Abdul Hamid Diponegoro, terang-terang hendak mendirikan Kerajaan Islam, dengan beliau sendiri menjadi Amiril Mukminin di tanah Jawa.
Beliau ganti pakaian Jawa Lama dengan jubah dan serban. Maksud beliau niscaya akan berhasil, seandainya Kompeni tidak campur tangan.”
Lihat wahai buya, Pangeran Diponegoro adalah pengikut DAKWAH WAHABI..
Di halaman 62 beliau menulis tentang Tuanku Imam Bonjol:
“Dia mencampungkan diri ke dalam gerakan Paderi, setelah sampai seruan Tuanku Nan Renceh dari Kamang ke Bonjol.
Dan Tuanku Nan Renceh menerima pula pelajaran itu daripada tiga Tuanku yang pulang dari Makkah, membawa pokok pelajaran Tauhid yang suci bersih, menurut pandangan Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahabi).”
Lihat wahai buya, Imam Bonjol juga adalah pengikut DAKWAH WAHABI..
Di halaman 96 beliau menulis:
“Ketakutan Belanda itu bertambah lagi karena abad ke 19 sudah datang gerakan agama Islam yang militan langsung dari Makkah, menggerakkan umat Islam dan membangkitkan semangat Tauhid di alam Minangkabau.
Belanda yang lebih tahu daripada orang Minangkabau sendiri apa artinya Islam yang murni, karena mendapat advis dari ahli-ahli Orientalis tentang semangat Islam, melihat bahwa kemajuan gerakan Islam yang timbul di Padang Darat itu akan sangat berbahaya bagi rencananya menaklukkan seluruh Sumatera.
Belanda telah mengetahui bahwa gerakan Wahabi di Tanah Arab, yang telah menjalar ke Minangkabau itu bisa membakar hangus segala rencana penjajahan, bukan saja di Minangkabau, bahkan di seluruh Sumatera, bahkan di seluruh Nusantara ini.”
Lihat wahai buya, Belanda saja ketakutan terhadap DAKWAH WAHABI..
Setelah BUYA HAMKA berbicara tentang DAKWAH WAHABI, mari kita simak penuturan BUNG KARNO yang BANGGA dengan DAKWAH WAHABI
Di buku yang berjudul “Dibawah Bendera Revolusi” (yaitu kumpulan tulisan dan pidato-pidato beliau) jilid pertama, cetakan kedua,tahun 1963. pada halaman 390, beliau mengatakan sebagai berikut :
((” Tjobalah pembatja renungkan sebentar“padang-pasir” dan “wahabisme” itu. Kita mengetahui djasa wahabisme jang terbesar : ia punja kemurnian, ia punja keaslian, – murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!”
Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid’ah.”
Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid’ah itu, tjahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan! ….))
Lihat wahai buya,. Presiden Sukarno saja BANGGA dengan DAKWAH WAHABI..
Apakah dakwah salafi atau yang buya yahya sebut sebagai wahabi itu mudah mengkafirkan?? ini adalah kedustaan,.
Justru Dakwah Wahabi paling hati-hati dalam urusan kafir mengkafirkan, sungguh ini fitnah yang keji ,
Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, tapi Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (At Taubah : 32).
JUSTRU…. Yang mengaku sebagai ASWAJA yang terbukti mudah mengkafirkan orang yang mengikuti SALAFI atau dakwah wahabi, ini buktinya, di daerah buya sendiri, daerah cirebon, pemuda yang mengikuti manhaj salaf, diusir dari kampungnya, dan ada yang disuruh mengulang syahadat,. sudah saya posting disini
Jadi tuduhan anda dan orang-orang yang semisalnya bahwa DAKWAH WAHABI itu mudah mengkafirkan, mudah menyesat-nyesatkan,. Itu adalah TUDUHAN DUSTA, dan akan Allah mintai pertanggungjawaban kelak di yaumil hisab, di hari pembalasan..
(sumber: asliabimayu.com)
Saturday, May 14, 2016
Slider
No comments:
Post a Comment