Melalui sambungan telepon, Raja Salman dan Presiden Donald Trump berbicara selama lebih dari satu jam. Keduanya membahas tentang upaya kontra-terorisme serta kerja sama militer dan ekonomi.
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah pembahasan tentang organisasi Ikhwanul Muslimin. Sumber dari petinggi Saudi menyebut bahwa ada keterkaitan antara pemimpin Al-Qaidah dengan organisasi yang didirikan Hassan al-Banna tersebut.
“Pada mulanya, Usamah bin Laden telah direkrut oleh organisasi itu,” kata sumber, sebagaimana dikutip situs Al-Arabiya,
Perlu diketahui, negara seperti Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab telah menunjuk Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Dalam hal ini, Amerika Serikat juga sedang membahas, apakah organisasi yang berkembang di Mesir itu akan dimasukkan ke dalam daftar teroris.
Dalam kesempatan lain, Trump juga berbicara dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Muhammad bin Zayed al-Nahyan mengenai Ikhwanul Muslimin. Mengutip kantor berita pemeritah, WAM, al-Nahyan menuding bahwa organisasi itu menyuarakan slogan-slogan dan ideologi palsu untuk menyembunyikan kejahatan mereka dengan menyebarkan kekacauan dan kehancuran.
Lebih lanjut, sumber itu mengatakan bahwa Arab Saudi akan memaksimalkan partisipasinya dalam perang melawan ISIS di Iraq dan Suriah bersama pasukan koalisi AS. Di sisi lain, Gedung Putih menyatakan bahwa Raja Salman dan Trump juga membahas tentang stabilitas kawasan, dalam hal ini menyangkut Iran.
Kedua negara berbagi pandangan tentang kebijakan Iran di kawasan. Sumber dari Saudi meminta Trump untuk menyetujui pandangannya terhadap Iran, di mana negara itu tengah melebarkan pengaruhnya di dunia Arab. Akan tetapi, Iran membantah pernyataan tersebut.
Gedung Putih mengatakan bahwa Trump mengusulkan pembentukan zona aman bagi para pengungsi di wilayah-wilayah konflik. Dalam hal ini, Saudi memberikan dukungan. “Raja Salman sepakat untuk mendukung zona aman di Suriah dan Yaman,” katanya.
Sumber: Al-Arabiya/ kiblat.net
No comments:
Post a Comment