Setiap hamba pasti menginginkan untuk dicintai oleh Rabbnya. Sebagai seorang hamba tentunya kita ingin menapaki tingkatan dari yang mencintai Allah menjadi yang dicintai Allah. Lalu bagaimanakah agar kita bisa menjadi hamba yang dicintai oleh Allah?
1. Mentadabburi Al–Quran dan Mengamalkannya
Untuk menapaki cinta kepada Allah adalah membaca Al-Quran dengan khusyuk, disertai perenungan mendalam terhadap makna-makna yang terkandung di dalamnya dengan menghadirkan kesadarannya secara total bahwa kita sedang bermunajat kepada Allah. Inilah rahasia menuju cinta kepada Allah.
Setelah memahami makna-makna Al-Quran, maka kita harus mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkannya kepada orang lain. Hidup dengan mempraktikkan pedoman dalam Al-Quran akan membuat hidup kita bermakna, karena selalu menapaki jalan kebajikan. Seperti yang telah diriwayatkan oleh Usman bin Affan bahwa Rasulullah bersabda “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya”.
2. Mendekatkan Diri kepada Allah dengan Amalan-amalan Sunnah
Ada dua golongan dari seorang hamba Allah yang beruntung. Pertama, yang mencintai Allah yaitu yang menjalankan amalan-amalan wajib. Kedua, yang dicintai Allah yaitu jika kita melakukan amalan-amalan sunnah setelah tuntas amalan wajib. Golongan inilah yang disebut Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah dengan “Kualitas diri yang sampai kepada kualitas yang dicintai Allah setingkat lebih tinggi setelah mencintai Allah”. Jika kita telah menuntaskan amalan wajib dan menambahnya dengan amalan sunnah maka kualitas diri kita meningkat menjadi “Yang dicintai Allah.”
3. Mengingat Allah di dalam Hati, Lisan, dan Tindakan Sehari-hari
Mengingat Allah adalah kesadaran diri akan Allah, baik hati, ucapan, maupun tindakan. Apabila kita mengingat Allah maka seorang hamba akan mendapatkan ampunan dan ridha-Nya. Allah berfirman “..Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS Al-Ahzab: 35). Jadi dengan mengingat Allah hidup menjadi lurus dan selaras dalam kebaikan. Mengingat Allah dalam hati, lisan, dan perbuatan adalah bekal untuk masuk surga dan menapaki tingkatan-tingkatan di dalamnya.
4. Cinta kepada Allah membawa Cinta Kepada Seluruh Makhluk-Nya
Ridha kepada Allah membawa diri kita pada ridha selain-Nya, maksudnya diri kita merasa ridha bahwa apa pun yang ada di alam semesta ini di bawah ketentuan Allah. Inilah ketentraman jiwa yang diperoleh dari keridhaan kepada-Nya. Ketentraman inilah yang dimilki oleh orang yang beriman dengan ridha kepada-Nya.
5. Merenungkan Nama-nama dan Sifat-sifat Allah serta Berma’rifat terhadapNya
Hamba yang beriman adalah orang yang mengenal Allah melalui nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Kemudian dia membenarkan Allah dalam pergaulannya sehari-hari, ikhlas niat dan tujuannya, serta tidak berperilaku melainkan dengan budi pekerti yang luhur.
Hamba yang mengimani sifat-sifat Allah dan kesadaran diri akan kesempurnan-Nya adalah pembangkit bagi hati untuk cinta kepada-Nya. Hati pasti akan selalu cinta kepada yang dikenalnya dan terus rindu untuk selalu bersama-Nya.
6. Menyadari Kebaikan Allah dan Segala Kenikmatan dariNya
Sebagai hamba senantiasa diliputi oleh segala kebaikan dari Allah. Segala kenikmatan, kasih sayang, dan segala hak dapat memenuhi perasaannya. Tidak ada yang memberikan kenikmatan dan kebahagiaan di dunia ini kepada kita selain Allah. Semua yang ada di alam semesta ini, pasti semuanya dariNya. Dengan demikian, tidak ada yang layak untuk dicintai dengan segala ketulusan selain Allah.
7. Menyerahkan Diri Sepenuhnya Hanya kepada Allah
Maksud menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah adalah kekhusyukan hati, penyerahan diri sepenuhnya, kesadaran diri sangat butuh kepada-Nya, dan menjaga etika menghamba kepada-Nya. Semua definisi tersebut menunjukkan bahwa hati adalah sumber dari praktik khusyuk yang kemudian mendisiplinkan tubuh.
8. Bermunajat kepada Allah di Tengah Malam
Allah memberikan sanjungan bagi siapa saja yang lambungnya jauh dari tempat tidur untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah. Kita mendirikan shalat malam di mana shalat tersebut adalah seutama-utama shalat sunnah. Inilah praktik yang meningkatkan kualitas cinta kita kepada Allah. Kita bangun malam dan mendirikan shalat ketika orang-orang sedang terlelap tidur.
9. Bersahabat dengan Para Pecinta Allah
Disnilah Ibnu Al-Qayyim menjadikan interaksi dengan para pecinta Allah sebagai keniscayaan menuju cinta kepada Allah. Rasulullah bersabda “Allah berfirman, Cintaku menjadi keniscayaan bagi orang-orang yang mencintai-Ku. Cintaku menjadi keniscayaan bagi orang-orang yang mencintai-Ku. Cintaku menjadi keniscayaan bagi orang-orang yang mengunjungi-Ku.” (Hr. Ahmad).
Sesungguhnya cinta seorang muslim kepada saudaranya karena Allah adalah buah dari ketulusan iman dan budi pekerti yang luhur. Cinta tersebut dijaga oleh Allah dalam hati seorang hamba yang beriman, sehingga keimanan tersebut tidak melenceng ataupun melemah.
10. Menjauhi Segala Hal yang Dapat Melalaikan Hati
Jika kita ingin mencintai Allah, maka tidak ada pilihan bagi kita untuk senantiasa menjaga hati agar tetap bersih. Oleh karena itu mari menjaga hati dari segala sesuatu yang dapat melalaikan hati dengan senantiasa mengawasi dan membersihkan hati dari penyakit yang dapat membuatnya kotor.
Hati yang bersih adalah hati yang senantiasa menyadari bahwa Allah itu benar adanya, hari kiamat pasti kedatangannya, dan Allah pasti membangkitkan manusia dari kuburnya. Hati yang bersih adalah hati yang sehat. Sehatnya hati karena menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita termasuk hamba yang memiliki hati yang bersih.
Semoga kita dapat menjadi hamba yang memiliki kedudukan yang mulia di hadapan-Nya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu agar menuntun kami dapat senantiasa berada dalam jalan yang lurus, menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Mu, mengenal-Mu, dan mentauhidkan-Mu. Anugerahkanlah kepada kami cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintaimu, dan cinta untuk meningkatkan kualitas diri yang dapat mengantarkan kami kepada cinta-Mu. Aamiin
[dakwatuna]
---
Mencintai dan Dicintai Allah
Allah berfirman dalam Kitab Suci-Nya,
يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ -٥٤-
“Dia (Allah) Mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.” (Al-Ma’idah 54)
Penggalan ayat diatas adalah dua kata yang menggambarkan hubungan Allah dengan hamba-Nya secara sempurna.
Adapun Cinta Allah kepada hamba-Nya : adalah dengan melapangkan hatinya untuk menerima cahaya islam dan menguatkan hatinya dalam keimanan.
Adapun cinta hamba kepada Allah : adalah dengan taat dan patuh sepenuhnya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Cinta bukan hanya ucapan belaka. Cinta tak cukup dengan teriakan lantang untuk didengar semua orang. Cinta adalah ketaatan dan kepatuhan mutlak atas apa yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Semoga kita tergolong orang yang mencintai dan dicintai Allah swt.
---
Ciri-Ciri Seseorang Dicintai Allah dan Mencintai Allah
Banyak yang mengaku bahwa dirinya dicintai dan mencintai Allah, namun mereka menyadari atau tidak bahwa sesungguhnya Allah tidak mencintainya, bahkan murka padanya.
Salah satu contohnya adalah seseorang yang sering bermalas-malasan dan lalai melaksanakan kewajibannya kepada Allah.
Lalu bagaimanakah agar kita dapat mengetahui ciri-ciri seorang hamba yang dicintai dan mencinta Allah? Berikut ini ciri-ciri seorang manusia mencintai oleh Allah ta’ala, diantaranya:
1.Yang memiliki aqidah yang lurus kepada Allah ta’ala, serta tidak berbuat syirik:
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبّاً لله Artinya: “Dan orang-orang beriman sangat besar cintanya kepada Allah ta’ala” (QS Al-Baqarah: 165)
2. Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya,
3. Tidak mencintai seseorang atau sesuatu kecuali karena Allah
4. Dia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam neraka.
Dalil dari ketiga hal ini adalah:
“لا يجد طعم الإيمان إلا من كان فيه ثلاث أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله وأن يكره أن يرجع في الكفر بعد إذ أنقذه الله كما يكره أن يلقي في النار”
Artinya: “Tidak akan mendapatkan rasa kenikmatan iman kecuali bila terdapat dalam dirinya tiga perkara: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, Tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, Dan dia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam neraka”. (Muttafaq ‘Alaih).
5.Mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam ucapan, dan amalan.
6.Selalu ikhlas dan berusaha untuk ikhlas dalam ibadah dan ketaatan, dll.
Adapun cirri-ciri dicintai Allah, diantaranya:
1. Dikabulkan doanya dan dicintai oleh para makhluk Allah dibumi,
“Bila Allah mencintai seorang hamba maka Dia menyeru Jibril: Sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia, maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril menyeru penduduk langit: Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah ia, maka merekapun mencintainya, lalu ditentukan baginya sikap menerima (dan cinta dari penduduk) dibumi”. (HR Bukhari).
2. Selalu memberikannya taufiq dan rahmat untuk selalu terjauhkan dari fitnah dunia, harta dan ketenaran.
Qatadah bin Nu’man berkata: “Bila Allah mencintai seseorang maka Dia menghalanginya dari (fitnah) dunia”. (HR Al-Hakim).
3. Selalu bertaubat dan mensucikan diri dari dosa setiap kali terjatuh dalam dosa dan maksiat.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri”. (QS Al-Baqarah: 222)
4. Selalu diuji oleh Allah dengan berbagai musibah padahal ia adalah orang yang shalih dan selalu bersabar atas musibah tersebut.
Dalam hadis shahih: “Bila Allah mencintai suatu kaum maka Dia memberikan mereka ujian (dengan berbagai musibah)”. (HR Ahmad). Dll. Semoga kita adalah seorang hamba yang dicintai dan mencintai Allah, Aamiin.
[wahdah.or.id]
No comments:
Post a Comment